Layanan program belajar jarak jauh Universitas Terbuka (UT) bagi warga negara Indonesia di Malaysia juga dibuka di Penang, sebuah negeri setingkat provinsi wilayah utara Semenanjung Malaysia.
Sejarah awal tercetusnya ide membuka layanan belajar jarak jauh di Penang muncul di suatu siang saat ngobrol bersama Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur Prof. Rusdi Taib di Johor Bahru pertengahan Juli 2011. Saat itu, beliau meminta saya membuka layanan UT di KBRI Kuala Lumpur dan beliau sekaligus meminta untuk mengetuai tim sosialisasi UT Pokjar Kuala Lumpur.Â
Saat itulah saya berfikir sebaiknya dapat sekaligus membuka UT Pokjar Penang, karena ada beberapa mahasiswa yang selama ini kuliah ke UT Pokjar Johor bekerja di Penang. Maksud saya agar mereka tidak kesulitan komunikasi karena jarak yang jauh dan juga dapat lebih gencar mempromosikan UT kepada masyarakat Indonesia yang bekerja di wilayah akreditasi KJRI Penang untuk kuliah sambil bekerja di UT Pokjar Penang.
Tak menunggu lama, saya langsung menghubungi Pak Prihanto Budi Prakoso (Akting Konsul Jenderal) KJRI Penang saat itu, saya menyampaikan wacana untuk mendirikan UT di Penang supaya masyarakat Indonesia di sana tidak perlu jauh-jauh ke Johor dan Kuala Lumpur untuk kuliah. Pak Budi Prakoso juga merupakan pejabat yang mendukung saya saat mencoba membuka UT di Johor Bahru awal tahun 2009 yang pada saat itu beliau sedang menjabat sebagai Acting Konsul Jenderal di KJRI Johor Bahru.
Setelah melakukan koordinasi dengan Kepala UPBJJ Batam Bpk. Paken Pandiangan, alhamdulillah kesepakatan terbuka lebar dan pada hari Jum'at, 30 Desember 2011 saya bersama Pak Eliaki Gulo berangkat dengan bus malam dari Johor Bahru dan tiba di Penang Sabtu pagi tanggal 31 Desember 2011. Siangnya kami menyusun hal-hal yang perlu kami sampaikan pada acara sosialisasi kepada masyarakat Indonesia yang pada malam menjelang tahun baru 1 Januari 2012 mereka mengadakan acara pengajian.Â
Ketika masyarakat Penang dan juga warga Indonesia di Penang larut dalam hingar bingar dentuman pesta kembang api perayaan tahun baru, kami berjibaku meyakinkan peserta pengajian tentang pentingnya pendidikan, dan UT-lah yang cocok bagi pekerja Indonesia di perantauan karena memiliki kelebihan kuliah sambil kerja dengan memanfaatkan waktu luang untuk belajar dengan biaya yang relatif murah di perantauan.
Saat itu yang mengawal keberlangsungan UT di Penang, seorang Konsul Muda Irwan Datulangi bersama stafnya Pak Irfan Andi Maulana. Pak Budi Prakoso terus mengawal hingga UT Pokjar Penang benar-benar berdiri yang dikomandani oleh Pak Irwan dan Pak Andy khususnya saat Rakor di Batam. Selaku Koordinator UT se-Malaysia atas mandat SK Duta Besar RI, perjalanan UT Penang secara terus menerus dimonitor dari Kuala Lumpur.
Dengan segala keterbatasan seperti terbatasnya siswa yang tidak mencapai 35 orang, kurangnya bahan ajar, belum terorganisir kegiatan tutorial online dan tatap muka, namun UT Pokjar Penang terus mencoba untuk berjalan dan eksis melalui kegiatan kemahasiswaan yang dikoordinir oleh Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) UT Penang.
Kini UT Penang terus berkembang, bahkan mahasiswanya sudah lebih dari 150 orang. Pak Andy senantiasa berkoordinasi dengan UPBJJ Batam dan juga Pokjar Kuala Lumpur supaya proses registrasi dan ujian akhir tetap bisa terselenggarakan dengan baik dan lancar.
Tentunya kita berharap sesuai ide awal saat pembentukan UT Pokjar Johor Bahru pada tahun 2009 yaitu pembinaan masyarakat Indonesia melalui kegiatan pelatihan dan pendidikan supaya memiliki kualifikasi penidikan tinggi agar mereka bisa bersaing dalam bursa kerja tanah air dan tentunya tidak terus menerus merantau menjadi tenaga kerja di negeri orang.
Dari eksistensi UT di Malaysia memiliki beberapa catatan yang perlu direnungkan bersama sbb:
Pertama, tenaga kerja Indonesia bisa memanfaatkan waktu luang untuk belajar selama di perantauan.
Kedua, dengan program belajar sedikitnya dapat mengantisipasi kecenderungan masyarakat terlibat dengan kegiatan yang kurang bermanfaat.
Ketiga, warga Indonesia dapat membiayai keperluan studi sendiri tanpa harus membebankan orang tua.
Keempat, apabila mereka kembali ke tanah air, bisa membawa ijazah dan kesarjanaan masing-masing.
Kelima, dengan memiliki kualifikasi pendidikan tinggi, mereka bisa melamar kerja di tanah air tampa harus kembali merantau ke negeri orang.
Demikian catatan singkat awal berdirinya UT Pokjar Penang agar kita tidak melupakan begitu saja orang-orang yang pernah berbuat dan berkontribusi untuk kesuksesan kita sebagai bahan untuk direnungkan bersama demi bangsa Indonesia yang lebih sejahtera.
Sekadar berbagi dari Negeri Jiran.
KL: 01082018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H