Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Serial "Layangan Putus" dan Kegundahan Kaum Hawa

16 Januari 2022   03:17 Diperbarui: 1 Februari 2022   21:10 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jamak mengakui bahwa hanya perkawinan monogami yang diterima umum  dan dinilai lumrah. Poligami pasti berpotensi timbulnya resistensi, termasuk poligini, karena seorang suami dengan dua orang istri tidak begitu banyak dan dinilai janggal, apalagi seorang suami dengan tiga orang istri yang sangat jarang ditemukan, terlebih lagi seorang suami yang menikahi empat orang istri dalam satu masa, sudah pasti akan dicap dengan macam-macam stigma negatif.

Kurangnya penerimaan masyarakat umum, terutama kaum Hawa akan poligami, membuat isu laki-laki yang menjalin hubungan dengan perempuan lain selalu terkonotasi miring. "Penghianat cinta", "penjaghat kelamin", "tukang curang", dan banyak lagi stempel yang kurang sedap didengar.

Di sini jelas sekali ada ketakutan tersendiri terhadap praktek poligami, karena masyarakat cenderung hanya melihat poligami dari satu sisi saja, yaitu adanya suami yang berlaku "curang" dan perempuan yang "merampas" suami orang. Adapun sisi lain yang humanis sama sekali tidak begitu ditonjolkan dalam kehidupan nyata atau serial-serial drama.

***

Sejak serial "Layangan Putus" muncul di WeTV dan Iflix pada akhir November tahun lalu, sontak menjadi viral dan mendapat rating 8,7 dari 10. Maka sudah pasti Aris, Kinan, dan Lydia menjadi buah bibir para kaum Hawa. Dampaknya sosok Aris dan Lydia dalam masyarakat akan dicerca dan dibenci oleh mahluk seantero bumi. Kasian!

Semua kita pasti tidak ingin ada masalah dalam hidup berumah tangga. Masalahnya apakah ada manusia yang hidup tanpa masalah sedikitpun? Nilai hidup bukan terletak pada ada tidaknya masalah, tetapi seberapa bijak kita mampu menyelesaikan setiap masalah tanpa harus merugikan orang lain.

Sebenarnya serial "Layangan Putus" banyak mengandung hikmah dan pelajaran hidup berumah tangga juga bermasyarakat. Kehidupan menjadi tak menentu apabila kita memilih berpersepsi negatif terhadap sesuatu yang terjadi di sekitar kita.

Tak berarti mendukung poligami, apalagi harus mempraktekannya, tetapi sebagai masyarakat modern, kita dituntut menjadi penonton yang baik dan dewasa dengan harapan cerdas dan bijak dalam mencermati setiap permasalahan yang terjadi, agar kita bisa berpikir jernih dalam menilai diri dan orang lain di sekitar kita.[]

Kutai, 16012022

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun