Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merajut Kembali Ke-Indonesia-an Kita

17 Agustus 2018   12:51 Diperbarui: 17 Agustus 2018   12:54 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesungguhnya negara kita sudah di mulai sejak dulu, sekarang tugas kita untuk merawatnya (Arief Widhiharto)

Begitulah penegasan Arief Widhiharto selaku pembina upacara pagi ini (17/8) di lapangan perumahan Taman Cibiru Lippo Cikarang Kabupaten Bekasi.

Pidato singkat yang di awali dengan rasa syukur atas peringatan proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia ke-73 sedang menyampaikan kepada warga bahwa negeri kita tidak lahir begitu saja. Ada proses sejarah yang panjang di baliknya.

dokpri
dokpri
Untuk itu, Arief Widhiarto yang juga merupakan Ketua RW 16 ini, mengingatkan kembali warga dengan sejarah bangsa kita dengan mengawali semangat Sultan Agung yang ingin mempersatukan Pulau Jawa di tahun 1600-an dengan melakukan penyerangan kepada VOC yang ada di Batavia.

Demikian pula dengan semangat para pahlawan dari berbagai daerah seperti Thomas Matulesy, SAM Ratulangi, I Gusti Ngurah Rai, Sisingamagaraja, Sultan Hasanuddin, Pangeran Antasari, dan yang lainnya.

Bahkan hingga dengan kebulatan tekad Hamengkubuwono IX untuk mengajak Yogjakarta untuk mendukung penuh Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Rentetan sejarah yang begitu panjang, sungguh sesuatu yang tidak terpisahkan dengan keberadaan NKRI saat ini. Bedanya, kalau dulu mereka berjuang secara fisik untuk negeri ini, sekarang kita harus melanjutkan dengan prestasi di berbagai bidang untuk mengisi kemerdekaan bangsa kita.

Kemudian, Arief Widhiharto juga tidak lupa mengajak warga untuk menghargai keragaman. Apalagi keragaman di negeri ini bukan sesuatu yang baru tetapi sudah ada sejak zaman kerajaan dulu.

Tentu hal itu dapat dibuktikan dengan semboyan keragaman yang kita kenal saat ini "Bhineka Tunggal Ika". Semboyan tersebut dapat kita temukan di sebuah kitab yang sudah ada sejak zaman dulu yaitu Kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular.

Di akhir pidatonya, Arief Widhiarto pengoleksi buku "History of Java" yang ditulis oleh Raffles ini mengajak warga memaknai tema peringatan HUT RI ke-73 RW 16 kali ini yaitu "Merajut Kembali Ke Indonesiaan Kita".

sumber : WA group warga
sumber : WA group warga
Bagi warga RW 16, upacara peringatan proklamasi kemerdekaan bukan sesuatu yang baru. Tahun sebelumnya juga sudah terlaksana. Tetapi semangat warga tidak pernah memudar. Sama halnya seperti hari ini.

Ratusan orangtua, remaja dan anak-anak sejak pagi sudah berkumpul di lapangan. Bapak-bapak yang didomimanasi dengan pakaian batik, sementara Ibu-ibu dengan pakaian berwarna merah dan putih memberi kesan semangat kebangsaan di sekitar lapangan yang ada di Taman Cibiru.

dokpri
dokpri
Warga yang turut mengambil tugas untuk pengibar bendera, pembaca teks proklamasi, pembaca Pembukaan UUD 1945, ajudan (pembawa teks Pancasila), pembaca doa, pemimpin upacara, pemimpin regu (per RT), protokol tidak kalah semangatnya untuk memberikan yang terbaik. Sehingga semua rangkaian acara berjalan hikmat dan lancar.

Setelah upacara selesai dilangsungkan, maka warga beramah tamah, berfoto bersama dan yang tidam pernah lupa untuk even kebersamaan mengucapkan ikrar.

sumber : dokumen warga (Marino Swandi)
sumber : dokumen warga (Marino Swandi)
Biasanya ketua RW akan bertanya, "Siapa Kita?" Kemudian warga menjawab, "Indonesia". Ketua RW kembali melontarkan "Pancasila?" warga menjawab "Jaya". Terakhir kali Ketua RW berkata, "NKRI?" lalu warga menjawab "Harga Mati".

Kemudian warga bubar dan menuju tempat pelaksanaan berbagai lomba 17-an.

Semoga saja dengan momen seperti ini dapat merekatkan persatuan dan persaudaraan, serta menghormati perbedaan di antara warga.

Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia.

Sumber : WA group warga
Sumber : WA group warga
Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun