Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Masih Adakah Bisnis Investasi yang Mudah, Murah dan Aman di "Zaman Now"?

5 November 2017   16:07 Diperbarui: 5 November 2017   16:53 1274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : materi nangkring BNP Paribas

Orang kaya menginventasikan uang dan menghabiskan sisanya. Orang miskin menghabiskan uang dan menginvestasikan sisanya. (Robert T. Kiyosaki)

Sesungguhnya siapa kita, akan ditentukan oleh keputusan dan pilihan kita. Termasuk dalam hal memutuskan pengalokasian uang kita, tentu akan menentukan bagaimana kehidupan kita di masa yang akan datang.

Apakah kita akan memberpesar aset atau liabilitas? Pilihan ini merupakan salah satu praktek dari pengalokasian uang yang dimaksudkan di atas.

Untuk lebih memahami, apakah yang dimaksud dengan aset dan liabilitas tersebut? silahkan saksikan video berikut!


Dalam video tersebut, Rangga (seorang dosen UGM, penulis dan vlogger) mengatakan bahwa aset adalah segala sesuatu yang menjadi sumber pemasukan yang menambah kekayaan. Sementara liabilitas merupakan sumber pengeluaran yang akan mengurangi kekayaan.

Jadi, bagaimana cara meningkatkan aset tersebut? Dalam video di atas sudah terjawab, yakni investasi. Investasi itu sendiri adalah setiap usaha yang dilakukan untuk meningkatkan akumulasi kekayaan.

Bersyukur bisa hadir pada acara nangkring yang diadakan oleh PT BNP Paribas Investment Partners dan Kompasiana (28/10) di Menteng - Jakarta, saya memahami jelas seluk beluk investasi tersebut.

Bukan itu saja, setidaknya saya bisa mengenali sebuah lembaga investasi yakni PT BNP Paribas, yang telah berpengalaman sekitar 25 tahun dalam mengelola keuangan serta berada dibawah naungan OJK.

Pemaparan tentang PT BNP Paribas sebagai Investment Partners pada kesempatan kali ini disampaikan langsung oleh presiden direktur PT BNP Paribas, Vivian Secakusuma.

Sumber : materi nangkring BNP Paribas
Sumber : materi nangkring BNP Paribas
Vivian menjelaskan bahwa PT BNP Paribas tersebut merupakan manajer investasi yang mengumpulkan dana masyarakat dan mengelolanya untuk diinvestasikan ke instrumen-instrumen investasi yang ada di pasar modal. Saat ini PT BNP Paribas telah menjadi perusahaan terbesar dibidangnya. Dimana hingga saat ini telah mengelola dana hingga 31.50 Triliun, memiliki 51 tenaga profesional serta memiliki 22 mitra distribusi seperti bank, sekuritas dan channel online.

Adapun tujuan kehadiran PT BNP Paribas adalah untuk membantu masyarakat berinvestasi dan mengelola dana dan memberikan hasil sebaik-baiknya. Dengan komitmen bahwa PT BNP Paribas bisa menjadi market leader, inovator pertama di Indonesia, serta menjadi educator dalam hal investasi.

Vivian juga menambahkan bahwa produk-produk PT BNP Paribas hingga saat ini sudah ada sekitar 15 jenis. Sementara dari segi kesadaran masyarakat dalam berinvestasi cenderung meningkat. Jika penduduk Indonesia 250 juta orang, maka investor reksadana sudah ada sekitar 400rb orang. Artinya bila dibandingkan tahun sebelumnya bahwa yang berinvestasi masih 350rb orang, berarti telah terjadi peningkatan dalam berinvestasi.

Kenapa Perlu Berinvestasi?

Sebagai narasumber yang kedua, Rangga Almahendra, memaparkan alasan perlunya berinvestasi. Diawali dengan sebuah data, bahwa 70% pensiunan di Indonesia akan mengalami ketergantungan hidup pada orang lain. Artinya 7 dari 10 orang yang pensiun tidak akan bisa mandiri. Tentu ini sangat memprihatinkan.

Untuk itu, Rangga pun memikirkan, apakah dia kelak berada pada posisi yang 70% atau 30%? Sementara jika melihat pengalamannya bahwa ada yang salah dalam kehidupannya sebelumnya, bahwa Rangga bekerja dari Senin-Jumat, sementara hari Sabtu-Minggu giliran menghabiskannya. Hal ini tentu tidak mungkin bisa mempersiapkan masa depan dengan baik.

Berdasarkan pengalaman tersebut, Akhirnya Rangga mulai berpikir bahwa hidupnya tidak mau layaknya seperti menimba air. Hingga dalam pikirannya muncul suatu pertanyaan, kenapa harus capek-capek menimba air terus menerus? Mengapa tidak mencoba membuat pompa air saja? Airnya kapan pun bisa mengalir tanpa harus capek menimbanya.

Untuk itu, Rangga memulai berinvestasi dengam berbagai cara. Mulai dari laundry hingga forex. Semua gagal. Disamping karena tingginya kompetisi, bisnis ini juga butuh perhatian khusus (harus total). Serta untuk bisnis forex sendiri ternyata butuh pengalaman khusus.

Hingga pada akhirnya Rangga berkesimpulan bahwa untuk investasi tersebut sebaiknya punya pengalaman. Untuk itu Rangga beranggapan tidak mungkin bisa berbisnis sendiri jikalau hingga saat ini memiliki banyak aktivitas.

Tetapi ketika bertemu dengan dengan seseorang dari manajer investasi, setidaknya Rangga beranggapan bahwa reksadana sepertinya menjadi bisnis yang lebih sesuai dengan dirinya.

Dengan bisnis ini, setidaknya Rangga hanya memikirkan dua hal. Pertama, bagaimana cara untuk mendapatkan uang untuk diinvestasikan. Kedua, bagaimana caranya agar yang uang diinvestasikan tersebut bisa dikembangkan. Sementara untuk hal yang kedua, tidak perlu repot memikirkannya, tinggal memberikannya kepada pihak yang telah berpengalaman di bidangnya, seperti manajer investasi berpengalaman tentu akan dapat lebih meyakinkan. Dengan begitu saya pun sedang memperbesar ember dan memperbanyak keran.

Tujuannya sebenarnya bukan semata-mata untuk mengejar kekayaan, tapi kemapanan. Artinya hidup mapan itu sendiri adalah bagaimana kehidupan kita agar stabil tidak bergantung pada orang lain.

Setidaknya menurut Rangga ada tiga hal sasaran kemapanan tersebut, yakni agar bisa membantu orang lain, memiliki dana darurat, dan memiliki kehidupan yang lebih nyaman dan tenang tanpa bergantung kepada orang lain.

Sesudah sembilan tahun berinvestasi pada Reksadana. Akhirnya Rangga sudah bisa menikmati hasilnya, dan tetap bisa mengerjakan tugas utamanya dan menjalankan passionnya.

Sementara itu Vivian menambahkan alasan berinvestasi. Inflasi adalah salah satu alasan berinvestasi. Untuk hal ini Vivian memberikan contoh sederhana. Misalnya sekarang kita bisa membeli air mineral seharga Rp.3000 atau Rp.5000, tetapi beberapa tahun kemudian belum tentu bisa membelinya seharga demikian,

Artinya dalam kehidupan finansial juga demikian. Kita harusnya mengembangkan aspek finansial melebihi inflasi. Untuk itu apa yang bisa dilakukan? Silahkan perhatikan tabel berikut.

Materi nangkring BNP Paribas-Kompasiana
Materi nangkring BNP Paribas-Kompasiana
Pada grafik tersebut terlihat garis merah menunjukkan inflasi, sementara garis hijau adalah deposito. Artinya, ketika uang kita ditempatkan pada deposito maka perkembangannya tidak jauh berbeda dengan inflasi. Dengan demikian, kita seharusnya menempatkan uang kita pada investasi yang benar-benar perkembangannya berada di atas inflasi. Jadi, kita harus mampu meningkatkan aset lebih daripada tingkat inflasi.

Strategi Memilih Investasi

Menurut Ibu Vivian, sebelum benar-benar memulai investasi, secara khusus di bidang reksanana, ada baiknya setiap orang memperhatikan lamanya pengalaman suatu manajer investasi. Disamping itu, manajer investasi harus benar-benar berada dibawah naungan OJK. Sehingga uang Anda tidak hilang atau dibawa kabur oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Perlu juga diwaspadai setiap manajer investasi yang memberikan banyak janji-janji yang tidak realistis, sebab sejatinya manajer investasi tidak mungkin memberikan iming-iming yang tidak rasional.

Dalam hal memilih investasi pun demikian, butuh strategi yang sesuai dengan diri masing-masing. Misalnya ekspektasi terhadap potensi return dan kesiapan menghadapi resiko.

Materi nangkring BNP Paribas-Kompasiana
Materi nangkring BNP Paribas-Kompasiana

Bagi yang tidak berani mengambil resiko, mungkin akan lebih memilih emas atau rumah sebagai investasi. Tapi sesunguhnya di reksadana pun ada pilihan yang kecil resiko, terutama seperti deposito. Biasanya hal seperti ini sering diambil oleh para pemula.

Sebenarnya, apa perbedaan berinvestasi dengan membeli emas atau rumah bila dibandingkan dengan reksadana? Vivian menjelaskan dengan gamblang, bahwa pertimbangan untuk memilih reksadana bisa dilihat dari segi fluktuasi harga, likuiditas, dan wanprestasi.

Disamping itu, ternyata reksadana memiliki berbagai kemudahan. Berikut Anda bisa melihat contoh dari kemudahan dari investasi Reksa Dana BNP Paribas tersebut.

Materi nangkring BNP Paribas-Kompasiana
Materi nangkring BNP Paribas-Kompasiana

Jadi sebenarnya tidak ada alasan lagi mengatakan bahwa untuk menjalankan investasi reksadana tersebut tidak ada waktu, harganya mahal, tidak aman dan ribet.

Sementara bagi yang ingin mencoba berinvestasi, Ada baiknya Anda terlebih dahulu membuat profil resiko serta menyesuaikan tujuan berinvestasi. Untuk itu Anda juga bisa mempelajari bagan berikut.

Materi nangkring BNP Paribas-Kompasiana
Materi nangkring BNP Paribas-Kompasiana

Nah, gimana? Segera pilih manajer investasi Anda. Dan selamat memulai langkah baru dalam berinvestasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun