Anda tidak akan bisa lari dari tanggung jawab pada hari esok dengan menghindarinya pada hari ini (Abraham Lincoln)
Kalimat bijak di atas sedang mengingatkan dan mengajarkan kita, bahwa apa yang kita kerjakan hari ini adalah bagian dari tanggung jawab kita untuk hari esok. Dalam hal ini, orang bijak dan yang tidak bijak bedanya adalah cara memandang masa depan tersebut.
Perlu kita akui bahwa ‘siapa kita hari ini sangat ditentukan keputusan dan tindakan yang kita buat dimasa lalu, selanjutnya siapa kita besok ditentukan oleh keputusan dan tindakan yang kita ambil hari ini.’ Saya yakin semua sepakat dengan pernyataan tersebut. Bahkan kita juga pasti sepakat bahwa hari esok itu akan datang menghampiri kita.
Masalahnya, yakinkah kita bahwa hari esok akan lebih baik dari hari ini. Disitulah letak perbedaan orang bijak dengan yang tidak bijak dalam menyikapinya. Orang bijak dan cerdas akan memiliki sikap optimis menghadapinya karena sudah merencanakan dan mempersiapkan masa depan dengan baik. Sementara orang yang tidak bijak, akan semakin memperbesar kekuatiran, mempertebal pesimisnya karena memang enggan merencanakan dan mempersiapkan masa depannya.
Sebenarnya mengapa kita harus  merencanakan masa depan dengan baik? Salahkah kalau seseorang memiliki filosofi, biarlah hidup mengalir seperti air?
Semua orang tahu kalau hari esok adalah misteri, tidak seorang pun yang tahu yang akan terjadi. Untuk itulah perlu memaknai hari ini, merencanakan serta mempersiapkannya dengan baik. Sehingga kehidupan esok akan jauh lebih baik, lebih sehat, lebih bahagia dan tentu lebih sejahtera.
Ngomong-ngomong kalau ditanya, siapa yang ingin hidup dan keluarganya sejahtera? Saya yakin semua akan mengacungkan tangan. Sebab hidup sejahtera tentu merupakan impian dari semua pribadi dan keluarga. Bahkan negara dan pendiri bangsa ini juga mengakui hal tersebut sebagai tujuannya. Berharap dan berkomitmen agar seluruh masyarakatnya menikmati kesejahteraan. Karena kesejahteraan masyarakat merupakan kekuatan sebuah bangsa.
Sejenak kita bisa melihat kembali tujuan negara kita yang ada di Pembukaan UUD 1945 alinea keempat. Salah satu dari tujuan negara tersebut mengatakan komitmennya untuk memajukan kesejahteraan umum. Selengkapnya demikian, "….melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial". Karena negara dan pemerintah pun tahu kalau kekuatan bangsa ini tidak terlepas dari kesejahteraan setiap keluarga yang ada di masyarakatnya.
Tapi kenyataannya, tidak semua keluarga dan masyarakat menikmati kesejahteraan tersebut. Mengapa? Karena tidak semua memiliki perencanaan hidup yang baik serta membangun kualitas diri. Kenyataanya tidak semua pula masyarakat yang fokus pada hal-hal yang berkaitan dengan keluarga.
Mari Membangun Keluarga Sejahtera
Seperti yang sudah disampaikan di atas, untuk wujudkan bangsa yang kuat dan sejahtera, kita seharusnya membangun keluarga. Setidaknya ada beberapa tips yang ingin saya sampaikan dalam tulisan ini untuk membangun keluarga.
Pertama, masing-masing anggota keluarga harus rela dan bersedia mendukung kehidupan yang harmonis. Menerima setiap pendapat dan perbedaan yang ada di dalam keluarga. Saling mendukung peran dari setiap anggota keluarga sehingga pemenuhan hak dan tanggung jawabnya setiap orang terwujud.