Kemudian ada program Desa Digital. Program ini merupakan pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan teknologi digital dan internet dalam pengembangan potensi desa, pemasaran, dan percepatan akses serta pelayanan informasi.
Tidak kalah pentingnya, ada juga program Jabar Quick Respon (JQR). JQR merupakan kanal aduan masyarakat Jawa Barat sebagai solusi atau pertolongan pertama bagi permasalahan yang bersifat kemanusiaan dan darurat.
Hingga 312 hari bekerja (31 Juli 2019), JQR telah berhasil menerima 57.187 aduan, merespon 34.364 aduan serta berhasil menindak 404 aduan. Ini merupakan sebuah inovasi sebagai bentuk keseriusan pemerintah untuk melakukan pertolongan pertama bagi warga yang membutuhkan.
Adapun tujuh lingkup aduan JQR adalah sakit dan darurat kesehatan, putus akses pendidikan, kelaparan dan gizi buruk, rumah tidak layak huni yang mengancam jiwa, listrik darurat desa isolir, kebencanaan, dan jembatan darurat. Untuk mendukung program JQR ini, setidaknya telah memiliki kurang lebih 300 relawan. Hebatnya, melalui JQR ini Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, telah mendapat sebuah penghargaan sebagai Kepala Daerah Inovatif 2019 dari Koran Sindo.
Sekali lagi, itu hanyalah 3 program dari 14 program unggulan Ridwan Kamil hingga 100 hari kerja. Selain itu masih ada Lepas kader ulama untuk pendidikan ke Turki, Satu Desa Satu Hafidz (Sadhesa), Layad Rawat dan Public Safety Center (PSC) 119, Ngabring ka Sakola (Ngabaso, Kredit BJB Mesra, Jabar Saber Hoaks, One Pesantren One Product, Maghrib Mengaji, Street Library (Kolecer dan Candil), Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-cita (Sekoper Cinta), serta Aplikasi pariwisata Gurilaps.com.
Selanjutnya, bagaimana inovasi-inovasi yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sesudah 100 hari kerja Ridwan Kamil? Atau menjelang satu tahun?
Melalui media sosial Humas Jabar, kita sesungguhnya dapat melihat berbagai inovasi-inovasi yang sedang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Inovasi seolah tiada kata berhenti. Misalnya, baru-baru ini kita dapat melihat publikasi tentang semangat untuk meningkatkan pelayanan publik terkait dengan permasalahan birokrasi dan pembangunan.
Mengingat bahwa era ini adalah era digital, maka Pemerintahan Provinsi Jawa Barat pun telah merancang Jabar Digital Service (JDS). Sistem digitalisasi ini dirancang untuk memaksimalkan pelayanan publik yang serba digital dan online.
Selain urusannya dengan inovasi, maka Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga tidak kalah seriusnya dengan membangun semangat kolaborasi. Mengingat bahwa kolaborasi juga merupakan bagian dari visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, seperti yang sudah di sampaikan pada awal tulisan ini.
Untuk mewujudkan Satu Tahun Jabar Juara Lahir Batin, maka Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah membuat terobosan dengan sebutan Birokrasi 3.0. Dalam sebuah kesempatan, Ridwan Kamil menyampaikan bahwa Birokrasi 3.0 ini sangat berbeda dengan Birokrasi 1.0 yang membuat roda pemerintahan berjalan kaku. Sementara Birokrasi 2.0 yang sarat dengan penghargaan.