Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Malaysia Sudah Minta Maaf, Jangan Permalukan Diri di Media Sosial

20 Agustus 2017   17:53 Diperbarui: 21 Agustus 2017   14:10 4300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo resmi SEA Games Kuala Lumpur 2017

Gegap gempita peresmian SEA Games ke-29 di Stadion Bukit Jalil Kuala Lumpur, Sabtu 19 Agustus 2017 malam, membuat semua mata yang memandang baik langsung maupun lewat kaca televisi akan berdecak kagum. Sebuah hajat besar berskala internasional yang mengusung tema "Bersama Kita Juara" menunjukkan niat baik Malaysia sebagai tuan rumah untuk merajut persahabatan dan menyatukan komunitas rantau ASEAN melalui ajang olahraga.

Namun demikian, dalam kemeriahan itu, panitia penyelenggara telah mempermalukan dirinya sendiri dan lebih lagi pemerintah Malaysia merasa sangat malu karena keteledoran panitia memasang gambar bendera Indonesia dalam posisi terbalik di buku panduan SEA Games 2017. Kesalahan lain juga terjadi pada penempatan bendera negara Thailand sebagai juara umum 2011 yang seharusnya bendera Indonesia.

MalaysiaGazette.com
MalaysiaGazette.com
Malaysia sudah malu, jangan kita ikut mempermalukan diri sendiri

Kini Malaysia sudah sangat malu kepada dunia Internasional karena jelas saat ini semua mata sedang tertuju kepada negara di ujung benua Asia ini. Tanpa kita protes dan ribut pun, mereka akan memohon dengan segala kerendahan hati karena mereka ingin sekali agar perhelatan akbar yang sedang berlangsung di negaranya benar-benar sempurna tanpa cela.

Bagaimana menyikapi pemerintah dan masyarakat Indonesia yang selama ini sering disebut-sebut sebagai negara sahabat, negara serumpun dan negara yang bersaudara ibarat Abang-Adik? Tentu tak tergambarkan, kepada dunia saja malu karena akan dinilai tidak profesional menyikapi bendera negara lain, apatah lagi kepada pemerintah dan masyarakat Indonesia yang merasa harga dirinya "dilecehkan", tentu Malaysia merasa sangat malu dan bersalah.

Dalam hal ini, pemerintah dan rakyat Indonesia sangat pantas sekali untuk kecewa dan marah. Wajar kalau sudah ribut di media sosial karena itulah cara yang bisa dilakukan oleh masyarakat secara spontan. Hal demikian bisa dilihat apabila terjadi sebaliknya, pemerintah dan rakyat Malaysia juga akan kecewa dan marah berbuntut protes bila bendera mereka dipasang dalam posisi terbalik.

**
Namun jujur, saya pribadi merasa kurang nyaman dengan reaksi spontan Menteri Imam Nahrawi yang menyuarakan kekecewaan tersebut melalui media sosial yang tak ubahnya dengan masyarakat kecil yang protes lewat media sosial karena tidak bisa melayangkan nota protes resmi. Sebagai seorang menteri tidak sepantasnya mengutarakan kekecewaan seperti itu melalui akun pribadi di media sosial karena yang paling tepat adalah lewat konferensi pers dan nota diplomatik.

Berkicau lewat media sosial tak ubahnya sikap ABG yang galau dan kecewa atas sikap temannya yang semena-mena ke atas dirinya. Saya yakin kicauan Menteri Imam Nahrawi akan menimbulkan reaksi yang "kacau" dari berbagai lapisan masyarakat yang sama sekali tanpa mempertimbangkan dasar kekeliruan yang alaupun bagi saya pribadi Malaysia telah melakukan kesalahan fatal.

Kalau seandainya kita mendiamkan saja permohonan maaf Malaysia, itu cukup akan membuat Malaysia merasa salah kaprah semakin gamang dan terpukul. Apabila kita semakin "meracau" di media sosial, maka sama dengan kita mempermalukan diri sendiri.

Sekarang apa yang saya katakan di atas sudah terjadi, media sosial sudah ramai dan bahkan perang mediapun tidak dapat dielakkan. Yang diisukan dalam media sosial bukan saja masalah bendera posisi terbalik namun sudah merambat ke sebutan "indon", "malingsia", "ganyang Malaysia" dan sebagainya.

TimesIndonesia.com
TimesIndonesia.com
Deep apology

Panitia penyelenggara melalui Menteri Pemudan dan Olahraga Khairy Jamaluddin telah merespons langsung Twitter Menpora RI Imam Nahrawi dan juga melalui saluran resmi lainnya.

Pada hari ini, Minggu 20 Agustus 2017 Menteri Luar Negeri Malaysia, Anifah Aman telah merilis pernayataan resmi sikap dan permohonan maaf dari semua pihak baik panitia, pemerintah dan juga rakyat Malaysia.

Rilis permohonan maaf Menlu Malaysia. Dok.KBRI-KL
Rilis permohonan maaf Menlu Malaysia. Dok.KBRI-KL
Harapan terbesar dari permohan maaf yang sedalam-dalamnya ini agar jangan sampai mengganggu perayaan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Malaysia hanya dengan kesalahan ini.

Merespons kejadian ini, Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur juga segera mengeluarkan rilis resmi yang menegaskan bahwa Menlu dan Menpora kedua negara telah melakukan komunikasi yang intinya Indonesia menuntut Malaysia memohon maaf secara resmi dan Malaysia mengaku akan menarik semua buku panduan SEA Games tersebut untuk dicetak ulang dan diedarkan kembali kepada mereka yang berhak menerimanya pada kesempatan pertama.

Rilis tanggapan KBRI Kuala Lumpur. Dok.Pensos KBRI-KL.
Rilis tanggapan KBRI Kuala Lumpur. Dok.Pensos KBRI-KL.
SEA game harus terus berlangsung dan atlet Indonesia harus terus berjuang

Diterima atau tidak permohonan maaf ini, itu tergantung kepada pemerintah dan masyarakat Indonesia. Sebaiknya kita tumpukan kepada jalannya SEA Games dan mendukung sepenuhnya atlet kita yang sedang berlaga.

Kasus kecerobohan panitia penyelenggara SEA Games 2017 jelas membuat kontingen Indonesia terganggu, dan itu sangat wajar sekali, namun SEA Games harus terus berlangsung dan atlet Indonesia harus terus berjuang memburu medali untuk membalas kekecewaan itu dengan kemenangan besar.

Kasus fatal ini bagi siapa saja pasti merasa tidak nyaman. Semua pihak dan kepada semua negara ASEAN, ini menjadi pelajaran berharga supaya lebih hati-hati terutama terkait lambang negara dan data.

Siapa saja bisa salah dan khilaf, tetapi bukan berarti siapa saja boleh melakukan kesalahan dan kehilafan yang akhirnya hanya cukup dengan kata "maaf" untuk diredahkan karena peristiwa ini selamanya akan teringat.

Apa yang dialami Indonesia saat ini akan sangat mengganggu perjalanan sejarah SEA Games kedepan karena kasus ini bukan lagi ibarat sebutir pasir dalam sepatu namun bisa mencoreng nama baik dan harga diri sebuah bangsa berdaulat.(*)

Ayo tetap semangat, salam SEA Games dan salam untuk masyarakat ASEAN yang bersahabat.

KL:20082017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun