Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Sampah dan Pemilu Indonesia di Malaysia

17 April 2019   12:09 Diperbarui: 17 April 2019   22:49 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampah Pemilu di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur. (Dokumentasi Pribadi).

Pemilihan umum Indonesia di Kuala Lumpur yang sangat heboh itu, telah pun usai terlaksana pada hari Minggu (14/4/2019) dari pukul 08.00-18.00. Namun ada satu hal yang tertinggal, sampah-sampah Pemilu berserakan dalam premis Indonesia yang dijadikan tempat pemungutan suara (TPS). Lebih menyedihkan, pemandagan yang sama juga tampak di luar premis Indonesia yang merupakan wilayah otoritas negara setempat.

***

Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Kuala Lumpur menetapkan tiga premis Indonesia di Kuala Lumpur sebagai pusat TPS, yakni lingkungan kantor KBRI Kuala Lumpur, Wisma Duta, dan Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL). 

Sejak pagi, di tiga premis TPS tersebut penuh sesak, menandakan tingkat partisipasi pemilih sangat tinggi dan antusias masyarakat Indonesia dalam mensukseskan pesta demokrasi Indonesia sangat bagus sekali.

Sepanjang hari, masyarakat berjubel, menyemut dan antri panjang untuk nyoblos calon pilihan mereka. Suasana riuh dengan yel-yel dari calon pemilih yang fanatik sambil menunjukkan simbol jari tanda dukungan, mereka saling bersahutan meneriakkan paslon 01 dan 02.

Saking berjubelnya para pemilih, sempat sedikit ricuh, saling dorong, ada yang nyerobot antrian saat pengecekan daftar pemilih tetap (DPT). Ada yang marah-marah karena namanya tidak tertera dalam DPT, bahkan ada yang datang tanpa membawa identitas sama sekali dan maksa harus bisa nyoblos.

Euforia Pemilu Kuala Lumpur menyisahkan rasa malu tatkala kita melihat sampah-sampa berserakan di tiga premis TPS tersebut. Ini bukti bahwa masih minimnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dengan cara membuang sampah pada tempatnya.

Sampah Pemilu di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur. (Dokumentasi Pribadi).
Sampah Pemilu di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur. (Dokumentasi Pribadi).
Sebenarnya, perilaku membuang sampah sembarangan bukan tentang kurangnya bak sampah yang tersedia, bukan juga karena rendahnya tingkat pendidikan seseorang, tetapi sekali lagi berkaitan erat dengan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan dan ketertiban lingkungan.

Kalau masyarakat memiliki kesadaran dan bisa disiplin, maka pasti akan berusaha mengamankan sedikit sampah yang dihasilkan di tempat acara. Tidak mungkin tiap orang menghasilkan 1 kg sampah. Paling hebat 100 gram sampah per orang. Namun jumlah tersebut sudah sangat banyak bila dibuang sembarangan dalam waktu bersamaan. 

Kalau masing-masing orang menghasilkan 100 gram sampah lalu dikalikan dengan 10.000 orang saja yang datang memilih pada hari H, kita sudah dapat membayangkan bagaimana keadaan sampah yang berserakan.

Walaupun tidak cukup tersedianya bak sampah di lokasi acara, namun apabila semuanya disipilin dan memperhatikan kebersihan lingkungan, maka sampah yang beratnya 100 gram itu bisa diamankan di dalam tas masing-masing untuk kemudian dibuang bila sudah sampai di lokasi yang diperbolehkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun