WAKTU dan tingkat keterampilan menulis memiliki hubungan yang erat. Semakin lama pengalaman seseorang menulis, maka akan semakin bagus kualitas tulisan yang dihasilkan. Artinya salah satu faktor meningkatnya keterampilan menulis seseorang adalah tergantung seberapa sering membiasakan dirinya menuangkan ide dan pikiranya menjadi tulisan.
Kebanyakan dari kita pasti pernah menghasilkan sebuah artikel, buku, jurnal atau bentuk karya ilmiah jenjang skripsi untuk strata satu (S1). Saat itu, karya ilmiah yang kita hasilkan terasa sudah sangat bagus dan sempurna sekali. Coba saja lihat lima atau sepuluh tahun lagi, karya yang dulu kita anggap sudah sangat bagus dan sempurna, ternyata terasa sangat kurang dan di sana sini terdapat cacat bahasa, baik tanda baca, struktur kalimat, dan juga alur pemaparannya.
Saya tidak mengukur kemampuan saya menulis dengan orang lain, tetapi membandingkan dengan diri saya sendiri yang dulu saat menghasil tulisan berbentuk artikel pendek hingga karya ilmiah. Ketika saya baca sekarang, begitu jauh sekali dari bentuk tulisan yang renyah dan enak dibaca.
Lalu apa yang harus kita lakukan dengan tulisan yang kita pajang di blog Kompasiana ini? Kalau saya, bila ada waktu luang maka akan saya akan buka artikel tertentu, saya edit agar lebih bagus dan enak dibaca. Maklum kita tulis 1 atau 2 tahun yang lalu, kadang juga buru-buru kejar tanyang karena saat itu ada target one day one article.
Intinya, jangan bosa untuk terus menulis, berbagi kebaikan lewat tulisan, dan saat senggang, hendaknya selalu menyempurnakan artikel-artikel lama dengan editan yang ringan-ringan saja.[]
Sekadar berbagi.
KL: 04052021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H