Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Money

71 Tahun Uang Nasional : Mari Cinta Rupiah

30 Oktober 2017   16:37 Diperbarui: 30 Oktober 2017   16:44 3232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah kamu jatuh cinta kepada seseorang? Bagaimana perasaanmu ketika kamu mengalami jatuh cinta? Terus, apa yang kamu lakukan untuk menunjukkan rasa cinta tersebut?

Saya yakin, cinta itu akan membuatmu memperhatikan seseorang lebih dari yang lainnya atau memperlakukannya secara spesial.

Untuk itu, kamu pun akan menunjukkan hal itu dalam sebuah tindakan nyata. Misalnya kamu akan memiliki sikap rela berkorban, melindungi dan mengayominya dengan setulus hati serta berusaha memberikan yang terbaik.

Nah, bagaimana pula kalau seseorang itu kita ganti dengan sesuatu. Misalnya kita ganti dengan rupiah. Apakah kamu mencintai rupiah, mata uang negara kita? Selanjutnya, bagaimana kamu menunjukkan rasa cintamu terhadap rupiah tersebut?

Sebenarnya banyak tindakan yang bisa kita lakukan sebagai wujud cinta rupiah.

Tentu analogi dari mencintai seseorang yang sudah disinggung di atas, bisa juga kita gunakan dalam hal cinta rupiah. Kalau dalam mencintai seseorang kita bisa tunjukkan dengan cara melindungi dan mengayomi yang kita cintai, maka dalam mencintai rupiah juga demikian halnya. Kita bisa tunjukkan dengan cara kita menghargai dan menyimpan rupiah.

Beruntungnya diriku sore ini, setelah selesai bekerja, ketika saya membuka smartphone, saya langsung menemukan sebuah tips berharga pada sebuah caption instagram dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Ternyata untuk menunjukkan cinta rupiah tersebut bisa kita lakukan dengan cara -cara berikut. Misalnya, tidak melipat uang yang kita miliki apalagi meremas-remasnya, tidak disteples, tidak dicoret-coret, tidak memegang uang ketika tangan masih basah.

Bagaimana? Kira-kira pernah melakukan tindakan-tindakan tersebut?

Jika kita mau menunjukkan cinta kita pada rupiah, stop! Berhentilah merusak uang yang ada ditangan kita. Terutama untuk uang nominal yang lebih kecil. Misalnya uang ribuan, rasanya kita sering memperlakukannya kurang adil. Kita sering sembarangan memperlakukannya, rasanya kurang menghargainya. Padahal uang dengan nominal yang lebih kecil dan nominal yang lebih besar, sama-sama rupiah toh?

Ngomong-ngomong, kalau kita sudah terlanjur memiliki kebiasaan kurang menghargai uang secara fisiknya. Ada cara merubah kebiasaan tersebut kog. Mau tahu?

Sejak 14 Agustus 2014, pemerintah, dalam hal ini pihak Bank Indonesia (BI) telah memperkenalkan sebuah gerakan yang kita kenal dengan Gerakan Nasional Nontunai (GNNT). Gerakan ini tentu akan membantu juga orang yang teledor dalam memperlakukan uang tunai. Dengan begitu kebiasaan untuk melipat atau meremas uang bisa terhindarkan.

Sebenarnya banyak orang menyalah artikan GNNT tersebut. Padahal gerakan tersebut adalah bagian dari cinta rupiah. Disamping yang sudah saya sebutkan di atas, ternyata melalui GNNT tersebut kita sedang diajarkan untuk menghargai uang sekecil apapun.

Mungkin dengan uang tunai, kita terkadang kesulitan untuk menerima kembalian, ujung-ujungnya kita di kasih permen lah. Padahal dengan menggunakan pembayaran non tunai, tentu hal-hal yang demikian bisa kita hindari. Kita tidak akan menjadi korban dari sebuah transaksi uang tunai.

Sebagai bagian dari  warga negara Indonesia, tentu cinta rupiah adalah bagian dari nasionalisme. Sebab rupiah itu adalah salah satu identitas bangsa kita. Artinya rasa nasionalisme itu bisa kita tunjukkan dengan hal-hal yang kecil yang demikian, tapi mendasar.

Bila bicara tentang nasionalisme, maka kita bisa kembali merekonstruksi sejarah, sebanarnya mengapa rupiah itu harus ada?

Bagi yang pernah duduk dibangku sekolah Sekolah Menengah Atas (SMA), tentu pernah belajar asal mula lahirnya rupiah. Hal itu tidak terlepas dengan banyaknya mata uang asing yang beredar di Indonesia pada awal kemerdekaan. Mulai dari mata uang Jepang, NICA dan yang lainnya. Maka untuk menyelamatkan inflasi yang semakin menjadi-jadi, maka pemerintah pun mengeluarkan rupiah (baca : Oeang Republik Indonesia atau ORI). Berharap inflasi segera cepat teratasi.

Kalau begitu, jika pendahulu kita telah berusaha menyelamatkan perekonomian bangsa dengan kehadiran ORI, maukah kita melanjutkan perjuangan mereka dengan cinta rupiah?

Selamat Hari Uang Nasional ke-71

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun