Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Masih Adakah Bisnis Investasi yang Mudah, Murah dan Aman di "Zaman Now"?

5 November 2017   16:07 Diperbarui: 5 November 2017   16:53 1274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Materi nangkring BNP Paribas-Kompasiana

Adapun tujuan kehadiran PT BNP Paribas adalah untuk membantu masyarakat berinvestasi dan mengelola dana dan memberikan hasil sebaik-baiknya. Dengan komitmen bahwa PT BNP Paribas bisa menjadi market leader, inovator pertama di Indonesia, serta menjadi educator dalam hal investasi.

Vivian juga menambahkan bahwa produk-produk PT BNP Paribas hingga saat ini sudah ada sekitar 15 jenis. Sementara dari segi kesadaran masyarakat dalam berinvestasi cenderung meningkat. Jika penduduk Indonesia 250 juta orang, maka investor reksadana sudah ada sekitar 400rb orang. Artinya bila dibandingkan tahun sebelumnya bahwa yang berinvestasi masih 350rb orang, berarti telah terjadi peningkatan dalam berinvestasi.

Kenapa Perlu Berinvestasi?

Sebagai narasumber yang kedua, Rangga Almahendra, memaparkan alasan perlunya berinvestasi. Diawali dengan sebuah data, bahwa 70% pensiunan di Indonesia akan mengalami ketergantungan hidup pada orang lain. Artinya 7 dari 10 orang yang pensiun tidak akan bisa mandiri. Tentu ini sangat memprihatinkan.

Untuk itu, Rangga pun memikirkan, apakah dia kelak berada pada posisi yang 70% atau 30%? Sementara jika melihat pengalamannya bahwa ada yang salah dalam kehidupannya sebelumnya, bahwa Rangga bekerja dari Senin-Jumat, sementara hari Sabtu-Minggu giliran menghabiskannya. Hal ini tentu tidak mungkin bisa mempersiapkan masa depan dengan baik.

Berdasarkan pengalaman tersebut, Akhirnya Rangga mulai berpikir bahwa hidupnya tidak mau layaknya seperti menimba air. Hingga dalam pikirannya muncul suatu pertanyaan, kenapa harus capek-capek menimba air terus menerus? Mengapa tidak mencoba membuat pompa air saja? Airnya kapan pun bisa mengalir tanpa harus capek menimbanya.

Untuk itu, Rangga memulai berinvestasi dengam berbagai cara. Mulai dari laundry hingga forex. Semua gagal. Disamping karena tingginya kompetisi, bisnis ini juga butuh perhatian khusus (harus total). Serta untuk bisnis forex sendiri ternyata butuh pengalaman khusus.

Hingga pada akhirnya Rangga berkesimpulan bahwa untuk investasi tersebut sebaiknya punya pengalaman. Untuk itu Rangga beranggapan tidak mungkin bisa berbisnis sendiri jikalau hingga saat ini memiliki banyak aktivitas.

Tetapi ketika bertemu dengan dengan seseorang dari manajer investasi, setidaknya Rangga beranggapan bahwa reksadana sepertinya menjadi bisnis yang lebih sesuai dengan dirinya.

Dengan bisnis ini, setidaknya Rangga hanya memikirkan dua hal. Pertama, bagaimana cara untuk mendapatkan uang untuk diinvestasikan. Kedua, bagaimana caranya agar yang uang diinvestasikan tersebut bisa dikembangkan. Sementara untuk hal yang kedua, tidak perlu repot memikirkannya, tinggal memberikannya kepada pihak yang telah berpengalaman di bidangnya, seperti manajer investasi berpengalaman tentu akan dapat lebih meyakinkan. Dengan begitu saya pun sedang memperbesar ember dan memperbanyak keran.

Tujuannya sebenarnya bukan semata-mata untuk mengejar kekayaan, tapi kemapanan. Artinya hidup mapan itu sendiri adalah bagaimana kehidupan kita agar stabil tidak bergantung pada orang lain.

Setidaknya menurut Rangga ada tiga hal sasaran kemapanan tersebut, yakni agar bisa membantu orang lain, memiliki dana darurat, dan memiliki kehidupan yang lebih nyaman dan tenang tanpa bergantung kepada orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun