Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tempat Kecil Permasalahan Besar

18 Februari 2021   09:34 Diperbarui: 27 Februari 2021   16:34 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dok.burungpedia.com)

SEBUAH buku "Small Places, Large Issues" karya Thomas Hylland Eriksen begitu apik menarasikan persoalan hidup manusia. Buku antrpologi yang menggambarkan permasalahan sosial yang terjadi dalam lingkup kecil, namun memiliki permasalahan yang besar. Kita mungkin sering melihat, bahkan mengalami langsung masalah-masalah di dalam keluarga, di tempat kerja, dan juga dalam masyarakat. Semua itu bisa memicu kreativitas orang-orang di dalamnya atau sebaliknya melumpuhkan sendi-sendi kehidupan mereka.

Kehidupan sosial senantiasa berubah dan akan terus berubah. Seiring perubahan itu, tak terpungkiri pasti juga akan menimbulkan permasalahan-permasalahan yang beragam. Tidak ada yang abadi dalam kehidupan dunia ini, kecuali perubahan itu sendiri. Perubahan bisa saja terjadi secara lamban (evolusi) atau cepat (revolusi). 

Menghadapi permasalahan hidup itu ibarat peselancar saat menakluki ombak besar, harus bisa mengikuti alunan ombak yang sedang menggulung untuk menghasilkan gerakan papan selancar yang menakjubkan. Demikian juga dengan kehidupan manusia, permasalahan bisa teratasi dengan berbagai cara, bisa berseberangan dan bisa juga dengan mengikuti ritme yang terjadi.

Apabila persoalan hidup datang melanda, perlu dihadapi dengan pikiran terbuka dan matang, mengedepankan pikiran positif dan mengesampingkan sak wasangka. Jangan sampai belum apa-apa, dunia seolah-olah terasa gelap gulita, akhirnya hanya bisa berkeluh kesah dan putus asa. Persoalan hidup begitu banyak sekali, tak perlu merasa hanya kita sendiri yang paling sengsara di dunia ini, karena semua manusia pasti menghadapi berbagai dugaan hidup yang "mungkin" lebih berat dari apa yang kita sedang alami.

Apa yang paling penting adalah terus berusaha dan senantiasa menghadirkan Tuhan dalam segala hal, sehingga kita tidak pernah merasa sendiri menghadapi kesulitan hidup. Namun demikian, jangan sampai saat susah, nama Tuhan disebut-sebut, tetapi di kala senang, justru menjauh dari Yang Maha Kuasa. Sudah menjadi tabiat manusia berperilaku seperti kisah sekelompok manusia yang sedang berlayar di samudera luas, saat dilamun ombak besar akan berdoa memanggil nama Tuhan dengan begitu khusuk meminta keselamatan, tetapi bila kapal sudah merapat di dermaga, dengan gampang melupakan kesengsaraan yang baru saja dialami dan berlalu pergi sambil mengangkat tangan "good bye."

Orang yang hebat, bukan tentang siapa yang kuat dan siapa yang lemah dalam mengatasi setiap masalah yang datang, tetapi tentang bagaimana seseorang itu mampu mensikapi permasalahan dengan bijak dan bisa menyelesaikannya tanpa harus merugikan orang lain.

Orang yang kuat adalah orang yang bisa menghadapi permasalahan besar dengan baik, bak pelaut yang tangguh tidak lahir dari laut yang tenang, tetapi ditempa dari samudera yang bergelora. Waktu, kesempatan, ujian, permasalahan, kesulitan, dan lain sebagainya akan membentuk karakter dan mendewasakan seseorang.[]

Sekadar berbagi.

KL:18022021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun