KONSEP epistemologi sering dilihat sebagai teori ilmu pengetahuan yang berkitan dengan hakikat sumber pengetahuan serta batasan antara pengetahuan dan ilmu pengetahuan.Â
Ilmu pengetahuan mencakup semua objek empiris dan mendukung bukti logis yang rasional, dirumuskan dalam bentuk hipotesis. Segala yang ada di alam ini dapat menjadi objek kajian ilmu pengetahuan, termasuk pengalaman manusia dalam berinteraksi denganlingkungannya.Â
Kaitan konsep epistemologi dengan konsep ilmu pengetahuan keduanya bertemu pada titik rasionalisasi objek empiris, kemudian sama-sama mengkonstruksikan paradigma penelitian untuk membentuk teori-teori ilmu pengetahuan terkait segala hal yang dapat ditangkap secara indrawi tentang fenomena-fenomena alam yang terjadi di lingkungan manusia.Â
Pengalaman manusia terhadap kejadian empiris dilihat sebagai sumber pengetahuan untuk kemudian ditelaah dan dikaji secara mendalam melalui berbagai tahap validasi untuk dijadikan sebuah teori ilmu pengetahuan.
Epistemologi disebut sebagai sumber ilmu pengetahuan dan sekaligus membentuk paradigma penelitian dalam pengembangan ilmu pengetahuan, baik secara teoritis maupun praktis.Â
Maka dari semua itu, disusunlah beberapa hal yang dapat dijadikan sumber pengetahuan, seperti persepsi dari pengamatan indrawi, mulai dari ingatan, alur penalaran akal sehat, introspeksi, intuisi, otoritas, prekognisi, clairvoyance, dan bahkan telepati.
Dalam mengkonstruksikan metodologi penelitian, paradigrma epistimologi dapat dilihat dari tiga hal, yakni paradigma positivisme, paradigma konstruktivisme, dan paradigma pragmatisme.
Paradigma PositivismeÂ
Penjelasan Hakim (2020) dalam bahan materi pokok bahwa berdasarkan epistimologi ilmu pengetahuan, paradigma positivisme menekankan pada penalaran dalam melihat fenomena empiris untuk mengkonsepsikan pengetahuan dan ilmu pengetahuan.
Paradigma positivisme terkontruksi ketika ontological realism menegaskan bahwa ada satu jenis kebenaran (truth), sedangkan epistemological empiricism percaya bahwa kebenaran bisa diukur dan diuji dengan pengalaman manusia dan tahap-tahap observasi. Maka dari ontological realism dan epistemological empiricism tersebut muncul positivism paradigm.