KOMPASIANA senantiasa berupaya menciptakan suasana bermedia yang menyenangkan. Pernah suatu ketika saya menulis tentang statistik Kompasiana yang mempengaruhi semangat menulis para penulis lama dan baru untuk menuangkan ide-ide mereka dan kemudian berbagi melalui konsep beyond blogging ini.
Lewat tulisan ini, saya ingin mengomentari pengaruh positif pemberian "rating" dan "komentar" terhadap artikel di Kompasiana. Dulu pernah saya bahas tentang seorang penulis mula yang hanya sempat posting satu judul artikel saja. Selanjutnya hilang dari Kompasiana hanya gara-gara si pemberi rating pertama di artikelnya dengan rating TIDAK MENARIK. Tentu dia merasa terganggu karena dengan susah payah menulis tiba-tiba muncul rating pertama yang tidak enak dilihat.
***
Sekarang bukan rating "tidak menarik" yang akan saya bahas tetapi kesan positif rating dan komentar dari pembaca atau penulis lain di Kompasiana yang bisa melahirkan ide baru dengan semangat yang tinggi untuk mengolah ide tersebut hingga jadi sebuah artikel yang bisa dikonsumsi oleh para pembaca.
Yang saya alami di bulan April ini, ada dua artikel saya hasilkan dari komentar pembaca. Sebut saja komentar Kompasianer Susy Haryawan yang mempertanyakan apakah ada black campaign di Malaysia? Pertanyaan tersebut menggelitik saya untuk menghasilkan sebuah artikel baru tentang kampanye hitam seperti yang telah saya posting dengan link: https://www.kompasiana.com/thsalengke/5ad3f323f1334458e455a062/black-campaign-warnai-politik-malaysia
Setelah saya posting artikel "Black Campaign Warnai Politik Malaysia," dikomentari pula oleh Kompasianer Afifuddin Lubis bahwa dengan turun gunungnya politikus senior Malaysia--Mahathir Mohammad--akan dengan sendirinya publik dapat mengukur pengaruh Mahatir di ajang politik Malaysia saat ini. Maka dari itu, saya mencoba untuk menulis artikel baru dengan tautan sebagai berikut: https://www.kompasiana.com/thsalengke/5ad7eb77f133447ae3222654/mengukur-pengaruh-mahathir-mohamad-di-pemilu-ke-14-malaysia
Beberapa waktu sebelum ini, ada komentar dari Kompasianer Tilaria Pandika untuk menulis artikel terkait "Orang Flores di Malaysia." Saya tertarik untuk menuliskannya walau sebelumnya sama sekali tidak terpikir akan hal ini. Tetapi karena belum cukup data, maka hingga saat ini belum bisa saya realisasikannya. Semoga dalam waktu dekat saya bisa menulis khusus keberadaan orang Flores di Malaysia seperti yang disusulakan Pak Tilaria Pandika.
***
Intinya, kita sebagai penulis jelas sekali sangat memerlukan dukungan orang lain, terutama dari para pembaca yang telah membaca tulisan kita. Komentar yang baik atau tidak baik semuanya adalah koreksian yang harus kita terima dengan lapang dada supaya kita senantiasa dapat meningkatkan kemampuan diri dalam menulis dan berkarya.(*)
Sekadar berbagi.
Temerloh: 22042018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H