Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Atas Nama Solidaritas, Malam Tahun Baru di Malaysia Tanpa Kembang Api

2 Januari 2023   11:55 Diperbarui: 2 Januari 2023   12:58 1195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam tahun baru tanpa kembang api yang tetap bermakna.

TAHUN BARU 2023 di Malaysia, sangat berbeda dengan perayaan tahun-tahun baru sebelumnya. Pada malam tahun baru kemarin, tidak ada bunyi dentuman dan percikan bunga api di langit Negeri Jiran itu. Prosesi Count Down sebagai petanda pergantian tahun ditandai dengan permainan lampu di menara kembar Petronas yang familiar dengan sebutan Kuala Lumpur City Center (KLCC).

Masyarakat Malaysia cukup taat dengan pemerintahnya yang melarang warganya untuk merayakan tahun baru secara besar-besaran. Pasalnya demi rasa solidaritas atas insiden tanah runtuh di Batang Kali, Selangor yang meragut nyawa 31 orang dan 54 lainnya dapat diselamatkan. Selain itu, kini Malaysia sedang dilanda bencana banjir di wilayah Pantai Timur yang terdiri dari dua negeri, yakni Terengganu dan Kelantan.

Atas rasa solidaritas dan empati yang dalam, maka PM Malaysia Anwar Ibrahim mengumumkan pembatalan perayaan malam tahun baru 2023 dengan pesta kembang api. 

Berdasarkan pantauan yang diunggah oleh akun Youtube 6062, tetap banyak warga Malaysia dan warga asing yang keluar di malam tahun baru, tetapi sama sekali tidak ada pesta kembang api. Untuk membuktikan suasana malam tahun baru di sektar Menara Kembar KLCC, silahkan klik link berikut: https://www.youtube.com/watch?v=2yFVGmXs-ys

Di masjid Putra, Putrajaya, Anwar Ibrahim dan deputi PM Zahid Hamidi, serta menteri kabinet lainnya, menghadiri acara Malam Munajat Ambang Tahun Baru bersama ribuan masyarakat Malaysia untuk menunaikan solat jamaah dan juga solat hajat, juga yasinan.

Saya melihat, semua itu sebagai sikap yang sangat bijak pemerintah Malaysia, karena sangat memahami perasaan keluarga korban tanah longsor dan juga masyarakat Pantai Timur yang sedang menghadapi ujian bencana banjir.

Saya sendiri, sedari pukul 22.30 sudah tidur dan alhamdulillah tidak terganggu dengan bisingnya dentuman kembang api. Kegiatan yang penuh makna, penting untuk ditiru oleh masyarakat di Indonesia yang saat ini juga sedang mengalami ujian bencana alam di mana-mana.[]

Terima kasih. Salam sehat selalu.

KL: 02012023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun