Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Jangkauan Paradigma Aksiologi dalam Memberikan Arah Ilmu Pengetahuan

15 Mei 2022   08:35 Diperbarui: 15 Mei 2022   08:38 1238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Gurupenyemangat

Penilaian atas fakta (judgments of fact) merupakan penilaian empiris. Penilaian ini bisa diverifikasi sebagai benar atau salah secara material. Namun demikian, penilaian atas nilai (value judgments) merupakan penilaian yang bersifat apresiatif. Penilaian semacam ini hanya mengekspresikan sikap setuju atau tidak setuju atas pilihan, tindakan, atau obyek tertentu.

Value judgment mengacu pada norma, ide, atau standar tertentu. Dengan demikian bisa kita simpulkan bahwa factual judgmentes memiliki sifat deskriptif, sementara value judgments memiliki sifat preskriptif (prescriptive) karena hanya diturunkan dari norma-norma tertentu.  

Hanya saja kalau kita melihat secara sepihak tentu bias, karena bukan satu jenis gender saja yang dominan mensikapi dan menghayati tentrang nilai art, tetapi secara keseluruhan manusia.

Perdebatan antara nilai absolut (absolute values) dan nilai relatif (relative values) telah berlangsung lama. Sebagai contoh, kebenaran agama bersifat absolut dan tidak akan berubah, seperti yang digariskan Tuhan.

Kaum rationalist juga percaya akan kekuatan intuitif manusia untuk menyadari apa yang benar secara absolut dan yang salah secara absolut, serta apa yang berharga secara absolut (absolutley worthy) dan yang secara absolut tidak berharga (absolutley unworthy). Dalam filsafat ilmu, axiologi dibagi menjadi dua cabang, yakni ethics (etika) dan aesthetics (estetika).

Pembahasan terkait posisi dan kaitan etika (ethic) dan estetika (aestethic) cukup menarik. Etika fokus pada perilaku manusia yang didasari oleh nilai dan norma, sesuai pengertian ethics yang berasal dari bahas Yunani, yakni ethos, yang berarti karakter, baik yang dikaitkan dengan perihal normative ethics kriteria benar salah), descriptive ethics (fakta kebenaran), dan applied ethics (evaluasi moralitas dalam kehidupan praktis).

Aesthetic membahas tentang nilai keindahan alam dan karya seni manusia. Seni adalah yang dicari oleh manusia yang walaupun pemahaman seni berbeda antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat yang lain, karena seni berkait erat dengan persepsi penilai atau juga pelaku. 

Dalam paradigma axiologi, perhatian utama aesthetic adalah pada norma dan standar yang dievaluasi oleh persepsi berdasarkan apa yang mampu ditangkap oleh panca indra kita. 

Teori aesthetic menjelaskan bahwa tidak hanya kemampuan orang yang menilai sesuatu itu indah atau tidak indah, tetapi juga tentang ide keindahan itu sendiri yang akan menentukan sebuah penilaian.

Sebagimana yang saya pahami bahwa axiology membahas nilai (values), baik nilai tentang perilaku manusia maupun nilai tentang alam dan karya seni. Nilai estetis terutama konsep kehidupan sosial sering dikaitkan dengan etika manusia, bahwa etika itu seni kehidupan. 

Walaupun demikian, penerimaan masyarakat juga beragam, dalam arti ada yang etis bagi seseorang atau kelompok tertentu tetapi tidak etis bagi yang lain. Namun etika secara umum selalu etis dan etika erat hubungannya dengan estetis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun