Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bukti Masyarakat Kita Kurang Siap Berurusan dengan Jasa Penerbangan

22 Juni 2018   23:10 Diperbarui: 23 Juni 2018   08:44 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana tenang setelah lepas landas. (Dokumentasi Pribadi)

Dua hari yang lalu, di Bandara Depati Amir Bangka, saya menyaksikan dua peristiwa yang bisa dikatakan sangat memalukan. Apalagi berurusan di kawasan lapangan terbang, tentu kebanyakan orang-orang  di sekitar bandara, mereka yang berpendidikan serta memiliki wawasan yang cukup luas.

Walau pun benar seperti yang umum pahami, tetapi belum tentu semua pengguna jasa penerbangan benar-benar terdidik dan memiliki etika serta sopan santun yang menggambarkan wawasan dan pengalamannya.

Dua peristiwa yang saya maksud adalah sbb:

Peristiwa pertama seorang ibu yang marah-marah ke petugas kounter check-in karena mendapat kursi yang terpisah dengan dua anaknya gadisnya karena memang sudah tidak ada lagi yang kursi benar-benar kosong berderet tiga. Ibu itu tidak terima dan malah menuduh petugas berbohong.

"Saya sudah sering naik pesawat dan tidak pernah seperti ini," ucap si ibu sambil memplototi petugas yang tetap berusaha tenang menjelaskan sambil meminta supaya di pesawat bicara baik-baik ke pramugari untuk tukar dengan penumpang lain.

Peristiwa kedua, setelah naik pesawat yang akan saya tumpangi dari Bangka ke Palembang. Seorang anak muda marah-marah kepada pramugari yang sedang sibuk mengatur barang di kabit peswat. 

Kemarahan pemuda tersebut dipicu oleh panasnya di dalam pesawat karena sistem pendingin udara belum berfungsi. Lewat pengeras suara, sudah diumumkan bahwa pendingin udara baru akan berfungsi apabila pesawat sudah lepas landas.

Suasana tenang setelah lepas landas. (Dokumentasi Pribadi)
Suasana tenang setelah lepas landas. (Dokumentasi Pribadi)
Ternyata pemuda yang menaiki pesawat dengan kedua orang tua dan saudaranya itu tetap tidak terima dan ngomel-ngomel. Bahkan mau menampar pramugari yang berusaha menenangkannya. 

Pramugari pasti melaporkan perbuatan kasar penumpangnya ke bagian keamanan bandara dan celakanya pemuda tersebut dan ayahnya yang ikut-ikutan marah dipaksa turun dari pesawat Lion Air jenis Boeing 737-900 ER. 

Penerbangan Bangka-Palembang hanya 30 menit, tetapi kita tidak bisa bersabar dan menjaga etika di dalam pesawat. Dengan demikan, penumpang lain jadi terganggu karena cekcok dulu dengan petugas dan juga memakan waktu untuk menurunkan barang bagasi penumpang yang sudah masuk ke dalam perut pesawat.

Pesawat yang awalnya sudah delayed selama 40 menit, dengan adanya cekcok dalam pesawat, jadwal lepas landas ditunda lagi sekitar satu jam kemudian. Semua penumpang jadi marah-marah kepada pemuda tersebut yang tidak sabar dan tentunya tidak dewasa dengan situasi dan kondisi yang ada. 

Peristiwa di kounter check-in dan kejadian sikap kasar penumpang di dalam pesawat merupakan bukti bahwa masih banyak dari kita yang belum benar-benar menjiwai tradisi ketimuran yang menjunjung tinggi adat istiadat dan sopan santun.(*)

Palembang: 22062018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun