Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Pesan Rambo untuk Remaja Milenial

1 Oktober 2019   10:46 Diperbarui: 1 Oktober 2019   22:52 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film Rambo V: Last Blood tak lepas dengan kesan brutal  aksi John Rambo saat menghadapi musuh-musuhnya. Di usia 73 tahun, sang aktor utama Sylvester Stallone tetap terlihat gagah dan tangguh menghabisi kartel narkoba dan prostitusi yang berpangkalan di Meksiko. 

Ketangkasan mengelabui dan menghabisi musuh dengan gaya khasnya, John Rambo masih seperti yang dulu saat beraksi dalam First Blood tahun 1982 silam. Saat itu Sylvester Stallone baru berusia 37 tahun, namanya mendadak tenar di seantero dunia gara-gara sequelnya sebagai tentara veteran perang Vietnam.

Dalam Last Blood, Rambo sangat memperlihatkan sisi emosional yang begitu peduli kepada keluarga. Bahkan sisi berutalnya muncul kembali karena harus menyelamatkan sang keponakanny--Gabrielle, gadis remaja yang diperankan oleh Yvette Monreal yang diculik oleh kartel Meksiko saat dia sendirian ke Meksiko untuk mencari ayah kandungnya.

(Dok. BookMyShop)
(Dok. BookMyShop)
Gabrielle yang terpengaruh oleh kata-kata temannya enggan mendengar kata-kata paman dan bibinya, keukeh ingin pergi ke Meksiko untuk mencari tahu alasan ayahnya meninggalkannnya bersama ibunya di Amerika. Rambo mengasuh Gabrielle bersama Maria Beltran yang diperankan oleh Adriana Barraza, saudara angkatnya yang telah lama bekerja di ladang ayah Rambo.

Gabrielle menjadi benang merah konflik Rambo dengan para kartel Amerika Latin itu. Jiwa remaja Gabrielle semakin tumbuh dan mulai mengenal dunia luar. Bersama teman-teman sekolahnya sudah sering konko-kongko menghabiskan waktu luang sepulang sekolah. Gara-gara temannya juga Gabrielle jadi berani menyampaikan hasratnya kepada paman John Rambo dan sang bibi Maria untuk pergi ke Meksiko.

John Rambo berusaha melarang keponakannya dan memintanya mengurungkan niat ke Meksiko karena sangat berbahaya. Walau berat, Gabrielle berusaha akur dengan permintaan pamannya. Tak lama kemudian dia kembali berontak menyampaikan hasratnya itu kepada bibi Maria. Tentu saja sang bibi menolak mentah-mentah.

Akhirnya gadis yang masih mentah itu dapat akal membuat alasan ke rumah teman sekolahnya. Kenyataanya terus patah arah melintasi perbatasan Meksiko menuju kosan temannya Gizelle yang diperakan oleh Fenessa Pineda yang jauh hari sudah berjanji akan menunjukkan lokasi kediaman ayah kandungnya.

Sampai di Meksiko, Gabriel terus meminta temannya menunjukkan kediaman ayahnya. Namun saya sekali pertemuan yang hanya berlangsung beberapa menit di pintu rumah benar-benar menjadi pertemuan pertama dan terakhir yang tak diinginkan. sang ayah menolak kedatangan putri semata wayangnya.

(Dok.FeedMe.Id)
(Dok.FeedMe.Id)
Jiwa Gabrielle terguncang dan dimanfaatkanlah oleh Gizelle untuk dijual ke kartel prostitusi terbesar di Meksiko pimpinan Hugo Martinez  yang diperankan oleh Sergio Peris-Mencheta.

Sempat beberapa hari Bagrielle mendekam dalam sekapan anak buah Hugo. Di sana ada puluhan gadis belia yang siap diperdagangkan, bahkan menjadi suguhan buat aparat agar melindungi bisnis haram Hugo dan koleganya.

Demi Gabrielle, John Rambo mendatangi sarang Hugo atas bantuan jurnalis independen yang adiknya juga menjadi korban keserakahan Hugo. Sayang sekali John Rambo mendapati keponakannya dalam keadaan tak berdaya akibat suntikan obat terlarang yang berlebihan.

John hanya bisa membawa kembali jenazah Gabrielle. Sang bibi yang resah menunggu, sontak berteriak saat melihat Gabrielle yang sudah tak bernyawa lagi dalam mobil Rambo. Nasi sudah menjadi bubur. Baik Rambo maupun Maria sudah tidak bisa lagi menyesali sikap acuhnya gadis remaja itu yang enggan mendengar nasehat keluarganya. 

Satu-satunya cara John Rambo harus memberikan pelajaran menyakitkan kepada Hugo dan anak buahnya. Belum kering tanah perkuburan Gabrielle, John Rambo kembali ke Meksiko dan menggorok leher adik kandung Hugo dan kepalanya dibuang di tengah jalan untuk memancing penjahat Meksiko itu datang ke perangkap yang dibuat Rambo di ladangnya.

Babak pembantaian terjadi di terowongan bawah tanah, satu per satu anak buah Hugo tumbang dan terakhir sang ketua yang nyawanya berakhir tragis, terpaku di dinding akibat tusukan anak panah Rambo. Episode brutal itu disempurnakan dengan mencongkel jantung Hugo.

***

Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari Last Blood, antaranya sbb:

Pertama, Tanggungjawab terhadap keluarga.

Kedua, perlunya konsistensi dalam mendidik anak.

Ketiga, jiwa remaja senantiasa ingin berontak dan cenderung tidak mahu dengar kata-kata orangtua.

Kempat, kejahatan senantiasa mengintai dimanapun dan kapanpun.

Kelima, jangan cari musuh dan jangan lari dari musuh.

Bagi yang belum menyempurnakan seri Rambo yang tayang selama tiga dekade, bisa buka di beberapa link seperti IndoXXI, CinemaIndo, dan lain sebagainya. Menonton sambil menikmati pisang goreng hangat dan secangkir kopi di beranda rumah menjadi momen yang sangat mengesankan dan tak kalah seru dengan menonton aksi brutal Rambo di bioskop dengan suara yang bergemuruh.

Sekadar berbagi di masa luang.

KL: 01102019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun