Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kekuatan Tekad

18 Oktober 2017   19:00 Diperbarui: 18 November 2017   02:50 787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak Gultom berpendapat bahwa ada baiknya membeli rumah sebelum dikaruania anak atau  selagi anak masih kecil. Masalahnya kalau anak sudah besar, biaya  kebutuhan juga makin meningkat dan kompleks. Alhasil rencana untuk membeli rumah bisa  saja selalu tertunda. Saya pun sependapat dengan pandangan tersebut.

Sembari  menyemangati saya, Pak Gultom pun menceritakan bahwa mereka telah  membeli rumah di sebuah perumahan yang ada di Bekasi Timur. Sambil menyerahkan sebuah brosur perumahan yang sudah mereka beli, Pak Gultom kemudian berkata, "Siapa tahu kalian juga mau beli, kita bisa  bertetangga nanti".

Saya mulai pelajari brosurnya, tidak disangka bahwa saya mulai tertarik dengan perumahan tersebut. Soalnya, lokasi perumahan tersebut ternyata tidak begitu jauh dari jalan tol. Hanya  butuh 5-10 menit saja. Disamping itu, jika saya membeli rumah di perumahan tersebut, ternyata akan mendekatkan saya dengan tempat pekerjaan di Cikarang. Hanya  butuh 30-40 menit saja. Lebih hemat waktu jika dibandingkan ketika saya berangkat kerja setiap hari dari Jakarta.

Selama diperjalanan pulang, pikiran saya mulai terprovokasi. Rasanya tak sabar untuk segera memiliki rumah di lokasi tersebut. Kemudian, saya dan istri pun mulai  serius membicarakannya dan merencanakan untuk menabung untuk mempersiapkan DP rumah. Sambil sesekali kami berkunjung ke kantor pemasaran perumahan tersebut untuk mencari berbagai informasi dan menyemangati diri.

Setelah dana terkumpul untuk DP rumah, kami pun  berangkat kembali mengunjungi kantor pemasaran perumahan tersebut sekaligus  melengkapi berkas-berkas yang dibutuhkan. Sambil berharap agar prosesnya cepat selesai.

Ternyata tidak butuh waktu lama. Berselang satu bulan kemudian, kami dipanggil untuk mengikuti proses akad kredit dengan pihak bank. Semua berjalan dengan lancar. Hati pun tenang sudah  memiliki rumah baru. Begitulah pengalaman pertama saya menjalani proses  KPR di tahun 2006.

Demikian juga ketika kami mencoba membeli rumah  kembali di tahun 2011 di Lippo Cikarang. Berhubung anak kami yang  pertama mulai bersekolah di sebuah sekolah yang ada daerah Lippo  Cikarang. Maka saya bertekad untuk mencoba KPR kembali dari sebuah bank. Ternyata, bank masih mempercayai kami untuk menggunakan layanannya untuk membeli rumah. Artinya tugas kami masih jauh lebih ringan. Kami hanya perlu mengusahakan DP rumah waktu itu, selebihnya pihak bank yang akan membayar lunas kepada penjual rumah tersebut. Tugas kami mencicilnya setiap bulan selama puluhan tahun.

Menurut  hemat saya, setelah dua kali membeli rumah melalui KPR, ternyata jauh meringankan kami dan menguntungkan. Mengapa saya sebut menguntungkan?  Walau bunga bank harus saya bayar setiap bulan selama puluhan tahun, jika saya hitung dengan harga rumah saat ini, ternyata jauh melebihi  jumlah bunga yang saya bayarkan kepada bank tersebut. Bahkan berdasarkan  informasi terakhir, harga rumah yang saya beli dengan cara KPR ternyata  sudah naik sekitar 300% dari harga dari pembelian awal. Jadi bagaimana mungkin saya mengatakan bahwa menggunakan KPR itu merugikan?

Maybank Solusi KPR Multi Pilihan

Apakah Anda sedang merencanakan pembelian rumah? Atau sedang bingung mencari pembiayaannya? Barangkali informasi ini bisa memberikan solusi bagi terwujudnya impian Anda untuk memiliki rumah.

Maybank adalah sebuah bank yang bersedia menjadi solusi untuk menyediakan layanan KPR bagi yang membutuhkan. Menariknya, dengan Maybank anda bisa memilih berbagai jenis KPR sesuai kebutuhan Anda. Adapun KPR yang dimaksud seperti berikut :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun