Di tengah-tengah puluhan mahasiswa Universitas Terbuka Pokjar Kuala Lumpur (UTKL) yang terhimpun dalam organisasi Keluarga Mahasiswa Nahdhatul Ulama (KMNU), di dalam sebuah Mushollah di daerah Chowkit, Kuala Lumpur, Minggu (3/6/2018).Â
Saya hadir bersama Ustadz Lazif, pengurus NU cabang istimewa Malaysia, Pak Jhon, Pak Ben, dan Pak Edy wakil komunitas Katolik Indonesia di Malaysia serta Mas Nur yang mewakili pengurus PPI-UTKL.
Ustadz Lazif tentu untuk mengisi tausiah puasa, sementara saya diamanahkan memberikan sambutan selaku Koordinator UT se-Malaysia, manakala ketiga saudara umat Katolik datang ikut meramaikan acara dan membawa misi persaudaraan bahwa mereka di perantauan sangat menghargai serta menjungjung tinggi nilai-nilai keberagaman dan kebersamaan.
Setelah berbuka, saya dan Pak Jhon serta kawan yang lain yang masing-masing berasal dari Flores, Ende, dan Larantuka NTT itu berbincang banyak hal terkait masalah di perantauan. Kami sepakat bahwa perlu selalu ada kegiatan penguatan hubungan antar sesama warga Indonesia di perantauan tanpa harus melihat suku dan keyakinan agama.
Apa yang dilakukan oleh pengurus KMNU-UTKL mengundang masyarakat Indonesia di Kuala Lumpur termasuk saudara non muslim untuk menikmati kebersamaan saat berbuka puasa tentu patut diacungi jempol.
Acara yang baik dan berdampak positif karena baik kami sebagai umat Islam mau pun Pak Jhon dan kawan-kawannya sama-sama menikmati hidangan berbuka puasa yang disediakan oleh pengurus KMNU-UTKL.Â
Tentu kami berharap kebersamaan ini senantiasa terus terjalin dan dapat benar-benar menghayati serta menjiwai semangat keberagaman dalam berbangsa dan bernegara yang bermartabat.(*)
Sekadar berbagi dari kegiatan KMNU-UTKL di Malaysia.
KL: 04062018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H