Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pembangunan Infrastruktur Menuju Indonesia Sentris

3 November 2016   15:19 Diperbarui: 4 November 2016   08:58 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo saat meninjau pembangunan Tol Trans Sumatera di Sabah Balau, Lampung Selatan, Kamis (11/2/2016). Sumber : lampung.tribunnews.com

Sejak merdeka, bangsa ini telah menetapkan cita-cita negara. Hal itu tertulis jelas di dalam Pembukaan UUD 1945 alinea kedua, yakni ingin mewujudkan masyarakat yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Tetapi hingga memasuki usia kemerdekaan ke-71, ternyata cita-cita tersebut belum berhasil diwujudkan sepenuhnya.

Di awal pemerintahan Jokowi-JK yakni 20 Oktober 2014, walaupun sebelumnya sudah ada kemajuan, namun persoalan ketidakadilan dan belum meratanya pembangunan masih merupakan fakta yang tak terbantahkan. Fakta tersebut dapat dilihat dari berbagai proyek pembangunan fisik yang terpusat di pulau Jawa atau sering kita dengar istilah pembangunan Jawa-sentris.

Dengan kondisi yang demikian, Presiden Jokowi bertekad untuk mengakhiri orientasi Jawa-sentris dan menggantinya dengan Indonesia-sentris. Komitmen tersebut pertama kali dikemukakan bertepatan dengan Hari Pahlawan 10 November 2015 lalu di Surabaya.

Hal tersebut sebenarnya sangat sesuai dengan Visi-Misi Nawacita, khusus  pada salah satu butirnya.  Bahwa pemerintah memiliki komitmen untuk membangun Indonesia dari pinggiran. Bahkan pemerintah pun sudah berupaya besar-besaran guna meningkatkan produktivitas, daya saing, dan kesejahteraan masyarakat di luar Jawa melalui berbagai program pembangunan.

Sumber : kominfo.go.id
Sumber : kominfo.go.id
Wujud dari pembangunan tersebut salah satunya adalah melalui pembangunan infrastruktur, baik jalan raya, rel kereta api, pelabuhan laut, bandar udara hingga pasar. Harapannya, ketika semua itu sudah rampung, jarak dan ketimpangan antara Indonesia Barat dan Indonesia Timur, semakin dekat. Sehingga kemajuan bersama dapat lebih cepat terwujud. Sesuai dengan cita-cita bangsa yang telah disebutkan di awal.

Belajar Dari Negara Maju

Ketika menyaksikan sebuah tayangan televisi swasta (Berita Satu TV) yang sudah diunggah di youtube, betapa kita disadarkan bahwa bangsa kita sangat tertinggal bila dibandingkan dengan negara-negara lain dalam urusan infrastruktur. Disaat negara lain semakin serius membangun infrastruktur, di negeri kita masih ada saja oknum dan kelompok tertentu yang memperkaya diri dengan mengorbankan kepentingan umum dan merugikan negara melalui praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).


Dalam tayangan berdurasi lima menit tersebut, dipaparkan bahwa setidaknya ada 7 negara yang paling tinggi dalam mengalokasikan dananya untuk pembangunan infrastruktur. Berdasarkan urutannya, Tiongkok berada pada urutan yang pertama yang menginvestasikan dana terbesar untuk pembangunan berbagai infrastruktur di negerinya. Adapun dana yang mereka gelontorkan mencapai 157 Milyar US$, disusul oleh negara Amerika Serikat (US$ 93,2 Milyar), Jepang (US$ 53,6 milyar), Prancis (US$ 25,6 Milyar), Australia (US$ 23,69 Milyar), Rusia (US$ 21,7 Milyar), dan Jerman (US$ 20,2 milyar).

Bagi negara-negara tersebut, bahwa penggelontoran dana yang begitu fantastis untuk mendukung pembangunan infrastruktur sangat berpengaruh positif untuk pertumbuhan ekonomi dan kemajuan bangsanya. Ini bukan tanpa perhitungan dan kalkulasi yang matang. Bahkan keputusan tersebut adalah sebuah keputusan penting dan pilihan tepat demi kemajuan bangsanya.

Bagaimana dengan pembangunan infrastruktur di Indonesia?

Harus diakui bahwa pembangunan infrastruktur di Indonesia selama ini jauh tertinggal. Berdasarkan World Economic Forum, Indonesia menempati urutan ke-82 dari 142 negara yang memiliki kualitas infrastruktur baik. Ini artinya, bahwa selama ini bangsa kita belum menganggap pembangunan infrastruktur tersebut menjadi sebuah yang prioritas yang harus di kedepankan.

Untuk itulah pemerintahan Jokowi-JK benar-benar menganggap bahwa pembangunan infrastruktur menjadi prioritas dan harus cepat dilaksanakan. Bahkan pemerintah telah mengerahkan dana secara besar-besaran untuk mengejar ketertinggalan bangsa kita dalam hal infrastruktur. Kalau tahun 2014 anggaran pembangunan infrastruktur mencapai Rp. 138 Triliun, tahun 2015 berada pada angka Rp. 213 Triliun, maka tahun 2016 ini jauh lebih besar lagi yakni mencapai Rp. 313,5 Triliun.

Pemerintah sendiri melalui Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) telah menetapkan 30 proyek infrastruktur di berbagai daerah yang akan dikejar pembangunannya selama tahun 2016.  Proyek tersebut telah dimasukkan ke dalam Peraturan Menko Perekonomian No. 12 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyiapan Infrastruktur Prioritas. Dan kemudian diperkuat dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional.

Adapun proyek-proyek yang dimaksudkan meliput :

  1. Air dan Sanitasi seperti Pengolahan Limbah Jakarta, Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Semarang Barat, dan Natinal Capital Integrated Development(NCICD) Fase A.
  2. Kilang seperti Kilang Minyak Bontang, Kilang Minyak Tuban, dan Revitalisasi Kilang Minyak Eksisting (RDMP)
  3. Ketenagalistrikan seperti High Voltace Direct Current(HVDC), PLTU Mulut Tambang, Transmisi Sumatra 500 KV, Central – West Jawa Transmission Line 500KV, PLTU Indramayu, PLTU Batang/ Central Java Power Plan, Water To Energy.
  4. Pelabuhan seperti Pelabuhan Internasional Hub Kuala Tanjung, Pelabuhan Internasional Hub. Butung, Pelabuhan di Jawa Barat Bagian Utara, Inland Waterways/Cikarang-Bekasi-Laut Jawa (CBL).
  5. Jalan dan Jembatan seperti Jalan Tol Serang – Panimbang, Jalan Tol Manado – Bitung, Jalan Tol Balikpapan – Samarinda, 8 Ruas Jalan Tol Trans Sumatra,.
  6. Transportasi Perkotaan seperti MRT Jakarta (Jalur Selatan – Utara), LRT Jakarta, Bogor, Depok, Bekas, dan LRT Palembang.
  7. Kereta Api seperti Kereta Api Ekspres Shia, Kereta Api Makassar – Parepare, Kereta Api Kalimantan Timur.
  8. Teknologi Informasi seperti Palapa Ring.

Sumber : www.rumahku.com
Sumber : www.rumahku.com

Arti Penting Pembangunan Infrastruktur

Pernahkah Anda bayangkan atau mungkin merasakan tinggal di daerah yang minim dan terbatas infrastrukturnya? Saya pernah tinggal di desa yang demikian. Listrik tidak ada. Alhasil kalau mau belajar harus menggunakan lampu sumbu. Belum lagi kalau mau ke pasar, hanya bisa dilakukan sekali seminggu, karena angkutan baru ada pada hari Rabu saja.

Kalau kita jelajahi negeri ini, kehidupan yang pernah saya alami 30 tahun lalu pun ternyata masih banyak kita temukan di masa sekarang. Ironis memang. Disaat perkembangan teknologi semakin canggih, ternyata masih banyak orang yang masih mengalami minim dan keterbatasan infrastruktur. Penerangan (listrik) belum ada. Akses ke kota sulit, padahal hasil alam melimpah. Bagaimana mungkin bisa meningkatkan pendapatan masyarakat desa? Bagaimana mungkin kita bisa meningkatkan daya saing dengan bangsa lain, bersaing dengan daerah lain pun belum tentu bisa?

Sesungguhnya kita tidak dapat menyangkal arti penting infrastruktur bagi bangsa kita. Sebagai negara kepulauan konsep pembangunan infrastruktur yang komprehensif dan terintegrasi merupakan sebuah keniscayaan. Betapa tidak? Minimnya infrastruktur tentu akan menghambat konektivitas antar daerah juga.

Dengan sarana transportasi dan infrastrukturnya yang minim akan berdampak terhadap tertutupnya sebuah masyarakat dengan pihak luar. Sementara interaksi satu masyarakat dengan masyarakat lain itu begitu penting untuk kemajuan.

Disamping itu, pulau-pulau yang ada di negeri ini memiliki potensi dan hasil alam yang berbeda. Dengan demikian, adakalanya setiap daerah atau masyarakatnya membutuhkan sesuatu yang justru ada di daerah lain. Bahkan adakalanya juga masyarakat satu daerah ingin menikmati kekayaan panorama alam di daerah. Untuk itu kita butuh dukungan infrastruktur seperti bandara, pelabuhan, dan sarana transportasi pendukung.

Keyakinan saya, bahwa bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki infrastruktur yang memadai untuk melakukan mobilitas antar daerah, meningkatkan pendapatan masyarakatnya, serta meningkatkan daya saing.

Pemerintahan Jokowi-JK telah menangkap sinyal ini. Bahkan dana dan daya pun telah diprioritaskan. Tentu ini adalah sebuah harapan baru bagi bangsa dan masyarakat kita. Ini demi seluruh masyarakat merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya, mengalami kebangkitan rasa kebangsaan, meningkatkan persatuan antar daerah, serta masyarakat memiliki kesempatan mengisi kemerdekaan sesuai peran masing-masing tentu dengan dukungan infrastruktur yang maksimal.

Untuk itu masyarakat perlu mendukung program-program yang sedang dikerjakan pemerintah, bekerja bahu membahu. Tetapi tetap juga butuh dukungan dari rakyat untuk tetap mengawasi dan mengontrol proyek-proyek tersebut, sehingga apa yang diharapkan pemerintah bisa terlaksana dengan baik. Sehingga impian menciptakan pembangunan Indonesia Sentris bisa dicapai secepatnya.

Salam Indonesia Maju!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun