MENULIS itu gampang-gampang susah. Banyak yang bilang, susah sekali untuk memulai menulis. Bagi saya, bisa iya, bisa juga tidak. Sebenarnya karena kita belum bisa menyusun kerangkanya, sehingga untuk mengisi alur narasi, kita kesulitan memulai atau merangkaikan kata dan kalimat. Maka sangat dimaklumi ketika banyak yang kesulitan memulai menuangkan ide yang banyak di kepalanya.
Teman saya di sebuah media nasional bercerita, kalau akan menulis hasil reportasenya, dia akan merokok dulu sampai puas. Ada juga yang nongkrong dulu, ketawa ketiwi bersama teman-temannya. Dan yang paling umum, banyak yang sambil menikmati kopi hitam manis dengan aroma khas Indonesia. Saya tidak sebut di sini nama kopinya karena nanti dibilang iklan.
Baiklah, kita kembali ke masalah pokok, yakni menulis gaya selingkung. Untuk lebih memudahkan kita menulis sebuah artikel, terutama karya ilmiah di perguruan tinggi, mahasiswa perlu memahami terlebih dahulu gaya selingkung yang dipakai oleh kampus masing-masing. Beda kampus beda selera dan beda gaya selingkung yang diamalkan. Kira-kita dalam bahasa agak kerennya adalah pedoman tata cara penulisan yang dipakai. Hal ini biasa disebut dengan "gaya selingkung."
Banyak sekali gaya penulisan karya ilmiah. Sebut saja MLA, Chicago, Turabian style, dan APA Style. Di beberapa perguruan tinggi, banyak menggunakan APA Style (American Psychological Association). Lalu mana yang lebih bagus? Semuanya bagus, hanya saja bila kita akan menulis untuk sebuah intitusi, maka kita perlu tahu model yang digunakan oleh institusi tersebut.
Pada kesempatan ini saya ingin menjelaskan pedoman penulisan APA Style. Dalam menghasilkan artikel, paper, laporan, Tugas Akhir Program, skripsi, tesis, dan juga disertasi, hendaknya memiliki elemen-elemen dasar yang umum, seperti berikut:
1. Halaman judul
2. Daftar isi
3. Abstrak
3. Tubuh (Bab 1-5)
4. Daftar Pustaka
5. Lampiran, Glosarium, Catatan Akhir