Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Berjuang Menyelamatkan Diri dari Drop Out Kampus

29 April 2021   16:10 Diperbarui: 29 April 2021   20:18 2624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berjuang agar tidak drop out dari kampus (Sumber: Source: ohipopo.org)

Hasilnya memang sangat bagus, mulai semester kedua, IP saya naik dan demikian seterusnya hingga lulus meraih gelar sarjana. Aturan di kampus saya saat itu, bila mahasiswa mendapat IPK di bawah standar selama dua kali berturut-turut, maka pasti akan dikeluarkan dari kampus. 

Alhamdulillah saat itu saya bisa bertahan kuliah karena IPK naik sedikit di atas standar ketentuan kampus, sementara belasan anak Indonesia dan puluhan dari Malaysia mengalami drop out.

IPK kecil di awal masa perkuliahan harus menjadi cambuk penyemangat bagi diri kita untuk tetap berusaha di semester selanjutnya. Bukan malah sebaliknya, mendapat IP rendah, dunia langsung terasa gelap gulita, akhirnya putus asa dan memilih jalan pelampiasan yang tidak baik.

Bagi saya, situasi perkuliahan pada semester pertama, merupakan gambaran di semester akhir. Alasannya apabila di semester pertama nilai IPK sudah tinggi di atas 3.0, maka lebih mudah memastikan niai akan bagus sampai lulus selama kita bisa menjaga performa belajar. Sebaliknya kalau di semester pertama nilai sudah jatuh di bawah 2.0, maka berat sekali untuk menaikkan IPK  dan untuk itu harus bekerja keras pada setiap semesternya dengan mengatur pola belajar yang baik.

IPK tinggi menjadi dambaan semua mahasiswa, namun belum dapat dijadikan jaminan suksesnya dalam berkarir. IPK rendah merupakan masalah besar yang harus ditata pelan-pelan selama kuliah, supaya tidak drop out dan tetap bisa lulus menjadi sarjana. Yakinlah bahwa usaha tak akan mengkhianati hasil, dan hasil selalunya menggambarkan besar kecilnya usaha.

Masing-masing kita, tentu memiliki cara tersendiri menghadapi dan mengatasi masalah selama menempuh pendidikan. 

Ibarat kata pepatah lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya, dan lain laut lain pula badai gelobangnya.

Sekadar berbagi.

KL: 29042021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun