Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Gara-gara Sampah Plastik, Filipina Siap Perangi Kanada

2 Juni 2019   05:31 Diperbarui: 2 Juni 2019   08:02 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjaga kebersihan dan ketertiban lingkungan dari bahaya sampah plastik bukan masalah sepele. Maklum jenis sampah yang butuh waktu antara 20-100 tahun untuk diurai oleh bumi ini sangat berbahaya karena bisa mengganggu kemampuan resap tanah dan aliran air.

***

Pada kurun waktu 2013-2014, secara berperingkat Kanada mengirim sampah plastik rumah tangga untuk recycle. Sayangnya pemerintah Filipina melihat itu ilegal karena tanpa kesepakatan yang jelas. Pada tahun 2016, mahakah tinggi Filipina memerintahkan supaya sampah-sampah tersebut dikembalikan ke Kanada.

"Filipina bukan tempat untuk membuang sampah," demikian bunyi tulisan di sebuah spanduk yang ditulis aktivis lingkungan hidup Filipina seperti dikutip sebuah media berbasis online.

Pada Jumat (31/5) malam, sebuah kapal kargo yang memuat 69 kontainer sampah milik Kanada siap bertolak dari Subic Bay, wilayah utara Filipina. Seminggu sebelumnya jurubicara kepresidenan Salvador Panelo mengumumkan bahwa Presiden Rodrigo Duterte telah meminta sebuah perusahaan kargo untuk mengurus proses pengembalian sampah Kanada ke negaranya.

(Dok. Utusan)
(Dok. Utusan)
Filipina menegaskan bahwa apabila Kanada enggan menerima sampah-sampah tersebut, maka akan ditinggalkan begitu saja di perairan kanada. Bahkan Presiden Duterte siap berlayar ke Kanada untuk mengantar sampah tersebut dan menyatakan siap perangi Kanada karena enggan memberikan kerja sama yang baik.

Ternyata urusan sampah plastik ini telah memperkeruh hubungan diplomatik kedu negara. Tak main-main sikap negara tetangga Indonesia ini, pada pekan lalu, Filipina menarik Duta Besarnya gara-gara Kanada tak kunjung mengambil sampah-sampah miliknya.

Merespon hal tersebut, Menteri luar negeri Kanada Justin Trudeau menyatakan bahwa negaranya sedang melakukan dialog dengan Filipina dengan harapan ada solusi terbaik.

***

Kalau Filipina bersedia menggelontorkan biaya besar untuk memberika pelajaran kepada Kanada dengan mengirim kembali sampah ke Kanada dan bahkan siap perang gara-gara sampah, maka kita di Indonesia harus lebih bisa berdisiplin untuk tidak membuang sampah plastik. Maklum karena Indonesia disebut-sebut sebagai negara nomor dua paling banyak membuang sampah plastik ke laut.

Masalah lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama. Keselamatan bumi terletak di tangan kita. Sudah saatnya kita sadar dan mengkampanyekan pengurangan pemakaian tas berbahan plastik serta tidak membuang sampah plastik secara sembarangan.[] 

Sekadar berbagi.

KL: 02062019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun