Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Saatnya Pariwisata Kita Bangun dari Tidurnya

9 November 2016   10:41 Diperbarui: 12 Desember 2017   05:10 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://kerjanyata.id/portfolio/topik-khusus-pariwisata/

Kita harus bersyukur bahwa kita dilahirkan di negeri yang begitu melimpah hasil alamnya, panorama alam yang sangat indah, keberagaman masyarakat memberikan kekayaan budaya. Bahkan peninggalan purbakala dan bersejarah yang bernilai tinggi masih bisa kita saksikan hingga saat ini.

Pertanyaannya, sudahkah kita memanfaatkan dengan maksimal untuk kemajuan atau kesejahteraan masyarakat dan bangsa kita? Seberapa besar peran kita sebagai masyarakat Indonesia untuk mendukung dan melestarikan alam dan budaya bangsa? Pernahkah kita menyadari bahwa sejarah bangsa kita begitu berguna bagi masa depan kita? Pertanyaan tersebut harus kita jadikan sebagai refleksi pribadi sebagai masyarakat Indonesia.

Ketiga hal di atas, mulai dari keindahan dan kekayaan alam, budaya dan sejarah bangsa, seharusnya kita lebih bersungguh-sungguh menjadikannya sebagai potensi yang dapat memajukan bangsa demi memakmurkan rakyatnya. Keadaan demikian seharusnya dapat kita upayakan secara maksimal untuk menarik perhatian para turis-turis domestik maupun mancanegara. Dengan demikian sumber devisa negara lebih meningkat pada sektor pariwisata dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Sebenarnya, dunia pun sangat mengakui dan mengagumi keindahan alam dan budaya bangsa kita. Misalnya Bali adalah salah satu pulau paling terkenal bahkan sering diidentik dengan negara kita oleh bangsa asing. Dan tidak mengherankan jikalau pulau ini masuk peringkat ke-22 dalam 25 destinasi terbaik dunia versi USA News & World Report 2016-2017. Itu adalah sebuah kebanggaan yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Bukan itu saja, berharap itu semua menjadi inspirasi dan pendorong bagi daerah-daerah lain di Indonesia.

Disamping itu ada juga pengakuan World Heritage Committee (WHC) salah satu komite bentukan UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization). Komite tersebut bertugas menentukan tempat-tempat di dunia yang dianggap layak masuk ke dalam situs warisan dunia. Dan hingga saat ini, Indonesia sendiri telah memiliki 8 situs yang mendapatkan pengakuan dan masuk dalam kategori warisan dunia. 

Adapun kedelapan situs tersebut diantaranya, Kompleks Candi Borobudur (1991), Kompleks Candi Prambanan (1991), Situs Manusia Purba Sangiran (1996), Sistem Subak di Bali (2012), Taman Nasional Komodo (1991), Taman Nasional Ujung Kulon (1991), Taman Nasional Lorentz (1999), Warisan Hutan dan Hujan Tropis Sumatera (2004).

Sekali lagi, betapa bersyukurnya kita lahir, tinggal dan hidup di negeri ini. Bukan begitu? Akankah kita sia-siakan anugerah yang telah Tuhan berikan untuk bangsa kita?

Pariwisata di Era Jokowi-JK

Syukurlah bangsa kita sekarang semakin menyadari bahwa kita selama ini telah mengesampingkan sektor pariwisata sebagai salah satu sumber devisa negara yang potensial.  Padahal sektor ini mampu mendongkrak kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.  Untuk itulah, komitmen pemerintahan pada sektor ini harus ditempatkan sebagai sebagai sektor unggulan, selain infrastruktur, maritim, pangan, dan energi. Salah satu bukti nyata yang dilakukan pemerintah adalah ditinggatkannya anggaran untuk pengembangan pariwisata tersebut.

Pengembangan pariwisata sebenarnya bukan sesuatu yang berlebihan. Mengingat dalam Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No.50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025 jelas dituliskan visi visi pembangunan kepariwisataan nasional yakni terwujudnya Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat.

Di era Jokowi-JK, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata telah menetapkan target yang akan dicapai di tahun 2019 dalam sektor pariwisata, baik untuk target makro dan mikro.

 Target Makro:

  • Kontribusi Pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto nasional meningkat menjadi 8% di tahun 2019. Posisi tahun 2014 adalah 4%.
  • Devisa yang tercipta dari kunjungan wisman ditargetkan mencapai Rp. 240 triliun di tahun 2019. Posisi tahun 2014 adalah Rp. 120 triliun,
  • Penyerapan tenaga kerja mencapai 13 juta di tahun 2019. Posisi tahun 2014 adalah 11 juta tenaga kerja.

Target Mikro:

  • Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) meningkat menjadi 20 juta wisman di tahun 2019. Posisi tahun 2014 adalah 9 juta wisman,
  • Jumlah kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) meningkat menjadi 275 juta pergerakan. Posisi tahun 2014 adalah 250 juta pergerakan wisnus,
  • Peringkat 30 Daya Saing Pariwisata Dunia (TTCI) tahun 2019. Posisi tahun 2014 adalah peringkat 70.

Sumber tabel : http://www.kemenpar.go.id
Sumber tabel : http://www.kemenpar.go.id
Sebagai Komiten pemerintah, setidaknya pemerintah telah melakukan bukti nyata. Disamping telah mendukung pembuatan berbagai regulasi yang berkaitan dengan kepariwisataan, pemerintah juga menggencarkan pembangunan infrastruktur dan fasilitas-fasilitas pendukung, bahkan pemerintah juga telah menciptakan 10 destinasi unggulan baru. Bahkan diharapkan dukungan terhadap 10 destinasi pariwisata tersebut dapat mewujudkan komitmen Indonesia Sentris.

Adapun 10 daerah destinasi unggulan yang dimaksud adalah Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu dan Kota Tua Jakarta, Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Labuhan Bajo, Wakatobi, Morotai.

Sumber : https://kerjanyata.id/portfolio/topik-khusus-pariwisata/
Sumber : https://kerjanyata.id/portfolio/topik-khusus-pariwisata/
Bukan itu saja, komitmen pemerintah dalam memasarkan 10 destinasi unggulan tersebut, pemerintah pun menggelar berbagai kegiatan budaya dan olah raga di tingkat nasional serta proaktif berpromosi keluar negeri. Beberapa kegiatan yang dimaksudkan seperti partisipasi dalam Tourismus Borse Berlin, Arabian Travel Market di Dibai, kegiatan promosi di Paris, London dan New York, Tour de Ijen Banyuwangi, Festival Biak Wampasi, dan sebagainya.

Sumber : https://kerjanyata.id/portfolio/topik-khusus-pariwisata/
Sumber : https://kerjanyata.id/portfolio/topik-khusus-pariwisata/
Sebagai masyarakat kita berharap bahwa pariwisata kita benar-benar bangkit dari tidurnya. Dapat memajukan bangsa dan mensejahterakan rakyat. Sekarang pertanyaannya, apa yang menjadi kontribusi kita sebagai masyarakat atau warga negara?

Sumber Referensi :

http://www.kemenpar.go.id

https://kerjanyata.id/portfolio/topik-khusus-pariwisata/

http://www.triptrus.com/news/8-situs-warisan-dunia-di-indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun