Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mencermati Perbedaan Sistem Evaluasi Kerja Model KPI, SWOT, dan BSC

28 Maret 2022   10:13 Diperbarui: 28 Maret 2022   10:14 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Evaluasi kinerja karyawan merupakan kegiatan penilaian dalam rangka melihat kelebihan dan kelemahan yang dicapai oleh sebuah perusahaan terkait kinerja karyawannya. Evalusi prestasi kerja dinilai penting untuk memperkuat strategi perusahaan yang mampu berdaya saing dalam menghadapi persaingan global.

Tujuan evaluasi kinerja karyawan untuk mengenal pasti kelebihan dan kekurangan sumber daya manusia perusahaan supaya dapat melakukan pengembangan SDM dan menentukan strategi pengembangan perusahan baik ke dalam maupun ke luar. Dengan demikian karyawan akan termotivasi untuk senantiasa meningkatkan kemampuan personal demi menunjang kinerjanya dalam memajukan perusahan tempatnya bekerja.

***

Dalam upaya melakukan monitoring, evaluasi, dan pengembangan organisasi/instansi, terdapat banyak metode yang sesuai untuk digunakan terutama dalam ruang lingkup perusahaan, antaranya:

Pertama: Model KPI

Metode Key Performance Indicator (KPI) merupakan metode pengukuran yang sangat biasa digunakan untuk pelaporan yang bersifat kuantitatif dan juga kualitatif. Dalam hal ini khususnya bentuk kualitatif bisa menjadi alat ukur kinerja karyawan dalam sebuah perusahaan besar. Dalam beberapa artikel, KPI mengutamakan konsep SMART, yaitu: spesifik, (specific),terukur (measuarble), capaian (achievable), relevan (relevant), dan batas waktu waktu (timely).

Kedua: Model SWOT

SWOT merupakan singkatan dari Strength, Weakness, Opportunity, and Threats. Model ini digunakan untuk mengukur kinerja dengan cara melihat kekuatan dan kelemahan organisasi dalam bentuk faktor internal dan eksternal.

Sebuah organisasi atau perusahan harus bisa mengenal pasti kekuatannya (strength) dan kelemahannya (weakness) agar tidak larut menonjolkan kukuatan semata sehingga lupa akan kelemahan yang ada. Dengan demikian organisasi senantiasa dapat mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi. Perusahaan juga harus dapat membaca peluang (opportunity) dan ancaman (threat) supaya bisa leluasa berbuat sekaligus dapat mengantisipasi ancaman yang bisa datang kapan saja.

Ketiga: Model BSC

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun