Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Yang Menikung Bisnis di Persimpangan Jalan

21 Januari 2021   21:42 Diperbarui: 28 Januari 2021   18:00 1064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbisnis dengan saudara atau teman dekat, gampang-gampang susah. Kadang menyenangkan dan kadang juga sangat menjengkelkan. Tak jarang saling khianati saat berlangsungnya kongsi dagang walaupun itu dengan saudara sendiri atau teman dekat. Namun demikian, tentu semua masalah bisa diatasi dengan baik, selama kita disiplin dan diperkuat dengan manajemen usaha yang profesional.

Ada dua hal yang membuat orang malas berbisnis, yakni tidak cukup modal dan sulitnya mendapat rekan bisnis yang mudah saling percaya. Dua hal ini sangat esensial dalam memulai usaha, baik skala kecil-kecilan maupun besar. Maklum untuk mendapat sesuatu barang atau jasa pasti memerlukan modal, berapapun jumlahnya. Kecil modal, maka kecil juga daya cakup bisnis kita, sebaliknya besar modal, maka besar pula daya cakupan yang bisa kita lakukan.

Perlu kita ketahui, ada bisnis yang tak perlu modal besar, bahkan bisa tanpa modal sama sekali, yang penting kita bisa mendapat kepercayaan banyak pihak untuk merealisasikan usaha yang ingin kita kembangkan. Demikian dengan kolega bisnis, menjadi hal yang sangat penting, karena tidak mungkin kita berbisnis sendiri. Kolega bisnis, bisa dalam bentuk patner atau modal bersama dan bisa juga sebagai posisi distributor-komsumen, yang pasti, berbisnis memerlukan patner, seperti salah satunya sabahabat dekat.

Mengapa Sahabat?

Patner bisnis yang paling cepat dan bisa diharapkan dapat memahami kondisi kita, pastilah orang yang kita kenal dekat. Bisa keluarga atau juga sahabat. Serbenarnya banyak keuntungannya bila kita bisa berbisnis dengan baik bersama keluarga dekat atau sahabat. Yang pasti bisa saling membantu dan bila kita sukses, tidak ada kata-kata sinis bahwa tidak pedulikan orang-orang terdekat dengan kita.

Tetapi jangan lupa, di sana terdapat sederet masalah muncul bila menjalankan bisnis dengan keluarga dekat atau sahabat. Yang pasti sering tidak profesional dan menyepelekan etika bisanis, mentang-mentang adanya kedekatan. Akhirnya manajemen bisnis bisa berjalan tak sehat bahkan bangkrut. Akibatnya berbuah konflik dan hubungan persaudaraan atau pertemanan jadi retak.

Etika Bisnis Yang Sering Diabaikan

Biasanya jalan bisnis itu kita dapati lewat perantara teman bisnis kita. Temanlah yang menunjukkan kita di mana tempat mengambil barang dan mekanisme mendistribusikan barang supaya mencapai keuntungan sesuai target.

Banyak orang yang setelah bisa ditunjukkan jalan dan peluang bisnis, ketika sudah menguasai seluk beluknya, maka secara diam-diam bergerak sendiri tanpa melibatkan lagi patner yang dulu memberikan jalan bisnis kepadanya. 

Sikap mengkhianati rekan bisnis dengan dalih ingin mandiri tanpa kesepakatan yang jelas, sangat disayangkan karena bertentangan dengan etika bisnis untuk saling menjaga dan menguntungkan. Cara seperti ini bisa saya katakan "menikung teman sendiri di persimpangan jalan."[]

Sekadar berbagi.

KL: 21012021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun