Kita harus bersyukur bahwa kita dilahirkan di negeri yang begitu melimpah hasil alamnya, panorama alam yang sangat indah, keberagaman masyarakat memberikan kekayaan budaya. Bahkan peninggalan purbakala dan bersejarah yang bernilai tinggi masih bisa kita saksikan hingga saat ini.
Pertanyaannya, sudahkah kita memanfaatkan dengan maksimal untuk kemajuan atau kesejahteraan masyarakat dan bangsa kita? Seberapa besar peran kita sebagai masyarakat Indonesia untuk mendukung dan melestarikan alam dan budaya bangsa? Pernahkah kita menyadari bahwa sejarah bangsa kita begitu berguna bagi masa depan kita? Pertanyaan tersebut harus kita jadikan sebagai refleksi pribadi sebagai masyarakat Indonesia.
Ketiga hal di atas, mulai dari keindahan dan kekayaan alam, budaya dan sejarah bangsa, seharusnya kita lebih bersungguh-sungguh menjadikannya sebagai potensi yang dapat memajukan bangsa demi memakmurkan rakyatnya. Keadaan demikian seharusnya dapat kita upayakan secara maksimal untuk menarik perhatian para turis-turis domestik maupun mancanegara. Dengan demikian sumber devisa negara lebih meningkat pada sektor pariwisata dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Sebenarnya, dunia pun sangat mengakui dan mengagumi keindahan alam dan budaya bangsa kita. Misalnya Bali adalah salah satu pulau paling terkenal bahkan sering diidentik dengan negara kita oleh bangsa asing. Dan tidak mengherankan jikalau pulau ini masuk peringkat ke-22 dalam 25 destinasi terbaik dunia versi USA News & World Report 2016-2017. Itu adalah sebuah kebanggaan yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Bukan itu saja, berharap itu semua menjadi inspirasi dan pendorong bagi daerah-daerah lain di Indonesia.
Disamping itu ada juga pengakuan World Heritage Committee (WHC) salah satu komite bentukan UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization). Komite tersebut bertugas menentukan tempat-tempat di dunia yang dianggap layak masuk ke dalam situs warisan dunia. Dan hingga saat ini, Indonesia sendiri telah memiliki 8 situs yang mendapatkan pengakuan dan masuk dalam kategori warisan dunia.Â
Adapun kedelapan situs tersebut diantaranya, Kompleks Candi Borobudur (1991), Kompleks Candi Prambanan (1991), Situs Manusia Purba Sangiran (1996), Sistem Subak di Bali (2012), Taman Nasional Komodo (1991), Taman Nasional Ujung Kulon (1991), Taman Nasional Lorentz (1999), Warisan Hutan dan Hujan Tropis Sumatera (2004).
Sekali lagi, betapa bersyukurnya kita lahir, tinggal dan hidup di negeri ini. Bukan begitu? Akankah kita sia-siakan anugerah yang telah Tuhan berikan untuk bangsa kita?
Pariwisata di Era Jokowi-JK
Syukurlah bangsa kita sekarang semakin menyadari bahwa kita selama ini telah mengesampingkan sektor pariwisata sebagai salah satu sumber devisa negara yang potensial. Â Padahal sektor ini mampu mendongkrak kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Â Untuk itulah, komitmen pemerintahan pada sektor ini harus ditempatkan sebagai sebagai sektor unggulan, selain infrastruktur, maritim, pangan, dan energi. Salah satu bukti nyata yang dilakukan pemerintah adalah ditinggatkannya anggaran untuk pengembangan pariwisata tersebut.
Pengembangan pariwisata sebenarnya bukan sesuatu yang berlebihan. Mengingat dalam Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No.50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025 jelas dituliskan visi visi pembangunan kepariwisataan nasional yakni terwujudnya Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat.
Di era Jokowi-JK, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata telah menetapkan target yang akan dicapai di tahun 2019 dalam sektor pariwisata, baik untuk target makro dan mikro.
 Target Makro:
- Kontribusi Pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto nasional meningkat menjadi 8% di tahun 2019. Posisi tahun 2014 adalah 4%.
- Devisa yang tercipta dari kunjungan wisman ditargetkan mencapai Rp. 240 triliun di tahun 2019. Posisi tahun 2014 adalah Rp. 120 triliun,
- Penyerapan tenaga kerja mencapai 13 juta di tahun 2019. Posisi tahun 2014 adalah 11 juta tenaga kerja.
Target Mikro:
- Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) meningkat menjadi 20 juta wisman di tahun 2019. Posisi tahun 2014 adalah 9 juta wisman,
- Jumlah kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) meningkat menjadi 275 juta pergerakan. Posisi tahun 2014 adalah 250 juta pergerakan wisnus,
- Peringkat 30 Daya Saing Pariwisata Dunia (TTCI) tahun 2019. Posisi tahun 2014 adalah peringkat 70.
Adapun 10 daerah destinasi unggulan yang dimaksud adalah Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu dan Kota Tua Jakarta, Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Labuhan Bajo, Wakatobi, Morotai.
Sumber Referensi :
https://kerjanyata.id/portfolio/topik-khusus-pariwisata/
http://www.triptrus.com/news/8-situs-warisan-dunia-di-indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H