Ketua KPK, Busyro Muqoddas sedang memperagakan aksi akrobatik. Kali ini akrobatik mantan Ketua Komisi Yudisial itu terkait wacana yang ia umbar. Pertama soal, tersangka baru kasus wisma atlet. Kedua soal gaya hidup hedon anggota DPR sebagai pemicu syahwat korupsi. Ya, Busyro sedang melakukan akrobatik bicara yang membuat telinga publik, pejabat publik, terutama DPR terganggu sekaligus ingin mencari tahu lebih:”Siapa gerangan yang dimaksud Busyro” dan “Apa mau-maunya Busyro.”
Berawal dari pernyataan dia tentang kemungkinan adanya tersangka baru dalam pusaran korupsi pembangunan WIsma Atlet, Busyro melayangkan pernyataan yang menimbulkan tanda tanya publik. “Siapa gerangan tersangka yang dimaksud Busyro?”
“Masih rahasia,” begitu ia menjawab pertanyaan wartawan yang mengerubuti dia di Kantor Komisi Yudisial beberapa waktu lalu, terkait tersangka baru yang dimaksud. Selang sehari, selubung gelap itu ia mulai buka. “Politisi senayan,” demikian ia memberi rambu-rambu.
Busyro tak berhenti di situ saja. Ia tambahkan lagi, “Soal dari partai mananya, ya bisa biru, kuning, merah dan lain-lainnya itu.”
Seperti petir di siang bolong, senayan pun mulai terusik. Siapa gerangan yang dimaksud pimpinan lembaga anti suap itu? Spekulasi pun mulai bermunculan. Tapi yang pasti, Busyro sampai saat ini atau KPK belum menetapkan dan mengumumkan secara resmi siapa tersangka yang dimaksud.
Tak berhenti di situ saja, Busyro lagi-lagi obral bicara saat mengeritik gaya hidup anggota DPR yang serba mewah dan hedonistis sebagai biang keinginan melakukan penggarongan APBN alias korupsi.
Tak urung, reaksi dari senayan pun pedas. BUsyro diminta tak banyak bicara, tapi konsentrasi bekerja memberantas korupsi. “FOkus kerja sajalah, tidak usah mengumbar kata di mana-mana,” sebut Ketua DPR Marzuki Ali. Ketua Komisi III Beny Harman pun angkat bicara. “Pernyataan Busyro itu buka ruang untuk negosiasi dengan DPR. Dan DPR tidak mau negosiasi. Tetap, ya tetapkan saja,” ujar Benny.
Publik pun jadi bertanya-tanya. Apa mau-maunya Busyro dengan langkah akrobatik seperti ini? Di balik kekalemannya, ia tampak garang. Sekalinya bicara, bingin panas telinga DPR. Soal tersangka pun, ia irit memberi informasi. Kecurigaan pun bermunculan. Apakah Busyro sedang membuka panggung untuk suatu jabatan publik yang lebih besar? Atau Busyro sedang mengecek kondisi lapangan, terkait elektabilitas dia sebagai Ketua KPK, yang sudah dinilai publik sarat dengan intevensi politik?
Sebagai pejabat publik, Busyro tak perlu melakukan langkah akrobatik seperti ini. Publik meminta Busyro bekerja memberantas korupsi. Kalau adatersangka baru, umumkan saja, tidak perlu dengan gaya pendekar mabuk, ya hanya menyentil, ke kiri dan ke kanan. Gaya akrobatik bisa saja membuat kita kelihatan gagah, tetapi juga bisa menjadi bumerang. Jangan lebai ah Pak Busyro. Hehehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H