Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kedudukan Objek Empiris dalam Ilmu Pengetahuan

2 Agustus 2022   09:07 Diperbarui: 2 Agustus 2022   09:14 1492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DINAMIKA kehidupan manusia akan senantiasa menemukan berbagai fenomena empiris yang memicu timbulnya pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab. 

Secara filosofinya, pengetahuan merupakan pemahaman terhadap sesuatu dalam bentuk kesimpulan atau jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul terkait fenomena yang terjadi di sekitar kita. Secara prinsip, pengetahuan yang melahirkan pemahaman, merupakan tujuan utama kognitif manusia.

Jawaban empiris akan menjadi sebuah pengetahuan manusia tentang apa yang selama ini dipertanyakan untuk kemudian digali dan bahkan diuji kebenarannya untuk menjadi sebuah ilmu pengetahuan. Kesemua itu bisa saja bersumber dari pengalaman empiris dan juga pemikiran rasional manusia yang telah dilakukan uji hipotesis. 

Uji hipotesis merupakan kaidah yang digunakan dalam merumusan hasil akhir permasalahan yang diteliti untuk mendapatkan jawaban yang obyektif atas fenomena empiris.

Ilmu pengetahuan mencakup semua objek empiris yang mendukung bukti logis yang rasional, dirumuskan dalam bentuk hipotesis. Segala yang ada di alam ini dapat menjadi objek kajian sains, termasuk pengalaman manusia dalam berinteraksi dengan alam lingkungannya.

Manakala ilmu pengetahuan merupakan sekumpulan pengetahuan objektif dan sistematis, didasari oleh akal sehat dan dapat diuji secara teoritis sehingga muncul dalam bentuk fakta empiris yang mengandungi tiga kriteria utama, yakni ontologis, epistimolgis, dan aksiologis.

Ujian-ujian empiris dan teoritis merupakan upaya mengembangkan sebuah pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan dan ilmu pengetahuan yang diformulakan sebagai sebuah teori dalam kerangka ontologis, epistimolgis, dan aksiologis. Dalam hal ini, Epistimelogi sering dilihat sebagai teori ilmu pengetahuan yang berkitan dengan hakikat sumber pengetahuan dan juga batasan-batasannya.

***

Pencarian kebenaran akan ilmu pengetahuan dalam konteks empiris dapat dilihat dalam metode ilmiah yang terdiri atas serangkaian kegiatan berupa: pengenalan dan perumusan masalah,  pengumpulan   informasi   yang  relevan, perumusan hipotesis, uji hipotesa atau eksperimen dan publikasi untuk dapat dikaji ulang kembali oleh peneliti-peneliti selanjutnya dalam rangka mencari kebenaran-kebenaran yang lebih tinggi, sesuai dengan situasi perkembangan saat itu. 

Kebenaran empiris yang dikonstruksikan sebagai ilmu pengetahuan dan diformulakan sebagai sebuah teori ilmu pengetahuan, tetap tidak cukup dengan observasi dan perumusan masalah untuk kemudian ditarik kesimpulan baik induktif maupun dedeuktif.

Popper tidak berhenti ketika sebuah masalah ditemukan kesimpulan ilmiahnya, tetapi sesuatu itu harus secara terus menerus untuk dikaji serta diuji kebenarannya karena kebenaran saat ini belum tentu kebenaran setahun, sepuluh tahun, atau seratus tahun akan datang.

Terjadinya revolusi ilmiah dalam dunia ilmu pengetahuan merupakan dinamika pengetahuan dan juga peralihan dari paradigma lama ke paradigma baru. Maka dengan adanya perubahan paradigma inilah cara pandang ilmuwan dalam menentukan masalah, menetapkan metode dan teknik penelitian, serta penarikan kesimpulan terhadap fenomena alam yang dikaji senantiasa berbeda-beda dari sebelumnya.  

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Samiha & Kunci, (2017) bahwa terdapat dua hal yang sangat mendasari teori Popper, yakni:

Pertama: Penyelidikan tidak boleh di mulai dengan usaha observasi yang memihak, tetapi justru harus fokus pada satu persoalan.  Dalam hal ini peneliti diharapkan menggali akar masalah

Kedua: Usaha untuk menemukan solusi atas permasalahan yang diteliti setelah melalui tahapan uji hipotesis dan koreksian sesuai fakta data empiris serta perkembangan situasi terbaru.

Semoga bermanfaat.

KL: 02082022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun