PELAKU usaha di Indonesia dinilai belum secara optimal berorientasi kewirausahaan. Hal ini ditandai dengan masih rendahnya jumlah wirausaha bila dilihat secara nasional keluasan wilayah dan jumlah penduduk.Â
Belum maksimalnya orientasi kewirausahaan para pelaku usaha, diduga akan menimbulkan berbagai permasalahan dalam meningkatkan kinerja pelaku bisnis di Indonesia.Â
Perusahaan baik itu yang sudah lama berkiprah maupun perusahaan start-up, sebenarnya memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan strategis mengembangkan usaha yang kompetitif dengan syarat memiliki kemampuan untuk berinovasi.Â
Kemampuan dan keberhasilan berinovasi tergantung pada motivasi yang dibangun di tataran internal perusahan, dan salah satu aspek terpenting dalam beriwirausaha adalah orientasi kewirausahaan (entrepreneur).
Tidak maksimalnya pelaku usaha di Indonesia menimbulkan berbagai permasalahan, seperti monopoli usaha oleh perusahaan tertentu sehingga akhirnya terjadi permainan harga yang cenderung merugikan masyarakat pemasok bahan mentah atau masyarakat konsumen.
Dari bacaan beberapa sumber, terdapat beberapa hal yang ingin saya angkat pada kesempatan ini untuk menjawab upaya meningkatkan orientasi kewirausahaan pada para pelaku usaha, sebagai berikut:
Pertama: Pemerintah
Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait birokrasi pemerintahan atau pemegang kebijakan yang telah menyebabkan maju mundurnya tingkat orientasi kewirausahaan di Indonesia.
Sebagai berikut, misalnya: perbaikan sistem birokrasi, implementasi hukum yang tegas, jaminan keamanan, jaminan mutu, layanan prima, harga yang terjangkau,Â
Kedua: Pengusaha
Dalam konteks pengusaha, perlu juga dilihat dalam beberapa hal, sbb: kemampu membaca peluang, kreatif dan inovatif, berani mengambil dan menghadapi risiko, membangun relasi usaha yang sehat, bisa memanfaatkan resources yang ada.
***
Kinerja yang dicapai perusahaan yang berorientasi kewirausahaan tidak lain dipengaruhi oleh kemampuan memanfaatkan peluang.Â
Perusahaan yang berorientasi kewirausahaan dapat berada pada posisi yang lebih baik (peningkatan kinerja) jika dapat memanfaatkan peluang pasar internasional.
Sebuah contoh yang saya lihat, perusahaan sarung Atlas dan Wadimor yang memanfaatkan peluang tatus Malayia sebagai negara Islam yang memiliki tradisi solat sehari-hari menggunakan kain sarung. Â
Kedua perusahaan ini juga memanfaatkan peluang besar karena negara Malaysia hingga saat ini belum memiliki perusahaan produksi kain sarung secara besar-besaran. Makanya di setiap waktu solat jamaat, kebanyakan akan terlihat kain sarung produk Indonesia.
Terkait hal ini bisa kita ambil salah satu contoh  bagaimana PT Indofood Sukses Sejahtera yang senantiasa jeli membaca pasar Indonesia di luar negeri, seperti Singapura, Malaysia, Hongkong, Taiwan, Arab Saudi, dan bahkan Afrika.Â
Keberadaan masyarakat Indonesia di luar negeri menjadi faktor utama perusahaan melakukan terobosan memasarkan produknya ke luar negeri.Â
Bahkan Indofood berhasil memasakan produknya ke negara yang tidak terlalu banyak warga Indonesia seperti negara-negara di Afrika karena masyarakat setempat juga dapat menerimanya.Â
Di sini yang penting perusahaan memiliki orientasi kewirausahaan dan berani mengambil risiko disamping kemampuan membaca peluang yang ada di era global.
Perusahaan sangat penting memiliki orientasi kewirausahaan karena dengan memiliki visi maju dan bersaing itulah yang akan membuat sebuah perusahaan bisa maju dan berkembang pesat.[]
Semoga bermanfaat.
KL: 28062022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H