"Tidak ada yang kekal dalam kehidupan manusia selain perubahan itu sendiri. Maka bersiaplah untuk mengikuti perubahan yang berakhir dengan kematian. " T.H. Salengke
PERUBAHAN dapat diartikan sebagai suatu pergeseran nilai dari satu titik menuju satu titik tertentu, baik yang diinginkan maupun yang tidak diinginkan. Perubahan bisa dalam konteks positif atau negatif. Yang paling nyata, perjalanan hidup manusia, dimulai dari lahir, remaja, dewasa, tua, dan kemudian mati.
Dalam menjalani kehidupan, manusia senantiasa berhadapan dengan berbagai pola perubahan. Ada yang bersiklus dan juga dalam konsep perkembangan dari satu titik ke titik tertentu sebagaimana contoh perjalanan hidup manusia di atas.
Dalam sebuah instansi kerja, perubaan berkaitan erat dengan adanya peningkatan atau penurunan volume kerja. Yang paling nyata berkaitan dengan  kebijakan tertentu, apalagi sampai merubah struktur organisasi kerja.Â
Mensikapi perubahan, pemimpin organisasi harus membangun komuniasi yang baik dalam organisasi supaya tidak terjadi penentangan (resistensi) dari karyawan yang membuat produksi kerja menjadi mandeg, karena perubahan organisasi akan menghadapi berbagai tantangan dari setiap unsur organisasi sebagai bentuk penolakan.
Jenis dan bentuk Perubahan sebagai berikut:
Perubahan internal (pada diri individu/internal perusahaan)
Perubahan eksternal (memiliki dampak keluar)
Perubahan lambat (evolusi) yang dapat ditangani dengan mudah dan tidak merubah struk kerja yang besar.
Perubahan cepat (repolusi) menyebabkan perubahan sistem-sistem dasar dan tatanan kerja sehingga menyebabkan perubahan kebijakan secara total.Â
Memang banyak sekali faktor yang mempengaruhi perubahan, antaranya modernisasi, globalisasi, penemuan baru (discovery), dan konflik. Perubahan bisa berawal dari seorang individu hingga mendunia. Salah satunya contohnya konflik sebagai bentuk pernyataan sikap atas sebuah kebijakan.Â
Walaupun konflik dilihat dalam konteks destruktif, namun tidak dipungkiri banyak muncul kreativitas, inisiatif, inovasi, dan kemajuan lainnya yang dipicu akibat konflik. Konflik dari sisi negatif (destruktif) yang menyebabkan perubahan sikap dan menimbulkan penentangan anggota organisasi kerja.
Pada dasarnya perubahan itu ada yang diinginkan dan ada juga yang tidak diinginkan. Walaupun perubahan itu baik, tetapi bila tidak diinginkan, maka akan terjadi penolakan-penolakan dalam berbagai bentuk, baik secara halus maupun kasar.
Khususnya perubahan dari sistem konvensional ke arah teknologi modern yang canggih, banyak sumber daya manusia yang tidak mampu mengikutinya, sehingga salah satu cara bertahan tetap seperti cara lama dan dengan sendirinya menolak perubahan sistem kerja modern. Persepsi mereka merasa percuma mengikuti perubahan karena perusahan tidak mampu mengomunikasikan perubahan dan gagal membuat mereka percaya efektifnya perubahan tersebut.
Lima faktor terjadinya penolakan terhadap perubahan dalam sebuah organisasi kerja, sbb:
Pertama: Pemimpin atau pihak yang membawa perubahan belum mendapat kepercayaan sehingga ide perubahan tidak diterima baik oleh pihal terkait setempat.
Kedua: Dinilai sia-sia karena selama ini setiap ada pimpinan baru selalu melakukan perubahan sesuai keinginan pribadi dan tidak berlangsung lama.
Ketiga: Perubahan yang terjadi justeru membuat pihak-pihak yang terlibat semakin tidak nyaman dan khawatir hilang sesuatu yang telah diraih selama ini.
Keempat: Memiliki dampak negatif atau merugikan terhadap pihak tertentu, seperti pemutusan hubungan kerja, dan sebagainya.
Kelima: Anggota organisasi merasa nyaman dengan situasi lama (comfort zone) sehingga tidak ingin berubah yang walaupun dalam konteks yang lebih maju.
Demikian paparan terkait perubahan dan kesiapan manusia mensikapi perubahan demi perubahan di sekitarnya.[]
KL: 17042022
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI