Sementara peran dari pihak swasta bisa mendorong minat baca melalui program Coorporate Social Responsibility (CSR)nya. Misalnya membantu pemberian buku-buku yang diperuntukkan bagi sekolah-sekolah dan masyarakat yang membutuhkan.
Tetapi yang jauh lebih penting, disamping peran pemerintah dan swasta tersebut, ternyata peran utama yang tidak bisa terlepas dalam usaha membangkitkan semangat gemar membaca bagi siswa yang masih bersekolah di sekolah dasar adalah peran guru dan orangtua. Kedua pihak tersebut harus mampu menunjukkan keteladanan. Memberikan contoh kepada anak melalui gaya hidup membaca. Guru dan orangtua tidak sekedar menyuruh anak membaca, tapi mentransfer gaya hidup gemar membaca tersebut kepada anak. Mengutip istilah yang digunakan oleh Ki Hajar Dewantara, menteri pengajaran yang pertama di negeri ini, maka guru dan orangtua harus menerapkan semboyan 'Ing Ngarso Sung Tulodo' atau harus menjadi teladan.
Guru di sekolah juga harus bisa menerapkan berbagai cara kreatif dan inovatif untuk mengajak murid gemar membaca. Membaca bukan hanya sebagai rutinitas, tapi menjadi sebuah proses yang dinamis. Atau anak-anak tidak hanya berhenti pada tahap membaca sebuah buku saja, tapi mereka harus diajak lebih lagi. Misalnya mampu menceritakan kembali tentang isi buku tersebut di depan kelas bahkan hingga mendiskusikannya. Selanjutnya, anak bisa juga menuliskan kembali tentang informasi atau pengetahuan yang diperoleh dari buku tersebut. Serta membuat kata-kata bijak dari hasil bacaan tersebut.
Sementara itu pihak sekolah harus selalu menata perpustakaan semenarik mungkin. Ruang perpustakaan tidak boleh monoton dan membosankan. Sehingga setiap siswa senang berkunjung ke ruang perpustakaan tersebut.
Bagaimana dengan peran orangtua? Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, orangtua harus menjadi teladan. Tapi tidak sebatas itu saja, orangtua pun harus lebih proaktif untuk memperkenalkan berbagai jenis buku yang disenangi anak-anak, lebih sering membawa mereka ke toko buku, perpustakaan umum dan pameran buku. Bahkan jika memungkinkan membuat proyek keluarga, misalnya membaca bersama secara rutin sekali seminggu serta diskusi seputar topik perbukuan. Saya yakin ini akan menjadi salah satu momen yang menarik dan penting dalam keluarga.
Sekali lagi harus kita ingat, bahwa masa anak-anak yang mengenyam sekolah dasar adalah sebuah kesempatan emas bagi orangtua untuk membimbing dan menanamkan semangat gemar membaca. Dan tugas kita berikutnya tentu akan jauh lebih ringan untuk mempertahankan konsistensi dan disiplin membaca hingga mereka beranjak pada jenjang berikutnya.
Berharap kehadiran anak-anak yang gemar membaca, kelak melahirkan generasi yang berwawasan dan berpengetahuan, memiliki semangat untuk mengembangkan pengetahuan, memiliki kemampuan analisis dan kritisi yang baik. Sehingga kita pun tidak gentar dengan masa depan negeri ini dan optimis bahwa negeri ini menjadi negeri yang maju dan berdiri sejajar dengan negara-negara maju lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H