Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengembangkan SDM dan Karier Karyawan melalui Sistem Evaluasi Kerja

27 Maret 2022   10:50 Diperbarui: 27 Maret 2022   14:00 1607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kali ini saya akan mencoba memaparkan pendapat seorang ahli dalam bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM) yakni Kirkpatrick. Ia mengembangkan model evaluasi yang disebut dengan Kirkpatrick Four Levels Evaluation Model.

Secara umum, tujuan evaluasi kinerja adalah untuk melihat tingkat kontribusi atas motivasi karyawan terhadap outcome yang dihasilkan sesuai regulasi target yang ditentukan oleh perusahaan. Untuk mencapai hal tersebut, perlunya model evaluasi yang komprehensif.

Kirkpatrick menyebutkan empat level evaluasi Model Kirkpatrick tersebut adalah: evaluasi reaksi, evaluasi pembelajaran, evaluasi tingkahlaku, dan evaluasi nilai/hasil.

Pertama: Level Evaluasi Reaksi

Pada level reaksi difokuskan pada bagaimana seorang karyawan memberikan rekasi terhadap tugas pokoknya dan dapat dilihat dalam bentuk sikap sehari-hari. Dalam hal ini tingkat motivasi karyawan akan mempengaruhi reaksi terhadap tugas yang akhir menentukan pola kinerja yang diemban.

Manakala dalam kegiatan pembelajaran atau pelatihan, reaksi tingkat kepuasan peserta menjadi dasar pengukuran yang berdampak pada motivasi peserta. Semakin puas pesrerta belajar maka semakin tinggi motivasi keikutsertaan perserta terhadap kegiatan tersebut, sebaliknya semakin rendah tingkat kepuasan peserta maka semakin rendah juga tingkat keikutsertaan kegiatan yang dilaksanakan.

Kedua: Level Evaluasi Pembelajaran. 

Lever reaksi di atas masih sangat diperhatikan pada level pembelajaran karena pada level ini melihat perubahan sikap peserta sebelum, sedang, dan setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan.

Evalusi pembelajaran bisa dilangsungkan dengan berbagai cara yang penting hasilnya dapat menggambarkan tingkat pemahaman peserta terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

Ketiga: Level Evaluasi Tingkahlaku

Pada level ini, peserta belajar/pelatihan akan mengalami peruahan sikap yang dialaminya setelah mengikuti proses pembelajaran/pelatihan dan kembali ke tempat kerja. Motivasi kerja dan juga kemampuan menguasai kerja menjadi gambaran keberhasilan kegiatan pembelajaran/pelatihan yang dilaksanakan. Dari itu juga dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran/pelatihan secara berkala sangat penting bagi perusahaan dalam meningkatkan prestasi karyawan dan juga produktivitas perusahaan.

Keempat: Level Evaluasi Nilai/Hasil

Level nilai atau hasil merupakan tahap terakhir mengevaluasi kinerja karyawan yang bisa dikatakan sama dengan level tingkah laku karena berhasil tidaknya kegiatan pembelajaran dan pelatihan ditentukan dari sikap perilaku karyawan setelah mengikuti proses pembelajaran/pelatihan tersebut. Jadi hasil yang dilihat sejauh mana karyawan memberikan kontribusi posistif terhadap perusahannya setelah mengikuti kegiatan pembelajaran/pelatihan sebagai hasil akhir yang diinginkan.

***

Sebagai perbandingan, terdapat juga penerapan pendekatan evaluasi kinerja Model Paper & Pencil Test. Pendekatan ini sangat menekankan aspek media seperti kertas dan alat tulis yang mendukung kegiatan pembelajaran yang tidak hanya tes tulis yang dikategorikan sebagai bentuk tes konvensional.

Artinya evaluasi kinerja atau pembelajaran tidak bisa dilihat dari aspek kognitif, yakni pengetahuan semata tetapi perlu juga aspek pendukung lain seperti keterampilan dan sikap. Alasannya apa yang dihasilkan dari tes (paper & pencil) sering tidak menggambarkan kemampuan  penilaian yang sesungguhnya.

Dalam satu penelitian juga mendapati bahwa skor hasil belajar siswa pada ranah kognitif dan juga segi kemandirian memperlihatkan hasil tes yang sangat signifikan antara metode paper & pencil dengan tes metode paperless. Metode paperless sangat tinggi berbanding tes secara paper & pencil.

***

Evaluasi merupakan proses yang dilakukan untuk melihat perkembangan dan penguasaan siswa/karyawan terhadap materi atau tugas yang telah dipelajari. Evauasi fokus pada hasil capaian kegiatan belajar mengajar atau pelatihan dalam meningkatkan keterampilan.

Metode evaluasi Kirkpatrick's Levels dengan paper & pencil sama-sama memiliki tujuan untuk melihat penguasaan seorang yang mengikuti kegiatan pembelajaran dan menghasilkan sikap dan kontribusi positif terhadap perusahaan. Bila dilihat dari langkah dan proses, metode Kirkpatrick's Levels lebih terstruktur dan terukur.

Sekadar berbagi, semoga bermanfaat.

KL: 27032022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun