Mataku pun tertuju ke salah satu sudut media online (kompas.com). Di sana ada sebuah judul yang menarik niatku untuk membaca. “Kisah Dewi Suryana : Dari Keluarga Sederhana, Lulus Memuaskan di Singapura”.
Kepintaran dan talentanya ini sebanarnya sudah terlihat sejak SMP. Ia pernah mewakili Indonesia di dua lomba sains internasional yakni di International Junior Science Olympiad (IJSO) di Baku, Azerbaijan, tahun 2009 dan International Chemistry Olympiad (ICHO) di Washington DC, Amerika Serikat, tahun 2012. Masing-masing meraih prestasi, memperoleh medali perak.
Pada intinya, pesan yang mau disampaikan dalam berita tersebut, bahwa (30/6/2016 ) lalu Dewi Suryana telah menorehkan sejarah baru, dia meraih predikat terbaik First Class Honours dari jurusan Teknik Material Nanyang Technological University (NTU) Singapura. Prestasi ini tidak main-main mengingat hanya lima persen mahasiswa yang berhasil lulus dengan predikat prestisius itu. Dan itu diperolehnya dalam tiga tahun.
Sebenarnya, kalau kita mau buat deretan nama-nama orang Indonesia yang berprestasi di dunia internasional, tentu halaman blog ini tidak akan mampu menampungnya. Kita sering berdecak kagum ketika melihat dan mendengarnya diberbagai media. Sebagai Bangsa Indonesia patut bangga. Kita ternyata tidak hanya bisa jadi bangsa penonton, tetap sering juga menjadi tontonan bangsa asing. Bahkan mereka pun terkagum-kagum melihatnya.
Tetapi kita sering miris melihat kenyataannya diantara mereka banyak lebih memilih berkarir dan berkarya di negara lain. Tentu banyak faktor yang menjadi alasannya. Ini terkadang bukan hanya semata bicara nasionalisme, tetapi terkadang bicara tentang potensi yang mereka miliki ternyata lebih berkembang dan terakomodasi dan bahkan dihargai di negeri orang daripada di negeri sendiri.
Ini tentu menjadi evaluasi bagi bangsa kita.
Bonus Demografi
Apa sih bonus demografi tersebut? Tentu banyak yang bertanya-tanya. Bonus demografi tersebut merupakan istilah kependudukan dimana tinggi jumlah angkatan kerja atau penduduk yang produktif bila dibandingkan dengan yang tidak produktif.
Indonesia adalah salah satu negara yang diprediksi akan mendapatkan bonus demografi atau ledakan penduduk usia produktif (15-64 tahun) dalam rentang tahun 2020-2030 mendatang. Bahkan jumlah usia produktif diperkirakan akan mencapai angka 70 persen dibandingkan dengan usia tidak produktif yang hanya sekitar 30 persen.