Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Pengembangan SDM dengan Konsep Knowledge Management

1 Juni 2022   11:16 Diperbarui: 2 Juni 2022   17:00 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber daya yang mampu menghasilkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan atau sustainable competitive advantage menjadi substansi utama Resource-Based View (RBV). Maksudnya sumber daya yang bernilai, unik, sulit untuk ditiru dan tidak ada substitusinya. 

Resource-Based View (RBV) merupakan aset sebuah perusahaan, baik itu aset harta benda, seperti tanah, gedung, peralatan, kendaraan, pembukuan/data, dan sebagainya, maupun aset sosial berupa tenaga kerja dan organisasi. Kedua aset ini tentu menjadi modal utama bagi sebuah perusahaan dalam mengembangkan usaha dan juga berkompetisi dalam dunia usaha. 

Perusahaan kompetitif yang mampu memanfaatkan sumber daya untuk kepentingan perusahaan dengan cara perbaikan mekanisme pengelolaan.

Dalam konsep RBV, perusahan mampu mengoptimalkan sumber daya yang ada dan kemampuan perusahaan mengambil keputusan strategis untuk waktu-waktu tertentu.

Berangkat dari penjelasan itu, kita ketahui bahwa semua perusahaan pasti memiliki sumber daya atau aset seperti ilustrasi di atas. 

Perbedaan setiap perusahaan yang memiliki daya saing tinggi adalah perusahaan yang mampu memanfaatkan sumber daya yang ada untuk menciptakan kreativitas unik yang menjadi ciri khas yang sulit ditiru oleh perusahaan lain. Selain itu, perusahaan yang bagus berkembang dan memiliki daya saing tinggi adalah perusahaan yang bisa melakukan terobosan dalam setiap peluang yang ada.

Perusahaan yang memiliki modal usaha dan peralatan yang memadai, akan mampu melakukan produksi atau menghasilkan keuntungan yang besar dalam waktu singkat. Apalagi bila memiliki tenaga kerja yang mahir dalam mengelola aset perusahaan, sehingga menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi. 

Perusahaan yang memiliki tenaga kerja/staf yang memiliki skill tinggi akan lebih mudah menjalin jaringan usaha dan juga melakukan persaingan bisnis dengan strategi yang sehat.

Pada masa pandemi Covid-19 perekonomian dunia turun drastis karena aktivitas bisnis menjadi terbatas bergerak. Namun demikian bukan berarti semua jenis usaha mengalami hal yang sama. 

Perusahaan tertentu justru semakin maju dengan pandemi ini. Dan perusahaan yang mungkin tidak memiliki kaitannya dengan keperluan pandemi ini harus mengubah atau setidaknya menyesuaikan dengan situasi terkini, supaya usaha tetap berjalan untuk menutupi biaya-biaya operasional.

Berdasarkan permodelan Ireland (2003), budaya kerja berkaitan erat dengan mindset kerja dan manajemen kepemimpinan. Hal tersebut dilihat dalam manajemen kerja pada sebuah perusahaan, yakni bagaimana pola struktur organisasi dan pembagian kerja yang baik. Dalam hal ini, pemimpin cenderung mendorong stafnya untuk memiliki skill kerja yang mampu bersaing dalam dunia usaha.

Teori RBV berusaha mengoptimalkan sumber daya internal sebagai upaya meningkatkan daya saing perusahaan. Terkait hal ini tentu sesuai dengan permodelan Ireland (2003) yang menginginkan perbaikan mekanisme kerja karyawan dan juga hubungan kerja atasan dan bahwa serta pola sikap kerja dalam memanfaatkan aset perusahaan yang tersedia untuk peningkatan nilai usaha.

Era knowledge based seperti saat ini menempatkan pengetahuan sebagai aset penting bagi kesuksesan organisasi dan pengelolaan pengetahuan dianggap sebagai paradigma baru yang memungkinkan organisasi mampu menghadapi berbagai perubahan. 

Knowledge management berkait erat dengan upaya pengelolaan usaha supaya mampu menghasilkan keuntungan berdasarkan target yang ingin dicapai. 

Perusahaan perlu memberdayakan aset yang ada, baik aset fisik, maupun aset sosial supaya bisa bersinergi dengan baik dalam upaya pengembangan organisasi.

Dari segi kuat lemahnya sebuah perusahaan tergantung pada kesiapan sumber daya internal yang ada. Hal ini juga bagaimana mekanisme penanganan yang diterapkan oleh pimpinan atau manajerial dalam konteks knowledge management.

Kemampuan perusahaan memanfaatkan modal insani untuk menciptakan kreativitas unik sebagai produk unggulan menjadi economic benefit yang akan menentukan keberlangsungan perusahaan yang berdaya saing.

Inovasi tidak perlu mahal dan membutuhkan waktu lama untuk riset, tetapi inovasi dapat memanfaatkan open sources. Namun, dalam implementasinya, open innovation mengandung beberapa risiko yang harus diperhitungkan dengan matang.

Seorang yang memulai usaha memerlukan media untuk memperkenalkan, memasarkan produk, dan sistem pengelolaan yang baik. 

Dalam waktu yang sama, media yang tersedia juga bisa menimbulkan risiko tertentu sebagaimana normalnya sebuah usaha pasti ada risiko yang harus dihadapi.

Open innovation merupakan kemampuan memanfaatkan network baik internal maupun eksternal perusahaan. Hanya saja dalam hal ini seorang pengusaha harus mampu membaca risiko yang bisa saja datang dari perusahaan lain, karena bisa saja disebabkan oleh adanya perbedaan regulasi yang diterapkan.

Faktanya, semakin besar peluang usaha dan potensi keuntungan yang bisa dicapai tentu pada saat yang sama juga besar risiko yang bisa terjadi. Terdapat dua hal yang perlu dipahami oleh pengusaha dalam memanfaatkan open source dan mengalkulasikan risiko yang mungkin terjadi baik dari dalam maupun dari luar perusahaan, sebagai berikut: 

Pertama, adanya risiko finansial yang dihadapi oleh pengusaha dalam mengembangkan usaha baru. Kedua, besarnya harapan untuk mendapatkan keuntungan dari usaha yang dijalankan. 

Perbedaan pengusaha dalam situasi ini adalah kesediaan menghadapi risiko dan kemampuan bertahan dalam situasi mendua yang tidak jelas. Terkait risiko, dapat dikategorikan sebagai berikut: risiko finansial, risiko karir, risiko keluarga dan sosial, risiko kejiwaan.[]

Sekadar berbagi. Semoga bermanfaat.

KL: 01062022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun