Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ketika Science Dikaburi Pseudoscience

24 Mei 2022   17:37 Diperbarui: 24 Mei 2022   17:46 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DEMARKASI science dan pseudoscience sudah sangat jelas. Namun tetap saja pseudoscien tampil layaknya science yang prosesnya melalui kajian empiris. Hal inilah yang kadang susah untuk dibedakan antara science dan pseudoscience. Yang pasti lebih menarik dan diterima secara luas dalam masyarakat kita.

Sebagamana kita semua pahami bahwa science merupakan hasil sebuah proses kegiatan ilmiah dalam rangka mencari jawaban atas fenomena yang terjadi di alam ini. Proses ilmiah dimaksud mulai dari observasi, menanyakan untuk mendapatkan jawaban atas fenomena empiris, uji hipotesis, analisis data, memformulasikan kesimpulan. 

Pseudoscience adalah pengetahuan tentang fenomena material pada alam yang oleh para penganutnya mengklaim sebagai "sains" tanpa bukti empiris atau hanya menggunakan proses pembuktian yang sama sekali tidak ilmiah.

Science dapat dilihat dalam disiplin ilmu fisika, kimia, bilogi, astronomi, dan lain sebagainya yang secara umum biasa dilihat menggunakan metode penelitian eksperimen. Seperti diketahui bahwa metode eksperimen merupakan sebuah model penelitian yang sangat umum dijalankan dalam ilmu-ilmu alam. 

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan yang saling beririsan, metode penelitian eksperimen juga diterapkan dalam penelitian ilmu-ilmu sosial (sains sosial) dengan metode kuantitatif. Pada dasarnya metode ini sering berjalan di ruangan tertentu dan bersifat laboratoris. 

Tidak semua objek dapat difalsifikasikan sebagaimana yang disampaikan oleh Popper, demikian juga tidak semua objek harus memiliki metodologi, agar dapat menjelaskan apakah itu masuk dalam kategori ilmiah atau tidak ilmiahnya sesuatu pengetahuan. Sebenarnya ilmu pengetahuan itu terletak pada kepastiannya. Semakin mampu bertahan dari sangkalan, maka semakin kuatlah eksistensi ilmu pengetahuan itu.

Pseudoscience merupakan keyakinan keatas fenomena alam untuk dikaji dan dipahami dengan baik bahwa materi-materi tersebut dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Karakteristik pseudoscience cenderung adanya ketertutupan para ilmuan, tidakadanya upaya pengembangan pengetahuan, menggunakan istilah ilmiah yang menyesatkan, adanya klaim berlebihan tanpa pembuktian empiris, dan banyaknya permasalahan yang dianggap pribadi, maka dapat dipastikan pseudosceince sangat berpotensi menyesatkan, baik keimuan maupun kejiwaan manusia.

Baru-baru ini di tengah pandemi muncul teori konspirasi yang menghubungkan teknologi 5G dan 666 dengan virus Corona bahwa virus ini diciptakan di laboratorium Wuhan. Diisukan bahwa WHO, Cina dan Bill Gate merupakan konspirator jahat yang nantinya vaksin Corona akan diisi dalam peranti 5G kemudian disuntik ke dahi manusia dengan kode 666 di telapak tangan masing-masing.

Apa yang dijelaskan oleh teori konspirasi terkait virus Corona adalah contoh pseudoscience yang jelas-jelas menyesatkan pikiran manusia di tengah kegusaran akibat pandemi ini.

Contoh science:

Tentang science sudah sangat jelas, dalam filsafat, berkait erat dengan epistimologi, ontologi, dan aksiologi. Sains sangat mengedepankan proses observasi, menanya atau mencari jawaban atas fenomena yang muncul, melakukan uji hipotesis, melakukan analisis, menyimpulkan dalam bentuk formula teori.

Jadi contoh materi science jelas sangat banyak sekali, seperti materi-materi yang dibahas dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, seperti kimia, fisika, biologi, dan sains sosial. Kesemua hal tersebut berkembang dari waktu ke waktu melalui riset ilmiah dan pembuktian empiris.

Contoh pseudoscinece:

Materi yang terkait dengan pseudoscience banyak berhubungan dengan disiplin ilmu, seperti fisika kuantum. Beberapa contoh pseudoscience yang dapat disebutkan di sini adalah, sbb:

Phrenology

Ilmu yang mempelajari benjolan di tengkorak manusia untuk mengetahui kepribadian seseorang. Bahkan beberapa kelompok masyarakat melihat pusar rambut di kepala untuk mengetahui jumlah jodoh seseorang. Masalahnya tidak ada orang yang pusar rambutnya tiga tetapi banyak juga yang memiliki jodoh tiga atau lebih. Hal tersebut sangat tidak mendasar karena logikanya tidak memiliki kaitan sama sekali.

Astrologi

Ilmu yang mengklaim dapat memprediksi kepribadian dan peruntungan seseorang berdasarkan pergerakan benda langit, seperti rasi bintang. Maka kita kenallah istilah zodiak atau bintang seseorang yang dikelompokkan berdasarkan tanggal dan bulan lahir dengan penjelasan sifat dan keberuntungan untuk periode tertentu.

Pengobatan alternatif

Kita kenal istilah homeopathy alias pengobatan alternatif. Di Indonesia dan juga di seluruh belahan bumi ini, dalam kelompok masyarakat yang masih sangat kental unsur tradisionalnya, kita bisa melihat beragam jenis pengobatan alternatif menggunakan media-media alam seperti batu, air, kayu, hewan, dan lainnya. 

Dalam hal ini, sangat dominan unsur sugesti pelaku homeopathy dan juga benda-benda alam yang digunakan sebagai perantara. Akan sangat bermanfaat apabila kita mampu mengambil manfaat dari aura sugenti yang mampu dialirkan, baik secarang langsung maupun jarak jauh.

Kegiatan supernatural

Upaya menghadirkan energi supernatural oleh para penganut supernatural yang percaya bahwa kenampakan seperti hantu, roh penjaga benda-beda alam seperti penjaga laut, penjaga hutan, penjaga pohon, hingga adanya khadam/qorin manusia, semua itu merupakan buah dari kegiatan supernatural.

Demikianlah sekilas ringkasan sederhana terkait ciri dan contoh science dan pseudoscience. Hal ini perlu untuk kita ketahu supaya tidak mudah terjebak dengan hal-hal yang termasuk dalam pseudoscience.[]

Semoga bermanfaat.

KL: 24052022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun