Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Perjuangan, Pengorbanan, dan Kesetiaan

22 November 2018   10:19 Diperbarui: 22 November 2018   10:40 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang yang menabik dada menunjukkan diri sudah berjuang dan berkorban untuk diri, keluarga, negara, dan agamanya. Banyak juga orang yang menghias bibir, mereka berkata lirih bahwa sudah loyal dan setia dengan komitmen masing-masing. Namun semua itu, tentu harus bisa diuji dengan sebuah proses yang panjang.

Orang yang berjiwa besar, terlihat ketika dia tetap siap berbuat membangun kebaikan dan konsisten menebar manfaat kepada orang lain dan lingkungan sekitar dalam kondisi untung dan rugi. Orang yang hanya bersedia berada pada posisi enak dan terhormat, bukanlah pejuang sejati yang berjiwa besar.

Demikian orang yang hanya hadir dalam komitmennya saat senang dan terjamin segalanya tetapi pergi begitu saja meninggalkan tanggung jawab hanya karena tidak sesuai dan tidak menyenangkan dari pikiran sempitnya.

***

Dalam hidup ini, kita tidak selamanya tetap bisa berada pada posisi enak dan menguntungkan. Masalahnya bagaimana kita bisa bangkit dari ketidaknyamanan supaya kita tidak terus berada pada posisi yang tidak kita inginkan tanpa harus menyusahkan dan mengorbankan orang lain.

Demikian juga dalam menjalin hubungan kerja atau hubungan personal yang intim, memerlukan perjuangan, pengorbanan, loyalitas dan kesetiaan. Ukuran orang yang setia itu adalah ketika jiwanya senantiasa siap dan teguh bersama komitmennya di saat sulit.

Semua orang bisa dan mau berbuat kalau menguntungkan. Itu sangat lumrah dan manusiawi. Demikian juga semua rekan kerja atau pasangan hidup juga mau dan bisa setia bila senang dan juga terjamin segalanya.

Tapi konteks perjuangan itu jelas berbeda, membutuhkan ketulusan, jiwa besar, dan kesetiaan orang-orang yang tetap berbuat baik di saat untung atau rugi, juga tetap teguh jiwanya dimasa senang dan susah.

***

Nilai manusia terletak pada sejauh mana ia mampu mengatasi permasalahan hidupnya dan bisa merubah kepahitan menjadi manis, keperitan menjadi senang tanpa perlu menepuk dada, apalagi sampai mendeskreditkan bahkan mengorbankan orang lain karena orang-orang justru akan mengelus dada dengan pola dan tingkah kita.

Kita bisa lihat bagaimana kesetiaan dan pengorbanan para nabi dan rasul, para pejuang kemerdekaan, para aktivis kemanusiaan, semuanya jarang sekali diukur dengan pujian apalagi materi. Semuanya berbuat dengan penuh yakin bahwa tuhan dan orang di sekitarnya akan melihat dan menilai tingkat manfaat dari perbuatannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun