Kedua, orang tua harus memiliki sikap demokratis dengan cara mendengar dan menerima pendapat dari setiap anggota keluarga. Tidak membeda-bedakan anak atas dasar prestasi dan perbedaan yang dimiliki. Serta berlaku adil, jujur dan menjadi teladan bagi semua anggota keluarga.
Ketiga,semua anggota keluargamenjaga kesehatan mental dan fisik. Mengatur pola makan yang sehat dan bergizi, serta menjaga kebersihan lingkugan. Tetapi jangan lupa menjaga kebaikan dan ketulusan hati.
Keempat,semua anggota keluarga harus memiliki cita-cita dan tujuan masa depan. Dengan demikian ada gairah untuk bekerja dengan sungguh-sungguh, belajar dengan tulus, serta saling mendukung cita-cita dan tujuan tersebut secara bersama-sama.
Kelima,mempersiapkan masa depan dengan mengatur keuangan keluarga dengan bijak. Mulai dari mencari incomeutama dan tambahan jika diperlukanhingga pada hal-hal yang berhubungan dengan pengaturan pengeluaran.
Jika saya simpulkan dari kelima poin diatas, maka untuk sejahteranya sebuah keluarga dalam sebuah masyarakat, kita harus menyentuh berbagai aspek. Diantara aspek tersebut adalah aspek fisik, mental, sosial dan ekonomi. Dan untuk mewujudkan keempat aspek tersebut, tidak terlepas dari perencanaan keuangan keluarga untuk meraih dan meraih cita-cita dan tujuan masa depan keluarga.
Berbicara tentang perencanaan keuangan keluarga, maka keluarga yang bijak dan cerdas secara finansial adalah keluarga yang mampu mengelolanya dengan baik. Mampu mengalokasikan dana yang diperoleh secara prioritas dengan mengetahui mana yang menjadi kebutuhan dan kewajiban yang didahulukan dan mana keinginan yang harus dibelakangkan.
Selanjutma keluarga yang memiliki konsep bahwa dana yang diperoleh harus disisihkan terlebih dahulu, atau tidak semua penghasilan tersebut dibelanjakan atau dihabiskan.
Kehadiran Bumiputera sendiri adalah merupakan lembaga yang hadir untuk membangun kesadaran tersebut. Menyadarkan untuk memprioritaskan dan menyisihkan penghasilan setiap keluarga. Menyadarkan masyarakat untuk mempersiapkan keuangan di masa yang akan datang, demi kesejahteraan keluarga melalui asuransi.
Nangkring Bersama Bumiputera
Sosialisasi akan pentingnya berasuransi, hingga saat ini masih diperlukan di masyarakat kita. Mengingat tingkat kesadaran berasuransi di Indonesia masih jauh dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Bahkan masih ada orang yang berasumsi negatif dengan asuransi. Menurut saya hal-hal ini perlu diluruskan.
Bumiputera sendiri melihat ini menjadi sebuah tantangan dan juga kesempatan. Tantangan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya asuransi dalam setiap keluarga. Kesempatan juga untuk mendukung tujuan negara untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan peduli dengan masa depan keluarganya.
Sebab dari awal pun kehadirannya pun, Bumiputera tersebut tidak terlepas akan perannya dalam membangun kesejahteraan para pendidik. Berdasarkan sejarah berdirinya, kehadiran Bumiputera tidak terlepas dari keprihatianannya kepada nasib guru bumiputera (pribumi) yang jauh dari sejahtera secara finansial. Maka atas prakarsa seorang guru sederhana, M. Ng. Dwidjosewojo menggagas pendirian perusahaan ini. Ia mencetuskan gagasannya pertama kali pada Kongres Budi Utomo, tahun 1910. Kemudian gagasan tersebut terealisasi menjadi badan usaha tahun 1912.