Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Presidenku (Harus) Pemersatu dan Pelopor Perubahan

2 Maret 2019   21:05 Diperbarui: 2 Maret 2019   21:13 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itulah alasannya mengapa presiden periode berikutnya harus menjadikan persatuan sebagai prioritas. Kalau dulu Gajah Mada mengikrarkan Sumpah Palapa, para pemuda dari berbagai daerah pada Kongres Pemuda II mengikrarkan Sumpah Pemuda, baiklah itu menjadi inspirasi. Kita kembali dengan sungguh-sungguh bersama mengikrarkan rasa persatuan dan kesatuan, sesuai amanah dari sila ketiga, Persatuan Indonesia.

Presiden terpilih harus lebih kreatif dan inovatif dalam menegakkan 4 pilar bangsa. Baik Pancasila sebagai ideologi negara, UUD 1945 konstitusi negara, terwujudnya masyarakat Bhineka Tunggal Ika, serta NKRI harga mati. 

Kedaulatan dan keutuhan bangsa ini, tidak mungkin bertahan kalau 4 pilar tersebut gagal dilestarikan sebagai konsensus. Jadi, peran presiden sebagai pemimpin bangsa harus mampu merangkul semuanya untuk senantiasa mendukung 4 pilar tersebut dan menghidupinya mulai dari lingkup yang kecil, keluarga, masyarakat dimana kita tinggal, hingga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kedua. Presiden sebagai pelopor perubahan. Kita adalah saksinya, bahwa perubahan tidak dapat ditolak atau dilawan. Dunia semakin hari semakin berubah. Bahkan perubahan menggelinding semakin cepat. Apa yang kita bisa lakukan? Kita harus berselancar dan mengikuti liukan gelombang perubahan tersebut dengan bijaksana, sehingga kita tidak terhempas oleh gelombang itu sendiri.

Kita bersama menyaksikan, banyaknya perusahaan yang gulung tikar karena tidak mampu bersaing di tengah perubahan. Berapa orang harus kehilangan perkerjaan karena efisiensi tenaga kerja karena kemajuan teknologi? Intinya. banyak yang ter-disruption. 

Dalam situasi yang demikian, kita butuh presiden sebagai pemimpin perubahan. Pemimpin yang mampu membuka pintu baru disaat satu pintu lain sedang tertutup. Pemimpin yang mampu mendorong berbagai regulasi untuk mendorong lahirnya generasi kreatif dan inovatif. Dengan demikian, kita pun tidak gentar menghadapi tantangan globalisasi maupun tantangan perubahan zaman tersebut.

Nah, dari kedua hal yang sudah saya utarakan di atas, menurut hemat saya, pasangan Jokowi -- Ma'ruf Amin adalah pasangan yang tepat untuk memimpin periode berikutnya. Kehadiran pasangan ini dengan pengalaman masing-masing akan mampu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan menjadi pelopor perubahan demi kemajuan negara yang kita cintai. Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun