Tahukah Anda provinsi terbahagia di Indonesia?
Dari sebuah informasi yang saya baca di sebuah media online (kumparan) bahwa berdasarkan Indeks Kebahagiaan 2017 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), Maluku Utara merupakan provinsi paling bahagia di Indonesia. Provinsi tersebut memilik Indeks Kebahagiaan dengan angka 75,68.
Selengkapnya yang termasuk kategori 10 provinsi di Indonesia yang memiliki Indeks Kebahagiaan tersebut seperti yang saya kutip dari sebuah infografis media sosial GNFI.
Bagi saya pribadi, keharmonisan keluarga adalah salah satu indikator kebahagiaan hidup seperti salah satu indikator di atas. Dengan keharmonisan keluarga tentu akan selalu terjaga nyala api kehangatan keluarga.
Untuk itu, bagaimana seharusnya kita menjaga keharmonisan keluarga? Tentu semua keluarga unik, tidak yang sama persis. Bagi sebagian keluarga, hal ini mungkin bisa jadi sebagai faktornya, tapi bagi keluarga yang lain justru yang itu menjadi faktor utamanya.
Tetapi menurut hemat penulis, faktor-faktor berikut adalah faktor pada umumnya yang perlu dikembangkan untuk menciptakan keharmonisan dalam keluarga.
Saling keterbukaan. Kalau istilah yang sering kami gunakan, terbuka ke dalam dan tertutup ke luar. Artinya apa saja seharusnya bebas kita sampaikan di dalam keluarga alias tidak perlu adavrahasia-rahasiaan. Curhatlah sepuasnya. Jangan sebaliknya, masalah yang seharusnya dibahas di keluarga malah dibahas di luar keluarga. Apalagi rahasia keluarga dibongkar dan dijadikan sebagai konsumsi publik. Ini bisa jadi masalah. Terutama zaman sekarang, masalah keluarga yang seharusnya privasi malah dengan mudahnya diumbar di media sosial. Untuk itu bicarakanlah segala sesuatu permasalahan keluarga di meja makan atau ruang tamu dengan penuh keterbukaan.
Saling pengertian. Setiap anggota keluarga tentu memiliki kekurangan, kelemahan dan kererbatasan masing-masing. Hendaknya keluarga bisa mengembangkan pengertian dan saling mendukung dan melengkapi satu dengan yang lainnya.
Saling menjaga kejujuran. Kejujuran adalah modal utama kita untuk bisa dipercaya. Hendaknya sikap ini dijaga, agar di dalam keluarga selalu terbangun atmosfir kepercayaan satu dengan yang lain. Untuk itu jangan pernah mencoba untuk menodai kejujuran dalam keluarga, sebab itu bisa menghilangkan rasa percaya, yang mungkin butuh pemulihan yang lebih lama.
Saling berkomunikasi. Jalinlah komunikasi sesering mungkin. Jikalau kesibukan masing-masing bisa menjadi penghalang, usakanlah komunikasi lebih berkealitas dan lebih dalam. Komunikasi yang didasari oleh keterbukaan, saling pengertian dan kejujuran akan jauh lebih dahsyat daripada sekedar basa-basi dan kepura-puraan. Tentu masalah strateginya, setiap keluarga memiliki khas masing-masing.
Saling memberi diri untuk kebersamaan. Sejatinya, dalam keluarga bahwa bersama jauh akan lebih baik daripada sendiri. Untuk itu, setiap keluarga harus menungkatkan waktu bersamanya. Mulai dari makan, menonton, ngobrol, dan masih banyak lagi. Lakukanlah hal itu dengan nuansa yang tidak formal.
Saling bekerjasama dalam mengerjakan sesuatu. Perlu diingat bahwa bekerja bersama acapkali bisa menjadi pintu masuknya untuk memperbanyak komunikasi dan memperdalam kepedulian. Maka setiap keluarga sudah seharusnya menjadikan hal ini menjadi gaya hidup keluarga.
Nah, itulah beberapa hal penting yang menjadi faktor penting dalam membangun keharmonisan keluarga demi terwujudnya kehangatan keluarga.Â
Sekarang giliran Anda juga menambahinya.
______
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H