Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kamu yang Kuharapkan!

11 Oktober 2017   21:24 Diperbarui: 12 Oktober 2017   08:50 1192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang jurnalis, Emma Larkin, ia menulis dalam bukunya "Every thing is broken," karena Emma melihat sisi suramnya hidup di bumi yang dulu bernama Burma. Langit Burma tidak lagi biru karena setiap hari awan hitam menghalangi sinar mentari menerpa bumi.

Kutahu, apa yang terjadi di negaramu bercampur aduk masalah agama, ekonomi, dan sosial. Yang pasti adalah dominasi ras yang oleh dunia mengistilahkan sebagai indigenous superordinant.

Segalanya belumlah terlambat untukmu kembali tampil berbuat seperi kamu yang dulu, menentang ketidakadilan.

Kamulah yang aku dan dunia harapkan untuk berbuat sesuai amanat gelar terhormat yang kamu terima pada tahun 1991 itu.

Berbuat! Jangalah lihat agama, warna kulit, dan sebab mereka sebagai kaum pendatang, tetapi lihatlah orang Rohingnya sebagai saudara secara totalitas.

Sekarang hampir setengah juta wargamu kelaparan di pelariannya. Lihatlah anak kecil yang terisak sedih karena kedua orang tuanya meninggal dunia, dengarlah rintihan seorang ibu muda yang dadanya sesak karena suami dan anaknya menemui ajal dengan cara mengenaskan. Selamilah derita kakek dan nenek tua yang lumpuh terpaksa ditandu untuk mengungsi mencari rasa aman.

Mereka yang kulitnya tidak sama dengan kaum mayoritas di negerimu kini terusir dari negeri sendiri, karena takut dibunuh oleh pasukan keamanan Myanmar dan militan radikal Budha. Kini minoritas Rohingya tersiksa karena hilang tempat tinggal, dalam ketakutan dan sedikit harap, mereka menyeberangi sungai yang deras, tak sedikit yang sanggup menumpang perahu kecil yang sesak menyeberangi lautan ke negara sahabat untuk mencari belas kasih bernama "suaka."

Kini kamu terkesan diam dan tidak berbuat banyak. Berbuatlah wahai pejuang sejati, demi rasa kemanusiaan itu, kamulah orangnya yang paling sesuai mengembalikan segalanya di negerimu, karena tampuk kuasaan kini sudah berada di tanganmu.

Dok.CBC.Ca
Dok.CBC.Ca
Harapan rakyat kecil dari negeri sahabat.

KL: 11102017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun