Yang lebih parah, saya pernah memiliki teman kerja yang selalu keliling di kantor ngajak rekan kerjanya ngobrol berbagai hal, termasuk masalah di luar masalah kerja. Dia selalu menunjukkan kehebatan dan pengalaman dirinya dalam bekerja.Â
Teman-teman lain bilang kalau dia kerjanya mengukur jalan saja, mutar-mutar saja di dalam kantor yang bisa mengganggu pekerjaan karyawan lain.
Sikap karyawan yang sangat mengganggu tatanan dunia kerja adalah karakter penjilat dan cari muka di depan atasan. Model ini biasanya sok sibuk sendiri tanpa pola kerja yang baik. Berbicara asal bunyi dan berbuat asal jadi. Karakter pekerja yang demikian sangat mengganggu dan berpotensi terciptanya situasi kerja yang tidak kondusif.
Selanjutnya ada juga karyawan yang apatis dalam bekerja, karena sikap karyawan yang istilahnya quiet quitting. Biasanya ketika orang lain sibuk mengerjakan kegiatan bersama, karyawan tersebut hanya melakukan urusan dirinya saja.
Terlepas dari salah atau benarnya karyawan tersebut, yang pasti perusahaan atau apapun itu, perlu mengadakan program pembinaan karyawan, sebagai pihak yang memegang kendali.
Langkah Sederhana Menciptakan Kondusivitas Kerja
Untuk menciptakan kondusivitas dalam lingkungan kerja, memerlukan pemimpin yang visioner dan humanis. Sebenarnya tidak berhenti sampi di situ, komitmen karyawan tak kalah penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan dinamis.Â
Oleh karena itu, untuk memastikan aktivitas kerja berjalan dengan baik dan berkembang, perlu dilakukan beberapa hal, antaranya:
Pertama, membuat struktur kerja yang baik sesuai kapasitas, kompetensi formal, dan pengalaman kerja dengan mempertimbangkan masa kerja dan prestasi juga kerja. Dengan demikian, akan mengurangi kecemburuan sosial sesama karyawan.
Kedua, mengatur job description sesuai posisi dan tanggung jawab setiap karyawan. Hal ini untuk mengantisipasi tumpang tindih tugas dan wewenang. Manfaatnya adanya kejelasan garis koordinasi dan instruksi untuk meniminimalkan potensi konflik kepentingan.Â
Ketiga, pelatihan dan pengembangan. Penting sekali pelatihan berkala dan berkelanjutan untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan dan wawasan kerja karyawan. Dengan demikian akan berdampak pada disiplin dan juga kualitas kerja yang mendukung pengembangan institusi kerja.