Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Karakteristik Pasang Surut Perekonomian Indonesia

28 Desember 2018   18:37 Diperbarui: 29 Desember 2018   00:32 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tingginya ketergantungan Indonesia terhadap pasar global, menjadi faktor utama tidak stabilnya perekonomian Indonesia. Banyak kalangan melihat kalau perekonomian Indonesia memiliki karakteristik pasang surut karena ketergantungan tadi.

Untuk capaian ekonomi makro untuk tahun 2018, dinilai tidak mencapai target. Pasalnya dilihat dari dua indikator yaitu pertumbuhan ekonomi dan defisit neraca transaksi berjalan (CAD). Dua indikator tersebut mengakibatkan neraca pembayaran sepanjang tahun mengalami defisit.

Itulah mengapa Ekonom Center of Reform on Economics Indonesia Piter Abdullah yakin melesetnya capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia dari target 5,2 persen sebagaimana yang diproyeksi oleh Kementerian Keuangan. 

Dok. Detik Finance
Dok. Detik Finance
Hal senada juga diungkapkan oleh Gubernur Bank Indonesia Pery Warjiyo yang juga tidak yakin bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,2 persen mengingat kinerja ekspor yang masih rendah.

Berbagai kalangan memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di pada triwulan IV hanya pada level 5,1 persen, jauh sekali dari target 5,4 persen dalam asumsu makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2018 dengan mengamati capaian pertumbuhan ekonomi pada tiga triwulan terakhir yakni 5,07 persen, 5,27 persen, dan 5,17 persen.

Dok. iNews.id
Dok. iNews.id
Harapan Sektor Domestik  

Dua dekade yang lalu, ketika Indonesia dilanda krisis ekonomi tahun 1997-1998, bisa dikatakan Indonesia diselamatkan oleh Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Pada tahun 2018, angka pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dilihat bergerak positif, tumbuh 5,5 persen karena ditopang oleh peningkatan pertumbuhan permintaan domestik yang terdiri atas konsumsi dan investasi seperti banyaknya proyek inprastruktur pemerintah.

Dok. Ekonomi.kompas.com
Dok. Ekonomi.kompas.com
Upaya Pemerintah tentunya harus senantiasa memperkuat UMKM, menggenjot kembali ekspor dengan menindaklanjuti perjanjian ekonomi yang sudah disepakati untuk memperluas akses pasar serta meningkatkan investasi.

Mengingat bahwa karakteristik perekonomian Indonesia sangat bergantung pada perekonomian global, apabila ekonomi global memburuk, maka memburuklah perekonomian Indonesia. Dengan buruknya kinerja CAD, bisa menjadi modal kurang baik memasuki tahun 2019 karena meninggalkan pekerjaan rumah di tahun 2019.[*]

Sekadar berbagi untuk Indonesia yang lebih sejaktera.

KL: 280122018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun