Diakui atau tidak, pengaruh klan Shinawatra masih sangat berpengaruh di panggung politik Negeri Gajah Putih. Kudeta berdarah, perampasan aset keluarga Shinawatra tak menyurutkan kesetiaan pendukung politik duo Shinawatra yang sama-sama pernah duduk di kursi pemerintahan Thailand ini.
Kuatnya pengaruh militer di Thailand yang dibuktikan dengan beberapa seri kudeta, baik yang berdarah maupun tidak, bisa melumpuhkan estapet politik keluarga Shinawatra kedepan. Upaya menjerat Yingluck atas kesalahan pidana korupsi dan penyalahgunaaan kekuasaan, akan sangat berpotensi pada penghapusan pengaruh klan Shinawatra dari panggung politik Thailand.
Jumat (25/8) lalu, Mahkamah Agung Thailand telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Yingluck setelah tidak hadir dalam sidang putusan kasus yang mengancam dirinya dibui selama 10 tahun. Mempertimbangkan permohonan pengacara Yingluck, Mahkamah Agung Thailand kembali menunda sidang putusan kasus tersebut ke tanggal 27 September 2017.
Absennya Yingluck dalam sidang putusan pekan lalu menimbulkan reaksi keras para penguasa di Thailand. Bahkan Deputi Perdana Menteri Prawit Wongsuwan dengan penuh sangsi bahwa Yingluck tidak benar-benar sakit melain sudah melarikan diri.
**
Yang pasti pemerintah Thailand akan bekerja keras membuktikan bahawa Yingluck benar-benar bersalah dalam kasus skema subsidi beras bagi orang kampung di Thailand.Â
Intelijen Thailand harus benar-benar bisa melacak rute perjalanan Yingluck seandainya dia benar-benar sudah meninggalkan negaranya. Tentu kasus ini akan melibatkan negara tetangga yakni Kamboja yang santer disebut-sebut dilalui oleh Yingluck. PM kamboja Hun Sen langsung angkat bicara dan menafikan tuduhan tersebut. "Tidak ada data yang menunjukkan Yingluck singgah di Kamboja," tegas Hun Sen seperti dilangsir media setempat.
Opini publik Thailand dan bahkan dunia cenderung tergiring bahwa Perdana Menteri perempuan pertama Thailand itu benar-benar sudah meninggalkan negaranya dan kini berada di Dubai, Uni Emirat Arab. Hampir tidak ada suara santer yang mengatakan bahwa Yingluck masih bersembunyi dalam negaranya dibawah perlindungan Partai Puea Thai yang pernah dipimpinnya.
Tanggal 27 September 2017 mendatang akan membuktikan keputusan terhadap tuduhan keatas Yingluck yang selama ini disangkalnya. Apakah Yingluck berani hadir di Mahkamah Agung Thailand atau membiarkan saja kasusnya bergulir hanya mengandalkan pembelaan dari pengacaranya?
Hadir atau tidaknya Yingluck pada hari diputuskan kasusnya akan menjadi penentu sikap dan posisi Yingluck dengan negaranya kedepan. Apabila dia benar-benar tidak hadir, maka itu petanda dia akan mengikuti jejak saudara kandungnya Thaksin Shinawatra yang meninggalkan negaranya tahun 2008 karena tidak mau dibui.(*)
Sekadar pengamatan ringan tetang kasus menghilangnya politikus cantik dari Negeri Gajah Putih.