Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sumber Ilmu dalam Pandangan Filsafat

13 Mei 2022   17:19 Diperbarui: 13 Mei 2022   17:22 5874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENGETAHUAN merupakan bentuk pemahaman terhadap sesuatu dalam bentuk kesimpulan atau jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul terkait fenomena yang terjadi di sekitar kita. Secara prinsip, pengetahuan yang melahirkan pemahaman, merupakan tujuan utama kognitif manusia. 

Terkait ilmu pengetahuan (knowledege), merupakan sekumpulan pengetahuan objektif dan sistematis yang telah divalidasi secara teoritis yang  didasari oleh akal sehat dan dapat diuji secara teoritis sehingga muncul dalam bentuk fakta empiris. Dalam filsafat ilmu, ilmu pengetahuan mengandungi tiga kriteria utama, yakni ontologis, epistimolgis, dan aksiologis.

Epistimelogi sering dilihat sebagai cara bagaimana mendapat ilmu pengetahuan. Di sini, teori ilmu pengetahuan yang berkitan dengan hakikat sumber pengetahuan dan juga batasannya. Ilmu pengetahuan mencakup semua objek empiris yang mendukung bukti logis yang rasional, dirumuskan dalam bentuk hipotesis. Segala yang ada di alam ini dapat menjadi objek kajian sains, termasuk pengalaman manusia dalam berinteraksi dengan alam lingkungannya.

Plato dan Aristoteles mengemukakan pandangan yang berbeda tentang sumber ilmu pengetahuan. Plato menyebutkan bahwa akal pikiran adalah sumber ilmu pengetahuan, sementara Aristoteles menyakini bahwa sumber ilmu pengetahuan adalah pengalaman seseorang dalam berinteraksi.

Berdasarkan keterangan tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa Plato merupakan orang yang mengkonsepsi kelompok rasionalis. Adapun Aristoteles bisa dikatakan mengkonsepsi kelompok empiris. Kriteria rasionalitas universal dilihat oleh golongan rasionalis sebagai ciri keilmiahan. Manakala kaum empiris perlu melakukan verifikasi terhadap sesuatu untuk melihat ciri keilmiahan atau non-ilmiah sebuah pengetahuan.

Pandangan sumber ilmu pengetahuan juga dikemukakan oleh Honderich (1995) yang menyatakan bahwa terdapat sumber pengetahuan lain selain rasionalisme dan empirisme. Honderich menambahkan sumber-sumber pengetahuan lainnya yaitu ingatan (memory), interospeksi (introspection), prakognisi (precognition) serta sumber-sumber lain. Pandangan Honderich dilengkapi dengan pandangan Hospers (1997), yang mengemukakan sejumlah sumber pengetahuan, antara lain pengalaman inderawi/pengalaman pribadi (sense experience/persepsi), akal/nalar (reason), otoritas (authority), intuisi (intuition), wahyu (relevation), dan keyakinan (faith). Sumber ilmu pengetahuan menurut Honderich (1995) dan Hospers (1997) dapat dirangkum sebagai berikut:

1. Persepsi/pengalaman inderawi. Persepsi adalah hasil respons inderawi terhadap fenomena alam. Pengertian yang lebih umum tentang persepsi ini adalah empiris atau pengalaman (eksperimental). Pengalaman merupakan sumber ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan diperoleh melalui pengalaman inderawi, bukan akal. Ciri utama dari pengalaman adalah 1) pengalaman inderawi, selalu bersentuhan dengan objek tertentu, 2) pengalaman yang dialami manusia berbeda antara satu dengan yang lain, dan 3) pengalaman manusia berkembang karena bertambahnya usia, peningkatan pendidikan, perubahan lingkungan, perkembangan sains dan teknologi, dan lain sebagainya.

2. Memory/ingatan. Pengetahuan secara teoritis dan praktis sangat bergantung pada memory/ingatan. Pengalaman langsung maupun tidak langsung harus didukung oleh ingatan agar hasil pengalaman dapat terstruktur secara logis dan sistematis (dalam ilmu). Kenangan tidak selalu benar dan persis sama dengan pengalaman dan pengalaman Anda sendiri. Ada dua kondisi dimana ingatan menjadi sumber pengetahuan: 1) ada kesaksian dari orang lain bahwa ingatan dan masa lalu adalah benar, dan 2) ingatan konsisten dan memiliki nilai pragmatis.

3. Reason/akal, nalar. Akal merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan. Penalaran merupakan proses yang harus dilalui untuk mencapai kesimpulan. Ada hubungan erat antara metode (metodologi) dan logika (penalaran). Metodologi dan logika sebagai alat karena dibutuhkan oleh semua ilmu untuk memperoleh dan mendeskripsikan segala jenis ilmu, serta sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

4. Introspection/introspeksi. Introspeksi juga merupakan sumber ilmu pengetahuan yang digunakan orang untuk memahami sesuatu pada saat ia mencoba melihat ke dalam diri mereka sendiri.

5. Intuituion/intuisi. Intuisi adalah "energi spiritual", kemampuan yang melampaui akal, kemampuan untuk memahami secara mendalam. Intuisi adalah kemampuan untuk memperoleh pengetahuan secara tiba-tiba dan langsung, tanpa melalui inferensi logis (induksi atau deduksi).

6. Authority/otoritas. Otoritas mengacu pada individu atau kelompok yang diyakini memiliki pengetahuan yang valid dan sah sebagai sumber pengetahuan. Otoritas juga dapat dikaitkan atau diartikan negatif ketika otoritas mendominasi, menekan dan tidak valid. Otoritas bisa dalam kehidupan politik, agama dan sosial.

7. Precognition/prakognisi. Prakognisi adalah firasat yaitu kemampuan untuk mengetahui sesuatu kejadian atau peristiwa akan terjadi. 

8. Clairvoyance. Clairvoyance adalah kemampuan untuk merasakan suatu peristiwa tanpa menggunakan indera. Seorang ahli nujum dapat menemukan barang Anda yang hilang beberapa hari yang lalu sehingga orang tersebut memiliki kewaskitaan.

9. Telepathy/telepati. Telepati adalah kemampuan untuk berkomunikasi tanpa menggunakan suara atau bentuk simbolik lainnya, tetapi hanya dengan kemampuan mental. Misalnya, ketika seseorang dapat mengetahui pikiran orang lain tanpa menggunakan bentuk komunikasi apapun. Kemampuan ini dapat dibagi menjadi fantasi (membayangkan sesuatu yang sebenarnya tidak nyata / tidak mungkin) dan ilusi (memberikan kesan yang salah terhadap sesuatu).

Semoga bermanfaat.

KL: 13052022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun