Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menyongsong Industri 4.0 Melalui Banten Expo 2018

15 November 2018   19:46 Diperbarui: 16 November 2018   08:53 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : IG @BantenExpo2018

Kalau mendengar Banten, apa yang melintas dalam benak pembaca? Penulis yakin pembaca memiliki kesan dan pengalaman tersendiri tentang Banten.

Melalui catatan sejarah, kita tahu Banten adalah daerah penting di negeri ini. Bukan tanpa alasan kalau penjelajah samudera Belanda yang dipimpin oleh Cornelius de Houtman datang menuju Banten dan menginjakkan kakinya di sana tanggal 27 Juni 1596.

Kala itu, Banten tumbuh menjadi kota pelabuhan yang penting dan maju di Pulau Jawa. Hal itu cukup menjadi alasan kuat kehadiran para saudagar Belanda tersebut. Bahkan dapat dikatakan, Banten adalah pintu masuk bagi Belanda ke nusantara.

Tidak lama berselang setelah kehadiran Corenelius de Houtman di Banten, berdirilah kongsi dagang Belanda yang dikenal dengan VOC (1602). Praktik monopoli perdagangan merupakan kebijakan yang membuat jengkel penguasa setempat, Sultan Ageng Tirtayasa. Beliau akhirnya menentang VOC.

Walau akhirnya Sultan Ageng Tirtayasa takluk karena kelicikan VOC dengan politik devide et imperanya, tapi kita yakin bahwa dalam hatinya tidak ada kata tunduk kepada VOC. Nilai juang yang dikobarkan selalu menginspirasi perjuangan berikutnya. Bukan saja di Banten, tapi juga di luar daerah tersebut.

Itulah sekilas tentang Banten di era kolonialis. Sejatinya warga Banten harus terus mengenang jejak sejarah itu. Bung Karno pernah berkata "Jasmerah; jangan sekali-kali melupakan sejarah". Dengan sejarah kita memiliki pijakan melangkah ke depan. Dengan sejarah kita tidak jatuh ke "lubang" yang sama untuk kedua kalinya. Melalui sejarah, kita dapat mengetahui dari mana kita datang dan kendak kemana kita pergi.

Dengan begitu, sejarah harus tetap lestari. Secara khusus bagi generasi muda Banten, sejarah harus diwariskan. Sebab dengan sejarah, generasi muda tidak kehilangan identitas untuk membangun Banten yang lebih maju.

Kekayaan Banten

Sejak pemekaran melalui UU No. 23 Tahun 2000, Banten terus berbenah. Hingga kini, propinsi yang berpenduduk sekitar 12.448.160 jiwa ini, (data BPS 2017) telah memiliki 4 kabupaten yakni Kabupaten Pandeglang, Lebak, Tangerang, Serang serta 4 kota yakni Kota Tangerang, Serang, Cilegon, dan Tangerang Selatan.

Berbicara tentang SDA, Banten memiliki pertanian seperti padi dan palawija. Ada juga perkebunan karet, kelapa, cengkeh, lada, panilli, dan melinjo. Banten juga merupakan penghasil perikanan laut. Wajar saja, karena 75% daerah Banten itu dikelilingi oleh laut.

Selain itu, SDA Banten lainnya berasal dari pertambangan. Ada tambang emas di Cikotok, bijih besi di Cikurut, bahan semen di Anyer, belerang di Walantaka dan Padarincang, bahan Mika di Bojong, intan di Cibaliung, batubara di Gunung Kencana, Gunung Madur dan yang lainnya.

Tidak kalah penting dengan aset pariwisata, misalnya pantai Anyer dan Carita yang memesona. Bahkan pantai di Banten itu sangat panjang serta lautannya yang eksotis. Bagi siapa yang pernah merasakan keindahannya, tentu tidak akan berpikir dua kali untuk berkunjung kembali ke sana.

Sumber : www.bantenprov.go.id
Sumber : www.bantenprov.go.id
Sementara kalau berbicara tentang cagar alam, maka Banten memiliki Ujung Kulon. Kalau berbicara tentang cagar budaya, Banten memiliki peninggalan sejarah dan budaya dari kejayaan masa lalu. Selain itu, Banten memiliki kekayaan seni seperti seni bela diri (pencak silat), debus, rudad, umbruk, tari saman, tari topeng, tari cokek, dog-dog, palingtung, dan lojor.

Industri dan Pemerintahan Banten Masa Kini

Memasuki usianya yang ke-18  Propinsi Banten tidak lupa terus mengembangkan industri dan menata pemerintahan. Pertama, untuk urusan industri, Banten setidaknya sudah memiliki 1.682 perusahaan industri besar dan sedang (data BPS tahun 2014).

Dari delapan kabupaten dan kota di Banten, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kabupaten Serang adalah daerah yang mendominasi industri. Berdasarkan urutan, daerah tersebut memiliki 782, 559 dan 148 perusahaan industri besar dan sedang. Dari sejumlah industri tersebut, setidaknya telah mampu menyerap 487.782 jiwa tenaga kerja (berdasarkan data BPS tahun 2014).

Kedua untuk pemerintahan, Banten semakin terbuka dan transparan. Bahkan mudahnya masyarakat mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan. Baik yang berhubungan dengan layanan publik maupun tata kelola pemerintah.

Singkatnya, pembaca dapat mengetahui layanan publik Banten melalui aplikasi di website Pemprov Banten seperti ADMS, TEPRA, Dapodik Dasmen, Emutasi Siswa Provinsi Banten, PPDB 2018/2019 SMA/SMAK, Ehibahbansos, BKKBN, PPID, Info Mudik, eSP2D, SiRUP, YANKES, BantOS, LPSE, SIPEKA, Rekomtekairtanah, Geoportal, KPID, Peta BPBD, KIP Banten, KOMDAT report reviewer, Bakohumas dan Sildataru.

Sementara yang ingin mengetahui transparansi tata kelola pemerintahan, maka masyarakat dapat mengakses berbagai aplikasi yang telah disediakan oleh Pemprov Banten seperti SIMRAL, SIMPEG, SIPO, Sistem Kinerja Aparatur (SIKAP), ESpPD, siMAYA E-Office, EFORMAS, SINJAB, HELPDESK, Monitoring dan Reporting LPSE, SOP Online, E Statistik, Dalev APBN, E LHKPN, dan yang lainnya.

Banten Expo 2018 dan Harapannya

Nah, ini yang tidak kalah penting dari Banten. Tanggal 21-25 November 2018, Banten akan melakukan perhelatan akbar "Banten Expo dan Hajat Ageng 2018". Kegiatan ini akan diselenggarakan di alun-alun barat Kota Serang, Banten dengan menggunakan empat Zona yaitu Zona Ujung Kulon, Zona Surosowan, Zona Krakatau, dan Zona Kaibon.

Sumber : IG @BantenExpo2018
Sumber : IG @BantenExpo2018
Perhelatan akbar ini tentu merupakan pesta akbar masyarakat Banten. Berbagai kegiatan yang dapat disaksikan di sana seperti Pameran Pembangunan, Festival Budaya, Forum Bisnis, Program Ekonomi Kerakyatan, Festival Kuliner, Parade Musik dan Hiburan Rakyat.

Acara yang diselenggarakan Pemerintahan Provinsi Banten ini  ternyata mendapat dukungan dari banyak pihak seperti Kementerian Perdagangan RI, Kementerian Perindustrian RI, Kementerian Pariwisata RI, Kemenretian Koperasi dan UKM RI, Badan Koordinasi Penanaman Modal, Dewan Kerajinan Nasional Indonesia, serta Asperapi.

Sumber : IG @BantenExpo2018
Sumber : IG @BantenExpo2018
Bagi pemerintah dan masyarakat, pasca perhelatan akbar ini diharapkan mampu mendongkrak kemajuan Banten. Menyelaraskan diri dengan perubahan dan kemajuan teknologi digital dan internet yang semakin pesat. Terutama ketika dunia menyongsong era industri 4.0.

Dengan meminjam gagasan Rhenald Kasali di bukunya The Great Shifting, Setidaknya ada tiga gagasan fundamental dalam gelombang peralihan besar yang perlu disikapi : platform, perubahan perilaku kehidupan, dan pengaruhnya pada bisnis dan ekonomi. Dan semoga melalui Banten Expo 2018, gagasan itu dapat terwujud.

Referensi:

Kasali, Rhenald. 2018. The Great Shifting. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Banten Expo 2018

Serba Serbi Banten. (diakses 14/11/2018)

Statistik Provinsi Banten. (diakses 14/11/2018)

Sumber Daya Alam Provinsi Banten dari Kacamata Penilaian. (diakses 14/11/2018)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun