Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Agar Metode Pembelajaran Konvensional Tetap Menarik

13 September 2022   21:48 Diperbarui: 13 September 2022   22:35 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. KalderaNews.com

Perubahan itu identik ke arah kemajuan yang ditandai dengan inovasi dan kreativitas manusia dalam segala bidang. Demikian juga halnya sistem pembelajaran di lingkungan sekolah atau bahkan pembelajaran informal di rumah dan tengah-tengah masyarakat, dituntut untuk selalu berubah ke arah yang lebih inovatif.

Era disrupsi ditandai dengan digitalisasi tatanan hidup sosial manusia, terutama ekonomi. Namun demikian, pendidikan dan sosial budaya serta politik juga semuanya sudah menggunakan sistem digital. Sebut saja e-book, e-journal, pembelajaran jarak jauh, e-pay, cashless, tv digital, tv cable, dan lain sebagainya.

Digitalisasi yang paling mencengangkan dalam dunia pendidikan adalah metaverse, dimana suatu saat, kelas kuliah, rapat, konsultasi guru-murid, perpustakaan, dan lain sebagainya akan dikendalikan dalam konsep metaverse tersebut.

Kegiatan pembelajaran digital menuntut semua pihak, yakni guru dan siswa atau dosen dan mahasiswa terlibat aktif dalam segala hal, sehingga tercipta interaksi yang dinamis.

***

Semua hal di atas tentu sangat menarik, karena fektif dan efesien. Murah meriah dan praktis. Kita pasti menginginkan untuk berada dalam kondisi yang nyaman dalam belajar.

Namun demikian, bukan berarti pembelajaran konvensional akan serta merta tidak bagus dan tidak menarik lalu kemudian kita tinggalkan begitu saja, karena cara konvensional itu juga yang telah melahirkan pemimpin besar bangsa kita dan juga negara-negara lain.

Mengapa saya kata demikian? Karena kita selalu bilang bahwa sistem pendidikan atau pembelajara lama, adalah sistem konvensional yang tidak sebagus sistem pendidikan modern.

Hal utama yang menandakan sistem konvensional adalah pembelajaran yang terpusat pada guru. Cara pembelajarannya mengandalkan ceramah dan instruksi. Sementara pembelajaran modern, kegiatan pembelajaran terpusat pada siswa, dimana sistem pembelajarannya problem solving.

Digambarkan dalam pembelajaran konvensional, guru sering mememerintah murid untuk mengerjakan ini dan itu. Kegiatan tiap hari guru akan berceramah dan setelah itu kegiatan menyalin isi buku ke buku catatan siswa. Apabila tidak dikerjakan, maka akan ada hukuman fisik. 

Sistem pembelajaran modern jelas tidak demikian, karena berusaha menciptakan hubungan interaksi yang hangat antara guru dan siswa melalui kegiatan-kegiatan belajar yang inovatif. Isi buku akan didiskusikan antar sesama siswa dimana guru menjadi mentor dalam pemecahan masalah selama jam pelajaran.

 ***

Menurut saya, akan lebih bijak bila guru di era disrupsi dapat mengkolaborasikan sistem pembelajaran konvensional dengan sistem moder. Artinya mengambil sistem konvensional yang masih baik untuk disempurnakan dengan sistem modern yang tentu dinilai lebih efektif.

Oleh karena itu, beberapa hal yang perlu dilakukan oleh tenaga pengajar di sekolah adalah:

Pertama, guru bisa saja menggunakan metode ceramah, namun prosentasenya dikurangi dengan cara melibatkan semua siswa ikut aktif selama waktu pembelajaran.

Kedua, guru sebaiknya selalu memunculkan permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan sekolah untuk untuk dicari pemecahannya melalui kegiatan diskusi kelompok.

Ketiga, guru kreatif memanfaatkan objek yang ada di dalam kelas atau di sekitar lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran berbasis proyek.

Keempat, dalam menjelaskan istilah-istilah dalam pelajaran, sebaiknya guru meminta peran aktif siswa memanfaatkan kemudahan mesin pencarian (searching engine) melalui gawai masing-masing siswa, sehingga peran guru benar-benar menjadi fasilitator dalam proses belajar.

Kelima, sesekali siswa diajak mengikuti pembelajaran di luar lingkungan sekolah untuk memantik daya analitikal mereka melalui kegiatan observasi lapangan.

***

Geografis Indonesia yang luas, tentu jangkuan teknologi sulit akan merata, karena kondisi infrastruktur setiap daerah yang variatif. Oleh karena itu, sistem pembelajaran perlu dikombinasikan. 

Solusinya setiap daerah perlu merancang sistem pembelajaran sesuai sikonnya dengan memasukkan unsur-unsur kearifan lokal sebagai bentuk pelestarian sumber daya daerah masing-masing untuk memperkaya khazana pendidikan Indonesia.

Demikian pemikiran sederhana dari saya terkait metode pembelajaran konvensional dan modern, sehingga kita tidak melulu menyalahkan sistem lama, padahal juga masih tetap sesuai untuk diterapkan di era modern ini.

Semoga bermanfaat.

KL: 13092022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun