Berubahnya status pandemik ke endemik di kebanyakan negara yang terpapar Covid-19, membuat banyak aktivitas semakin menggeliat hebat. Yang paling nyata adalah dunia pariwisata dan dunia pendidikan tingkat dasar dan menengah, bahkan juga perguruan tinggi.Â
Dalam dua tahun ini semua kegiatan pembelajaran terasa kurang maksimal , karena adanya pembatasan baik kurikuler maupun ekstra kurikuler, sehingga sekolah-sekolah tidak mencapai target akademik sebagaiaman tersurat pada standar kompentensi dasar dalam upaya mencapai ketuntasan minimal bagi peserta didik.
Semua itu adalah tantangan yang tentu tak bisa terus menerus kita jadikan alasan untuk tidak bisa bangkit dan berbuat. Banyak kendala dan halangan merintang, namun tentu banyak juga jalan keluar yang bisa kita ambil, agar cita-cita dan harapan tetap dapat tercapai. Selama kita bisa berpikir dan mencari peluang untuk tetap berkreasi dan produktif, maka selama itu pula jalan akan terbentang luas.
Dalam meningkatkan semangat menyemarakkan kegiatan persekolahan, tentu perlu melakukan upaya recall spirit to school supaya civitas akademika senantiasa bisa beraktivitas dengan baik dan produktif.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk recall spirit to school adalah:
Pertama: Menyesuaikan konten pembelajaran dengan sikon saat ini.
Kedua: Bila masih banyak siswa yang mengikuti seara virtual, hendaknya menarik., supaya siswa tidak cepat bosan.
Ketiga:Â memasukkan unsur jenaka dan melibatkan siswa dalam diskusi interaktif.
Kini sekolah mulai melakukan kegiatan belajar mengajar dengan tatap muka, mengingat status endemik sudah diumumkan di banyak negara. Namun demikian tetap memperhatikan prosedur kesehatan, karena Covid-19 belum lenyap dari sekitar kita.
Bagi sekolah tertentu, Ramadan dengan berbagai kegiatannya, seperti Satlat dan Bukber bisa dijadikan momentum untuk mengembalikan semangat belajar siswa., karena mereka lebih bisa berintaksi dengan bebas di luar suasana pembelajaran di kelas.
Spirit belajar siswa akan meningkat, karena acara Pesantren Ramadan dikemas dengan materi -materi yang menarik, dimana pada hari terakhir akan dolombakan, baik  kategori kelompok kelas maupun pribadi dan semakin menarik karena acara diakhiri dengan buka puasa bersama semua siswa.
Buka puasa bersama di sekolah akan sangat aman dan terkontrol oleh guru. Beda halnya bila para siswa berbuka puasa bersama teman-teman sekelas di luar sekolah tanpa pengawasan pihak sekolah, akan rentan tidak solat fardu magrib, bahkan tarawih. Lebih parah lagi bila berlanjut keluyuran ke mall akan membuat resah orang tua mereka karena akan pulang lambat.Â
Pengawasan  terhadap siswa yang baru meningkat remaja memerlukan pendekatan yang ekstra hati-hati, karena mereka masih labil. Sebaiknya Bukber kelas yang dilaksanakan di luar sekolah perlu dihadiri oleh wali kelas atau guru tertentu. Orang tua mengizinkan anaknya menghadiri acara Bukber  di luar sekolah bila dapat memastikan ada guru kelas hadir dalam acara tersebut.
Semoga situasi Covid-19 semakin baik dan kita dapat beraktivitas dengan bebas, baik di sekolah maupun di luar sekolah.[]
KL: 10042022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H