Menyesal...!
Satu kata yang pernah terbersit dalam benak ketika mulai aktif di Kompasiana. Ah..., seandainya dari dulu saya bergabung, mungkin saya sudah memiliki banyak cerita bersama Kompasiana.
Setelah saya mulai terjun di Kompasiana, ternyata banyak ilmu yang bisa ditimba, banyak pengalaman yang bisa digali, dan banyak kesempatan yang bisa digarap.
Tapi tidak apalah. Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali. Begitulah kalimat bijak yang sering digunakan orang yang terlambat untuk membela dirinya.
Sebelumnya, saya mau menginformasikan bahwa saya mulai bergabung di Kompasiana yakni sejak 29 April 2015. Itupun tidak langsung menulis. Baru saya benar-benar menulis sejak 12 Agustus 2015 dengan judul "Merencanakan Pendidikan Anak Sedini Mungkin, Merancang Masa Depan Anak Semaksimal Mungkin".
Ternyata, tulisan tersebut belum mampu menyentuh hati admin Kompasiana. Buktinya belum dapat label apapun. Hanya mampu membuka interaksi dengan dua orang kompasianer yaitu Hotdiana Nababan (kompasianer dari Medan) dan Casmudi (kompasianer dari Bali). Mereka waktu itu memberi nilai dan komentar pada tulisan saya. Hal itu menjadi spirit baru bagi saya untuk tetap semangat berkarya, menulis.
Memang hingga saat ini, saya belum banyak menulis. Tidak seproduktif yang lainnya. Semenjak bergabung, saya baru bisa menulis 152 kali hingga sekarang. Hanya dari sejumlah tulisan tersebut, admin telah memberikan 4 label headline dan 95 label highlight.
Berbicara tentang tulisan headline, pertama kali tulisan saya diberi label headline oleh admin, ternyata beda bangat rasanya. Puas campur bahagia, gitu loh! Ternyata tulisan saya sudah mampu menyentuh admin Kompasiana.
Bagi saya, headline bukanlah tujuan. Tapi setidaknya menjadi patron untuk mengukur kuliatas tulisan. Setidaknya dengan label headline tersebut, saya bisa mengerti sejauh mana perkembangan kemampuan menulis dan hal-hal apa lagi yang harus dibenahi.
Sesuatu yang Dirindukan
Setelah mulai menulis, perlahan saya baru tahu bahwa di Kompasiana ternyata kegiatannya bukan sekedar menulis di dashboard doang.
Lumayan banyak juga ternyata kegiatan yang bisa diikuti oleh kompasianer. Kegiatan-kegiatan tersebut pun dijamin bisa menambah wawasan dan pengetahuan, memperluas pertemanan, hingga meningkatkan keterampilan dan kompetensi diri dalam menulis.
Sejak bergabung hingga sekarang, saya lumayan aktif mengikuti berbagai kegiatan. Setidaknya, saya sudah pernah mengikuti 22 kali nangkring, 3 kali coverage, 1 kali visit, dan 4 kali mengikuti acara komunitas yang berada dibawah naungan Kompasiana seperti KPK, Ketapels dan KOMIK. Bahkan pernah dipercaya mengikuti liputan eksklusif di BCA bareng seorang kompasianer senior yakni Thamrin Sonata. Atau kami sering bilang istilahnya Duo TS.
Maklum sajalah....., rumah saya kan jauh di Cikarang. Kalau tidak berangkat lebih awal, bisa-bisa saya terjebak macet. Jadi wajar saja kalau di suatu waktu, Mas Raja (admin) pernah memberikan hadiah voucer sodexo buat saya karena menjadi peserta pertama di sebuah acara nangkring, tepatnya pada acara nangkring di Alam Sutera. Sepertinya ini bisa jadi usul juga, biar peserta nangkring berlomba hadir duluan. Hehe....
Oh ya, sekedar informasi, melalui acara nangkring pertama kali yang saya ikuti bahwa Mas Raja adalah admin Kompasiana yang pertama sekali saya kenal. Sementara untuk kompasianernya adalah Mas Firmansyah. Dua-duanya ketemu di PALYJA Pejompongan.
Tetapi lambat laun, saya mulai mengenal kompasianer lainnya. Ternyata berkenalan dengan kompasianer lainnya banyak manfaatnya. Mulai dari dapat informasi tentang dunia tulis menulis, bisa mendapatkan beragam pengalaman dan saling mengasah kemampuan menulis.
Itulah keseruan yang pernah saya rasakan di Kompasiana. Bahkan setiap waktu saya pun selalu merindukan Kompasiana dan kompasianer.
Salam. Nantikan cerita lain seputar pengalamanku di Kompasiana ya!