Jujur, memasuki ruangan museum anatomi FK UKI itu, badanku pun mulai keringat dingin dan jantungku pun dag dig dug.
Belum beradaptasi dengan ruangan tersebut, tiba-tiba namaku sudah di panggil panitia ke depan. Artinya, saya harus memulai sesi ketiga dalam sebuah pelatihan menulis tepatnya dari pukul 14.00 WIB hingga 17.00 WIB.
Biasanya saya memberikan pelatihan menulis untuk anak-anak 'abege', sekarang bertemu dengan alumni yang sudah profesional di berbagai bidang pekerjaan masing-masing. Tentu semua peserta sudah memiliki pengalaman yang mungkin jauh lebih hebat dari pengalamanku.
![sumber : dokumen pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/07/04/20180630-160658-5b3ce7eb16835f01e9745292.jpg?t=o&v=770)
![sumber : dokumen pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/07/04/20180630-160702-5b3ce52fbde575722e07c472.jpg?t=o&v=770)
Sesungguhnya, saya belum siap disebut pelatih. Saya hanya ingin berbagi pengalaman selama kurang lebih empat tahun terakhir dalam menulis. Lebih tepatnya sih, sebut aja sebagai fasilitator.
Dalam hati saya berdoa, biarlah kehadiran saya di ruangan ini bisa jadi berkat. Hadir bukan untuk menambah teori tentang menulis. Sebab saya yakin, sejak di bangku sekolah peserta pelatihan pasti sudah sering mendapatkannya.
Harapanku melalui pelatihan ini, kami bisa bersama-sama saling tarik menarik untuk keluar dari zona malas nulis, zona tidak pede nulis, dan zona biasa menunda untuk menulis.
Untuk itu, sejak awal saya sudah memikirkan strategi yang tepat agar teman-teman di kelas pelatihan tertantang untuk menulis. Mengingat pengalamanku banyak berlatih dan membangun percaya diri dengan menulis di Kompasiana, maka saya sarankan kepada panitia agar semua peserta memiliki akun menulis di Kompasiana sehari sebelumnya.
Alhasil, ketika di kelas pelatihan, ternyata peserta pelatihan sudah punya akun masing-masing. Dengan begitu, menurutku praktek dan latihan menulis pun bisa berjalan lancar.
Sesudah selesai berbagi pengalaman, maka saya ajak setiap peserta untuk menulis dengan topik bebas. Atau, mungkin mau melanjutkan ide atau gagasan yang sudah mereka gali di sesi pertama dan kedua bersama pelatih yang lain. Kemudian kami pun buat kesepakatan untuk bisa menyelesaikan satu tulisan sekitar 500 kata dengan durasi waktu satu setengah jam.
Setelah satu setengah jam praktek menulis, saya mulai pandu peserta untuk melakukan "publish" di platform yang masih berada di bawah bendera Kompas Group tersebut.
Untuk menyemangati mereka, sebelumnya saya sudah menjanjikan kepada peserta pelatihan yang pertama sekali berhasil meluluhkan hati admin Kompasiana memberi label "Pilihan" akan mendapat sebuah buku dari saya. Dan ternyata, ada dua orang peserta yang hampir bersamaan dapat label pilihan. Seperti yang sudah dijanjikan peserta tersebut akan mendapatkan buku dari saya pribadi.
![sumber : dokumen pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/07/04/20180630-173107-5b3ce584ab12ae423117afe2.jpg?t=o&v=770)
Ternyata, hal itu pun sudah dipikirkan oleh Sie SDM PAKSU yang menyelenggarakan pelatihan ini. Bahkan sudah terbentuk sebuah group untuk mewadahi peserta pelatihan tersebut yaitu PAKSU Writer Club (PWC). Untungnya, saya juga ada di dalam group itu. Sehingga saya bisa melihat komitmen peserta dan berharap pula tetap bisa jadi "kompor" dan "provokator" bagi mereka.
Empat hari saya sudah ada di dalam group WA PWC, terlihat api yang berkobar-kobar, setiap peserta saling berbagi link tulisan terbaru dan info-info penting tentang kepenulisan. Dan momen yang paling indah ketika peserta diberikan label "Pilihan" dan "Artikel Utama" oleh admin.
Berharap saja group ini tetap eksis dan anggotanya tetap semangat berkarya. Sehingga bisa menjadi berkat bagi orang lain. Bisa menginspirasi, memotivasi dan berbagi pengalaman melalui tulisan.
Akhir kata, terimakasih Sie SDM PAKSU dan teman-teman peserta pelatihan.
Salam Literasi. Syalom.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI